View Full Version
Ahad, 02 Sep 2018

Jalan Tengah Wajah Sekulerisme

Oleh:

Rut Sri Wahyuningsih

Pengasuh Grup Online Obrolan Wanita Islamis (BROWNIS)

 

THE 7TH WORLD PEACE FORUM (WPF) telah dilangsungkan pada 14 sampai 16 Agustus 2018 di Jakarta. Forum resmi ditutup pada Selasa siang (16/08/2018) oleh Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan Peradaban, Din Syamsuddin.  Forum dialog dan diskusi mengangkat gagasan “Jalan Tengah untuk Peradaban Dunia” disambut baik peserta. Butir-butir ide dari forum ini pun disajikan dalam Pesan Jakarta (Jakarta Messege) yang dideklarasikan di penghujung acara yang dibacakan langsung oleh Din Syamsuddin. Pesan Jakarta berisikan komitmen peserta yang mewakili lebih 40 negara untuk merealisasikan jalan tengah dalam segala bidang kehidupan baik itu ekonomi, politik, sosial, budaya hingga beragama.

Jakarta Messege juga berisi komitmen masing-masing delegasi untuk mendorong setiap negara-bangsa, pemimpin agama, akademisi, cendekiawan, guru, generasi muda, pemangku kepentingan termasuk rakyat sipil dan media untuk mengambil inisiatif meluncurkan gerakan global pada pelaksanaan guna meimplementasikan Jalan Tengah di komunitas mereka masing-masing (KIBLAT.NET/17/8/2018).

Sungguh, jalan tengah,  adalah kata yang menyesatkan.  Dan ide ini  bukan hal yang baru, mengaitkannya sebagai jalan meraih peradaban yang lebih baik  adalah sungguh naif. Karena  kita bisa melihat  secara jelas bagaimana ketika ide pluralisme sebagai salah satu efek dari jalan tengah menjadi pemecah persoalan antar agama. Menganggap Islam sama dengan semua agama. Sehingga muncul forum yang disebut lintas agama. Akibatnya Islam dikebiri dengan keji, diambil nilai-nilainya. Diambil aspek ibadahnya saja dan bukan politiknya.  Dan Islam tak lagi menjadi arah pandang,  yang terjadi seseorang  cukup berstatus  Islam, namun ketika Islam menuntut pemeluknya untuk kaffah, malah dikriminalkan karena dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam itu sendiri.

Jalan tengah juga melahirkan ide kebebasan, baik kebebasan beribadah, kebebasan berprilaku dan kebebasan kepemilikan sehingga  diambillah  sistem demokrasi, sebuah sistem politik untuk menyelesaikan persoalan manusia yang bersumber dari manusia itu sendiri. Meniadakan campur tangan Allah, sang Pencipta dan Pengatur. Manusiapun bergerak dan beramal berdasarkan aturan yang mereka buat sendiri, maka timbullah persoalan baru, kriminal meningkat, hilangnya rasa aman, hilangnya kehormatan perempuan, hilangnya nasab bagi seorang anak, dan lain-lain yang makin sulit diselesaikan.

Istilah jalan tengah atau yang lebih  populer disebut kompromi atau sekulerisme  adalah  sebuah konsep yang memisahkan antara negara dan agama (state and religion).  Bahwa negara merupakan lembaga yang mengurusi tatatanan hidup yang bersifat duniawi dan tidak ada hubungannya dengan yang berbau akhirat, sedangkan agama adalah lembaga yang hanya mengatur hubungan manusia dengan hal-hal yang bersifat metafisis dan bersifat spiritual, seperti hubungan manusia dengan tuhan.

Sejarah munculnya sekularisme sebenarnya merupakan bentuk kekecewaan (mosi tidak percaya) masyarakat Eropa kepada gereja saat itu (abad 15) karena dominasi sosio-ekonomi dan cultural dan tindakan refresi terhadap penggunaan tafsir (juga: pengetahuan) diluar gereja. Sedangkan inti ajaran dari sekulerisme mencakup Penidak-keramatan alam, Desakralisasi Politik dan Dekonsekrasi Nilai ( zakiracut.wordpress.com)

Maka jalan tengah jelas ide yang bathil, yang  akan meracuni pemikiran manusia. Belum terbukti sejak kelahirannya hingga hari ini mampu memuliakan manusia. Karena bertentangan dengan fitrah manusia.  Secara fitrah manusia adalah makhluk bagi sang penciptaNya. Tentu memiliki sifat-sifat sebagaimana makhluk yang lainnya. Yaitu  terbatas, membutuhkan kepada yang  lain dan tentunya fana. Lantas bagaimana ia mampu mengetahui baik buruknya sesuatu jika tanpa pemberitahuan   dari  yang maha hidup? Allah berfirman dalam Quran Surat  An-Nisā 4: 14 yang artinya:

"Dan barang siapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya dan melanggar batas-batas hukum-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka, dia kekal di dalamnya dan dia akan mendapat azab yang menghinakan".

Islam mengharamkan sikap mengambil  jalan tengah ini,  semata-mata karena Allah telah menetapkannya sebagai standar perbuatan setiap individu adalah halal dan haram maka tidak ada pilihan lain bagi pemeluknya. Menolak ide jalan tengah ini tanpa kompromi lagi adalah keharusan. Karena jelas-jelas ini adalah ide orang-orang yang jumud bahkan benci dengan Islam. Islam  adalah tonggak di mana dengannya seorang muslim harus menancapkan setiap amal perbuatannya di dunia ini, karena ia beriman akan ada penghisaban di hari akhir.

Rasulullah sebagai suri tauladan kita, telah menancapkan sebuah peradaban yang mulia, yang menjadi mercusuar peradaban gemilang tiada banding. Hanya dilandasi oleh akidah Islamiyah. Hanya mentauhidkan Allah, tidak ada sedikitpun  celah bagi manusia untuk mengambil milah yang lainnya. Berlanjut kepada Khulafaur Rasyidin dan para tabiut tabiin  selanjutnya. Dan berakhir di Turki Ustmani.

Akankah kita masih harus diam membiarkan jalan tengah tersebar lebih luas lagi? Bagaimana dengan pertanggung jawaban kita dihadapan Allah kelak? Padahal tiada kemenangan yang paling agung bagi yang beriman kepada Allah dan RasulNya dan hari akhir kecuali bagi mereka yang taat. Wallahu a'lam bishawab.*


latestnews

View Full Version