Oleh: Sitti Komariah, S. Pd. I
(Muslimah Media Konda & Member AMK)
Duka kaum muslimin seakan tiada habisnya, penindasan demi penindasan di berbagai belahan dunia terus terjadi. Setelah muslim Rohingya, Syria, Palestina, Iraq, Bosnia, dan lain sebagainya, kini muslim Uighur kembali menambah panjang deretan penderitaan kaum muslim.
Sebagaimana dilansir hidayatullah.com- lebih dari 1 juta tahanan yang kebanyakan etnis Uighur terus ditahan di Kamp Pendidikan Ulang di China Barat, menurut Kepala Komisi Eksekutif Kongkres China (CECC).
Pejabat Partai Komunis China (PKC) mengatakan penahanan massal di kalangan penduduk Uighur yang mayoritas beragama Islam adalah bagian dari langkah-langkah yang menurutnya ‘menindak terorisme’ ‘ekstrimisme agama’ dan ‘separatisme’ di negara itu. PKC telah mengunakan alasan potensi “ancaman ekstrim” untuk membenarkan pengawasan ketat dan penindasan terhadap etnis Uighur dan kelompok minoritas muslim lainnya di wilayah Xinjiang.
The Epoch Times mengungkapkan upaya oleh pihak berwenang China untuk menelanjangi para tahanan Uighur dari budaya dan bahasa mereka, memaksa mereka untuk mencela keyakinan mereka sendiri dan berjanji setia kepada PKC dan pemimpinnya.
Menurut salah seorang tahanan yang bebas dari Kamp Pendidikan tersebut mengungkapkan metode penyiksaan yang dilakukan di Kamp Pendidikan Ulang sangatlah tidak manusiawi dan tidak tertahankan, para tahanan dirantai seperti binatang, dipaksa makan daging babi dan minum khamer, kemudian mereka dipukuli sampai tubuh mereka bengkak dan menungkan darah, disetrika tubuhnya, dimasukan kedalam air dengan cara digantung kaki di atas dan kepala dibawah, dicabut giginya dengan paksa, dan lain sebagainya. Nauzuubillah.
Bukan hanya itu saja mereka dicuci otaknya untuk meningalkan agama dan keyakinannya, bahkan para wanita muda Uighur diperkosa setiap hari oleh pejabat PKC secara bergantian di Kamp-Kamp dan dapat dibunuh jika mereka menolak, serta dipaksa menikah dengan suku ‘Han’ untuk menghapus etnis muslim Uighur. Sehingga banyak korban yang meningal akibat dari penindasan yang dilakukan oleh Komunis China.
Inilah potret buram kekejian kaum komunis China terhadap muslim Uighur, mereka tidak lagi memiliki pri kemanusiaan, mereka tidak lagi menghargai keberagaman agama, mereka hanya ingin semua muslim tunduk dan meninggalkan keyakinan mereka dan beralih kepada sistem komunis yang mereka ciptakan.
Dimana sistem komunis yang tidak lagi mengakui adanya Sang Pencipta (Allah), dan tidak lagi menghargai adanya agama karena mereka mengangap agama merupakan candu bagi mereka, sehingga mereka berupaya untuk menghapuskan seluruh kaum muslim untuk tetap berjaya di muka bumi dengan melakukan berbagai penindasan yang tidak manusiawi dan terhina.
Derita muslim Uighur merupakan derita seluruh muslim di dunia, karena sesungguhnya semua umat muslim dimanapun merupakan saudara. Sebagaimana sabda Rasulullah “Sesungguhnya Muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Ia tidak menzaliminya, dan tidak menyerahkannya (kepada orang yang menzaliminya), (HR. al-Bukhari).
Mereka telah lama menjerit dan meminta pertolongan dari para penguasa negara muslim untuk membebaskan mereka dari berbagai penindasan dan genosida yang mereka alami. Namun seluruh dunia muslim seakan diam tak berdaya, mereka hanya melakukan kecaman-kecaman tanpa ada yang bergerak dan mengangkat senjata untuk menghentikan penindasan Partai Komunis China terhadap muslim Uighur.
