View Full Version
Sabtu, 08 Feb 2020

Dampak Perseteruan OKI-Trump terhadap Palestina

 

Oleh:

Ainul Mizan

Pemerhati Politik

 

PERTEMUAN OKI pada Senin, 3 Februari 2020, memutuskan menolak konsep perdamaian Palestina - Israel yang disodorkan oleh Trump. Menurut OKI, konsep perdamaian Trump tidak mewakili aspirasi dari penduduk Palestina.

Di antara alasannya, Yerusalem diakuisisi oleh Israel. Sedangkan ibukota Palestina diberikan Yerusalem timur. Begitu pula, OKI menilai konsep perdamaian Trump menyalahi kesepakatan Oslo.

Kesepakatan Oslo tahun 1993 menegaskan bahwa otoritas Palestina membawahi Jalur Gaza dan Tepi Barat. Hanya saja kompensasinya, Palestina mengakui hak hidup bagi Israel. Di samping itu, Palestina harus menghentikan perjuangan bersenjata.

OKI juga menuntut agar wilayah otoritas Palestina sesuai dengan wilayah sebelum perang 6 hari di tahun 1967. Wilayah Palestina yang dimaksud adalah Yerusalem, Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Sementara itu, menurut Konsep perdamaian Trump, Israel mempertahankan Lembah Jordan dan Tepi Barat. Bahkan pemukiman Yahudi di Tepi Barat akan melakukan perluasan.Artinya, wilayah Palestina menjadi semakin berkurang.

Padahal sebelum 1967, otoritas Palestina wilayahnya sudah sempit. Apatah lagi ditambah Konsep Trump yang semakin memperkecil Palestina.

Memang Konsep Perdamaian Trump ini dibuat sepihak oleh AS dan Israel. Bahkan Israel memegang hak keamanan atas Palestina. Mekanismenya Palestina belum diakui mempunyai otonomi selama 4 tahun. Selama itu, Palestina harus membuktikan dirinya tidak mendanai kelompok - kelompok yang dituding AS sebagai teroris dan kelompok - kelompok jihad.

Menilik lebih detail fenomena OKI yang lagi bersitegang terhadap Trump, perlu kita mencermati dinamika di antara kedua janjinya.

Pertama, jika memang OKI menolak Konsep Perdamaian Timur Tengah ala Trump. OKI harus berani melakukan tindakan tidak sebatas kecaman dan dari rapat ke rapat.

Di sisi yang lain, Israel tidak pernah mengindahkan berbagai kecaman, protes bahkan resolusi Dewan Keamanan PBB. Israel terus bekerja menganeksasi tahap demi tahap terhadap tanah Palestina.

Lantas apakah 'perseteruan OKI dan AS akan menarik simpati dunia? Ataukah hanya sebatas gimik untuk mengelabui dunia?

Bagi umumnya khalayak akan simpati kepada OKI. Dikarenakan OKI telah berani menolak Konsep Perdamaian Trump. Sedangkan persepsi kebencian dan kemarahan akan semakin subur tertuju pada AS.

Padahal 'perseteruan OKI dan AS' hanyalah sebatas gimik polugri AS.  Melalui Trump, AS memberikan tekanan kepada OKI. Justru tekanan ini memberikan penegasan agar bisa terwujud solusi 2 negara bagi Palestina dan Israel.

Kedua, dilihat dari solusi krisis Palestina - Israel. Solusi 2 negara dipandang sebagai jalan keluar terbaik.

Solusi 2 negara tidak bisa ditemukan nalarnya dengan baik dilihat dari dua segi yakni, tidak pernah terwujud nyata akan Solusi 2 Negara, Lihatlah konsep perdamaian Trump yang memberi kewenangan lebih terhadap Israel.

Hasilnya wilayah Palestina tinggal Yerusalem timur, sebagian kecil Gaza dan sebagian Ramalah.

Israel terus melakukan akuisisi. Hingga pada satu batas tatkala semua tanah Palestina menjadi wilayah Israel.Artinya yang ada adalah solusi satu Negara.

Selanjutnya, menimbang dari status kepemilikan tanah Palestina. Tanah Palestina itu milik kaum muslimin. Israel sebagai pendatang lantas merampas hak tanah Palestina dari pemiliknya.

Secara logika, tidak bisa diterima akal, tatkala Israel yang merampas diakui legalitasnya.

Ketiga, ilusi hukum dan lembaga internasional.Tentunya PBB sebagai lembaga internasional dipercaya membuat rumusan hukum internasional. Sedangkan kita mengetahui bahwa PBB memiliki 5 negara anggota tetap yang mempunyai hak veto. Salah satunya adalah AS.

Hukum internasional tidak berlaku bagi Israel. Banyak resolusi PBB yang dilanggar Israel.

Bahkan hukum internasional digunakan untuk menghukum suatu negara. PBB tidak berkutik ketika hukum internasional memutuskan untuk menginvasi Irak maupun Afghanistan. AS pemegang kendali. AS mempunyai program anti radikalisme.

Jadi keberadaan OKI tidak bermanfaat bagi Palestina. Bahkan OKI tidak ada manfaatnya bagi kaum muslimin. Kali ini OKI mengadukan AS kepada PBB atas peta damai ala Trump. Lagi - lagi perseteruan OKI dan AS hanyalah gimik dan kamuflase politik.

 Bukankah OKI dan PBB sudah lama ada? Akan tetapi penjajahan Israel terus berlangsung. Tanah Palestina semakin dirampas sampai Palestina bisa terhapuskan dari peta dunia.

OKI dan PBB hanyalah pemain - pemain akrobatik sebagai selingan dari adegan perampasan Palestina. Seri demi seri film Israel merampas Palestina akan selalu tersaji apik dan penuh tragedi.

Film tersebut akan terus berlangsung hingga masa turunnya tentara - tentara Allah SWT yang akan menghukum Israel. Tentara itu adalah tentara Khilafah. AS menanamkan Israel di jantung dunia Islam adalah dalam rangka mengulur - ulur kedatangan tentara - tentara agung tersebut. Alasannya, karena tentara Khilafah yang akan menghentikan kesombongannya di muka bumi.*


latestnews

View Full Version