View Full Version
Senin, 20 Aug 2018

Bagaimana Kudeta Gagal di Turki Berimbas pada Suriah

ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Melihat kembali hari Jum'at (15/7/2016) malam, seluruh upaya kudeta oleh bagian-bagian kecil dari Angkatan Bersenjata Turki terhadap pemerintah pimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan hanya berlangsung 6 jam. Setelah itu, stabilitas di Istanbul dan Ankara sebagian besar dipulihkan dan pembersihan untuk para dalang dan pendukung kudeta yang gagal terus berlangsung.

Bagaimanapun, bahkan dalam waktu singkat ketidakpastian saat kudeta berlangsung, kelompok pejuang oposisi Suriah seperti Ahrar al-Sham memposting pesan di Twitter dan halaman masing-masing, mengutuk pemberontak dan mengekspresikan dukungan mereka bagi pemerintah Turki yang terpilih. Keesokan paginya, warga sipil di daerah Suriah dekat perbatasan terpanggil untuk menunjukkan dukungan mereka bagi pemerintah Erdogan, yang mereka lakukan dalam jumlah besar. Ini hanya beberapa bukti bahwa upaya kudeta di Turki itu diikuti dengan seksama oleh pasukan oposisi Suriah dan orang-orang yang tinggal di daerah bebas dari cengkraman rezim teroris Assad di negara itu. Mereka tahu hasilnya sebagian besar akan mempengaruhi perlawanan yang sedang berlangsung melawan rezim Assad dan sekutunya di Suriah.

Turki dikenal sebagai rute pasokan utama bagi barang-barang untuk kebutuhan warga ke daerah Suriah yang dikuasai oposisi. Sebagian besar pasokan ke provinsi Idlib, Hama dan Aleppo masuk ke Suriah dari wilayah tetangganya di utara. Presiden Erdogan sendiri selalu menyatakan dukungan untuk pejuang oposisi melawan diktator Bashar al-Assad dan gengnya. Dia telah menyerukan masyarakat internasional lebih dari sekali untuk memasok pejuang oposisi Suriah dengan apa yang dibutuhkan untuk menjaga perlawanan dan banyak pejuang oposisi Suriah yang diajak bicara menjelaskan kebijakan Erdogan terhadap Suriah sebagai penyebab utama mereka masih bisa melanjutkan perjuangan melawan rezim genosida di Damaskus.

Jadi, sebuah kudeta sukses di Turki tentu akan membawa risiko pergeseran kebijakan terhadap Suriah secara umum dan pada pasukan pejuang oposisi Suriah pada khususnya. Meskipun belum sempurna diketahui siapa di balik kudeta di Turki, banyak analis berpendapat bahwa satuan-satuan tentara yang memberontak menggambarkan diri mereka sebagai "sekuler", sebuah label yang rezim Assad juga klaim untuk diri mereka sendiri. Jadi kudeta sukses dan pergeseran kekuatan dalam mendukung kekuatan-kekuatan ini akan memiliki risiko memiliki sebuah pihak berwenang (di Turki) yang lebih ramah kepada Assad dan dukungan yang kurang untuk kelompok-kelompok pejuang oposisi Suriah.

Untuk faksi oposisi Suriah, kudeta yang gagal tampaknya menjadi kesempatan terbaik untuk lebih mengandalkan pendekatan kebijakan yang mendukung dari Ankara dan menjaga aliran penting dari item-item dari Turki ke Suriah. Bahkan di luar melanjutkan pendekatan kebijakannya saat ini terhadap Suriah, Presiden Turki Erdogan bisa merasa didorong oleh dukungan besar rakyat pada jam-jam dan hari-hari setelah kudeta gagal untuk mengintensifkan upaya dan meningkatkan dukungan untuk oposisi Suriah. (st/orient)


latestnews

View Full Version