Organisasi Internasional HAM seakan tumpul seketika saat Hak Asasi Manusia (HAM) tersebut menimpa kaum muslimin. Bahkan PBB pun sebagai lembaga Pedamaian Internasional tak mampu untuk menghentikan genosida yang terjadi terhadap kaum muslim Uighur. Padahal seharusnya darah dan kehormatan seorang muslim sangatlah berarti dan harus dijaga oleh para penguasa negeri muslim.
Derita dan genosida yang terjadi terhadap seluruh kaum muslim di dunia tidak akan pernah tuntas, jika sistem Islam tidak diterapkan dalam sendi-sendi kehidupan manusia, karena hanya Islamlah yang mampu menjaga dan melindungi nyawa, dan kehormatan kaum muslimin. Sistem Islam tidak akan membiarkan satu nyawa pun melayang dengan sia-sia.
Sebagaimana sabda Rasulullah “Lebih baik hancurnya Ka’bah daripada matinya seorang muslim”. Dan ditegaskan Allah dalam firman-Nya “Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu’min dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya” (QS. An-Nisa : 93).
Begitupun kepemimpinan Islam juga akan menjaga kehormatan seorang muslimah sebagaimana kisah heroik pada masa kekhalifahan Al-Mu’tasim Billah, khalifah kedelapan dinasti Abbasiyah dalam membela kehormatan muslimah dan kehormatan Islam.
Pada saat itu ada seorang muslimah dengan pakaian rapi dan menutup seluruh auratnya sedang berbelanja. Namun orang Romawi mengaitkan pakaian wanita tersebut kepada sesuatu, sehingga pada saat wanita itu bergerak, tersingkaplah auratnya. Kemudian wanita tersebut berteriak dan memangil, Waa Mu’tasimaah!, yang artinya “dimana kau Mu’tasim, tolonglah aku”.
Saat teriakan wanita tersebut sampai ketelinga khalifah Al-Mu’Tasim. Beliau langsung memerintahkan panglima perang untuk mengumpulkan pasukan untuk memenuhi panggilan wanita itu.
Beribu-ribu pasukan diturunkan, banyak sekali sehingga apabila saat pasukan itu berbaris, maka pasukan terdepan sudah sampai di kota Ammuriyah, sedangkan pasukan yang ada di belakang masih di perbatasan kota Baghdad. Sebegitu seriusnya khalifah Al-Mu’tasim dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang kepala negara yang harus melindugi rakyatnya.
Dan masih banyak lagi kisah-kisah heroik yang tercatat oleh tinta emas dalam pemerintahan Islam guna mensejahterakan rakyatnya, karena kepemimpinan dalam Islam merupakan tangung jawab yang akan dimintai pertangung jawaban, dan seorang pemimpin merupakan perisai dan pelindung bagi rakyatnya “seorang imam (khalifah) memelihara dan mengatur urusannya terhadap rakyatnya” (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu tidak ada jalan lain yang mampu menyelamatkan penderitaan dan genosida kaum muslimin diseluruh dunia baik di Rohingya, Syria, Palestina, maupun di Uighur kecuali dengan menerapkan sistem Islam dalam seluruh sendi-sendi kehidupan umat manusia.
Karena hanya sistem Islam yang mampu dan terbukti melindungi dan menjaga nyawa kaum muslimin, serta menjaga harta, dan kehormatan mereka. Bahkan sistem Islam bukan hanya menjaga nyawa dan kehormatan kaum muslimin, namun nyawa dan kehormatan non muslimpun juga terjaga.
Namun penerapan sistem Islam tidak akan pernah terwujud kecuali dengan adanya penegakkan daulah Islamiyah, yang akan menjadi perisai bagi seluruh kaum muslimin di seluruh dunia.
Oleh karena itu marilah kita gemakan dan gencarkan dakwah Islam agar Islam segera tegak di muka bumi dan mampu mengatasi seluruh problemati umat, dan mampu menjaga nyawa dan kehormatan kaum muslimin. Wallahu a’alam bisshawab. [syahid/voa-islam.com]