View Full Version
Sabtu, 09 Jun 2018

Islamophobia Akut di Negeri Mayoritas Muslim

Oleh:

Diah Sartika

Pegiat Sosmed tinggal di Balikpapan, Kalimantan Timur

 

SEDIH mengikuti pemberitaan di negeri tercinta. Negeri yang mayoritas muslim bak hidup di negeri asing. Perlakuan terhadap para ulama, para ustadz diperkusi dan dikriminalisasi menyakiti perasaan umat Islam. Berlanjut perlakuan kepada para santri pesantren dan dakwahnya juga menambah sakit di dada karena dicurigai menjadi bibit teroris. Ditambah munculnya data 7 PTN yang sudah terpapar paham radikalisme versi BNPT (cnnindonesia.com).

Kecurigaan menjalar pada kampus dengan mahasiswa dan dosennya. Belum lagi kepada partai politik dan ormas islam dengan para aktivisnya, pemeriksaan ketat di publik pada muslim/muslimah yang berpakaian tertutup rapat, lebar dan bercadar. Turut curiga pada sekolah-sekolah dengan rohisnya. Pasca bom surabaya, kecurigaan hingga ke keluarga dengan kaum perempuan dan anak-anaknya. Kini homeschooling pun difitnah menjadi ladang semaian benih terorisme. Hal ini membuktikan daftar panjang fitnah, kriminalisasi terhadap Islam dan bukti rezim mengidap islamophobia akut.

Ketakutan terhadap ajaran Islam/ islamophobia sejatinya tak berdasar, tak ada bukti dan hanya fitnah. Karena ajaran Islam sangat bertentangan dengan paham kekerasan dan teror.Allah berfirman : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk  (TQS. An- Nahl : 125).

Ketika teror dan kekerasan sangat ditentang dalam Islam, bagaimana mungkin perbuatan teror dan kekerasan dilakukan oleh muslim yang paham hal tersebut ?. Seharusnya ini tidak memalingkan kita dari ajaran Islam yang mulia, apalagi takut dan curiga terhadap agama yang diridhoi Allah. Jangan pula islamophobia ini memalingkan kita dari problem dasar bangsa ini yang bukan dari Islam. Problem dasar bangsa ini karena diberlakukan nya sekulerisme – memisahkan aturan agama dari kehidupan - dalam seluruh kehidupan umat. Khamr/ miras tidak boleh diminum di masjid tapi boleh di tempat-tempat club, kafe dan lainnya. Hingga mabuk melakukan pemerkosaan, pembunuhan. Berzina/seks bebas tidak boleh di masjid tapi boleh di tempat lain dan tidak ada sanksi atas perilaku suka sama suka.

Kemiskinan masih menjadi problem utama, tak dijaminnya kebutuhan dasar rakyat dan dibiarkan memenuhi sendiri. Serta sistem kapitalisme yang makin menggurita negeri ini, naiknya gaji para penguasa, terjaminnya kehidupan mereka padahal mereka pelayan rakyat yang seharusnya memastikan rakyat harus sejahtera. Semua kerusakan  itu nampak sangat jelas dengan telanjang mata akibat diterapkannya aturan yang mementingkan segelintir orang. Atau apakah kerusakan itu semua karena diberlakukan nya syariat Islam ?

Sebagai muslim yang meyakini Islam adalah agama yang diridhoi Allah. Agama yang damai, agama yang sempurna, agama yang merupakan ajaran terakhir hingga akhir zaman, maka sudah seharusnya kita tidak boleh latah menjadi Islamophobia. Sebaliknya, kita harus menyadarkan masyarakat bahwa tidak satupun ajaran Islam akan mendatangkan mudhorot (kerusakan). Pahamkan Islam kaffah agar masyarakat sadar bagaimana gambaran kehidupan Islam yang sebenarnya. Merujuk pada Rasulullah SAW ketika menerapkan Islam kaffah di Madinah tidak satu pun kerusakan yang ditimbulkan.

Begitu pula pada masa khulafaur rasyidin, sehingga tidak ada yang perlu ditakuti, dicurigai atau dihindari. Seharusnya lebih dalam lagi mempelajari Islam secara kaffah atau menyeluruh. Dan juga menyadarkan umat bahwa masalah terbesar bangsa ini adalah karena diberlakukannya sistem kapitalisme yang hanya mengurusi para pemilik modal dan hanya mengurusi kepentingan-kepentingan mereka sendiri saja.*

Pegiat Sosmed


latestnews

View Full Version