Oleh: Harits Abu Ulya (Pengamat Terorisme & Intelijen-CIIA)
Kabar pembebasan murni ustad ABB oleh pemerintah Indonesia mendapatkan respon cepat dari publik negara Australia, ini tampak dari kritik tajam oleh berbagai media terkemuka di Australia. Dan sangat mungkin pemerintah Australia akan mengakomodir reaksi publik dengan mengambil langkah-langkah melalui saluran diplomatiknya untuk menekan pemerintah Indonesia.
Sikap Australia pada rencana pembebasan ustad ABB di awal tahun 2018 juga menolak, dan saat ini juga tidak akan berbeda jauh. Bahkan sangat mungkin Australia akan konsulidasi menggalang dukungan bersama negara-negara mitranya terutama Amerika Serikat untuk melakukan operasi terbuka maupun operasi tertutup melakukan tekanan kepada pemerintah Indonesia.
Dalam kontek ini pemerintah Indonesia dihadapkan tantangan sebagai negara berdaulat tidak boleh tunduk dan membeo apa saja yang dikehendaki negara asing.
Sikap tegas pemerintah Indonesia menjaga kedaulatan optimis akan mendapatkan dukungan luas dari masyarakat Indonesia.
. Sebagai negara tetangga, maka sangat kurang etis ikut campur urusan dapur negara Indonesia.
Indonesia negara hukum, negara berdaulat, seorang ustad ABB sebagai WNI juga sudah jalani semua proses hukum yang berlaku atas semua tuduhan yang di alamatkan kepadanya terkait terorisme. Keadilan model apa yang mau di tuntut dan di ajarkan ke Indonesia??
Analisa saya, pemerintah mengambil keputusan membebaskan ustad ABB secara murni tanpa sarat tidak hanya dikaji pada aspek legal hukum yang berlaku di Indonesia. Pasti juga sudah melalui kajian mendalam menyangkut aspek keamanan. Mengingat beliau adalah sosok sentral dalam pusaran isu terorisme di kawasan Pasifik.
Paling tidak, pemerintah Indonesia melalui alat negara; semua unsur intelijen dan kepolisian akan bekerja memberi garansi menganulir kekawatiran publik bahwa tidak ada dampak terganggunya keamanan atau ancaman serius aksi terorisme sebab bebasnya ustad ABB. Atau ada sistem dan mekanisme untuk membuat ustad ABB terputus dari semua anasir luar diri beliau yang berupaya menyeret-nyeret dan menjebak beliau pada plan terkait aksi terorisme.
Maka dalam konstalasi seperti sekarang, justru yang perlu di waspadai adalah kemungkinan operasi-operasi ilegal intelijen asing yang bekerja melalui jejaring mereka di Indonesia.
Mereka bisa saja dengan bebasnya ustad ABB di jadikan sebagai triger munculnya aksi-aksi terorisme by design intelijen asing. Targetnya memberikan mesagge (pesan) kepada publik untuk mendiskriditkan pemerintah Indonesia bahwa keputusan pembebasan ustad ABB adalah salah atau target yang lebih besar lainnya.
Maka kita berharap tokoh-tokoh masyarakat khususnya umat Islam untuk bijak bersikap, sungguh perdebatan-perdebatan soal bebas murninya ustad ABB bisa menjadi pintu masuk intelijen asing bermain.
Jangan sampai tanpa sadar menjadi proxy dari proyek asing yang dengan mudah mengacak-acak Indonesia melalui taktik pecah belah dan adu domba antar anak bangsa. Intelijen asing punya kekuatan untuk design lahirnya kontraksi sosial politik dalam skala luas di NKRI. Ini early warning untuk Indonesia berdaulat! [syahid/voa-islam.com]