View Full Version
Senin, 20 Apr 2020

Tarhib Ramadhan

Oleh: Dr. Muhammad  Yusran Hadi, Lc., MA*

Tak terasa kita berada di pekan terakhir bulan Sya’ban. Sebentar lagi kita akan kedatangan bulan suci Ramadhan. Maka sudah sepatutnya kita melakukan berbagai persiapan dalam rangka tarhib Ramadhan (menyambut Ramadhan). Ibarat sosok tamu yang agung, kedatangan bulan Ramadhan mesti disambut dengan perasaan gembira dan suka cita oleh umat Islam.  Setelah sekian lama berpisah, maka tamu yang agung ini kembali ditunggu-tunggu dan dielu-elukan kedatangannya dengan penuh kegembiraan dan kerinduan.

Sudah sepatutnya setiap muslim mempersiapkan diri menyambut kedatangan Ramadhan. Persiapan tarhib Ramadhan sangat penting dan perlu dilakukan, agar Ramadhan kita nantinya menjadi sukses. Sebagaimana halnya ketika kita akan menghadapi suatu ujian atau pertandingan, maka tentu kita terlebih dahulu mempersiapkan diri, agar berhasil dalam ujian atau menang dalam pertandingan. Namun, bagaimana cara kita mempersiapkan diri untuk menyambut bulan Ramadhan? Persiapan apa saja yang perlu kita lakukan dalam menyambut bulan yang agung ini?

Menurut penulis, untuk menyambut kedatangan Ramadhan, maka kita perlu melakukan berbagai persiapan baik dari segi fisik maupun jiwa, jasmani maupun rohani dan materi maupun moril. Di antara persiapan tarhib Ramadhan yang penting dan perlu dilakukan yaitu:

Pertama, mempelajari fiqhu ash-shiyaam (Fiqh puasa). Seorang muslim wajib mempelajari ibadah sehari-harinya, termasuk Fiqh puasa,. Tujuannya adalah untuk memahami bagaimana cara berpuasa yang benar yaitu sesuai dengan petunjuk (sunnah) Rasul saw. Dengan ilmu, maka ibadah dapat dilakukan dengan cara yang benar sehingga diterima diterima Allah saw. Suatu ibadah jika dikerjakan tidak sesuai dengan petunjuk Rasul saw maka tidak akan diterima oleh Allah Swt. Agar ibadah diterima Allah Swt, maka seseorang wajib beribadah sesuai dengan petunjuk Rasul saw.

Persiapan ilmu ini wajib dilakukan oleh seorang muslim untuk memasuki bulan Ramadhan. Dengan mempelajari Fiqh puasa maka ia dapat mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan hukum puasa seperti rukun puasa, sunat atau adab puasa, hal-hal yang membatalkan puasa dan sebagainya. Maka, sudah sudah sepatutnya menjelang kedatangan Ramadhan, seorang muslim memperbanyak membaca buku-buku tentang puasa Ramadhan dan ibadah lainnya yang berkaitan dengan bulan Ramadhan seperti shalat tarawih, i’tikaf dan tadarus al-Quran.

Banyak keutamaan orang yang belajar agama, di antaranya: Pertama: Ditinggikan derajat disisi Allah swt. Allah Swt berfirman: “Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (Al-Mujadilah: 11). Mendapat kebaikan di dunia dan di akhirat. Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang Allah menghendaki kebaikan kepadanya, maka Allah mudahkan pemahaman dalam agamanya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Ketiga: Diterima ibadah. Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang mengada-adakan urusan baru dalam urusan agama kami ini maka amalannya ditolak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Dalam riwayat lain: “Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang bukan berdasarkan petunjuk kami, maka amalannya ditolak.” (HR. Muslim). 

Kedua, memberi kabar gembira dengan kedatangan bulan Ramadhan kepada umat Islam. Hal ini sesuai dengan sunnah Rasul saw. Beliau selalu memberi taushiyyah (ceramah) menjelang kedatangan Ramadhan dengan memberi kabar gembira tentang bulan Ramadhan kepada para sahabatnya dengan menjelaskan berbagai keutamaan bulan Ramadhan.

Dalam sebuat hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah beliau berkata: Ketika menjelang kedatangan bulan Ramadhan, Rasulullah saw bersabda: “Telah datang kepada kamu syahrun mubarak (bulan yang diberkahi). Diwajibkan kamu berpuasa padanya. Pada bulan tersebut pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, syaithan-syaithan dibelenggu. Padanya juga terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang terhalang kebaikan pada malam tersebut, maka ia telah terhalang dari kebaikan tersebut.” (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Baihaqi. Inilah keutamaan-keutamaan bulan Ramadhan.

Keutamaan lainnya, Rasulullah saw  bersabda: ”Shalat lima waktu, Jum’at ke Jum’at, dan Ramadhan ke Ramadhan menjadi penghapus dosa di antara waktu tersebut jika dijauhi dosa-dosa besar.” (HR. Muslim). Rasulullah saw juga bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dan mengetahui batasan (hukum)nya, dan menjaga dari hal-hal yang sepatutnya dijaga, maka niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi). Rasulullah saw juga bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mencari ridha Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Banyak lagi hadits-hadits yang menjelaskan tentang keutamaan Ramadhan. Hal ini dilakukan oleh Rasulullah saw untuk memberi motivasi dan semangat kepada umat Islam dalam beribadah di bulan Ramadhan.

Ketiga, menjaga kesehatan dan stamina fisik. Persiapan fisik agar tetap sehat dan kuat pada bulan Ramadhan sangat penting. Mengingat kesehatan merupakan modal utama dalam beribadah. Orang yang sehat dapat melakukan ibadah dengan baik dan penuh semangat. Namun sebaliknya bila seseorang sakit, maka ibadahnya sangat terganggu dan tidak semangat. Oleh karena itu Rasulullah saw bersabda, “Pergunakanlah kesempatan yang lima sebelum datang yang lima; masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al-Hakim) Oleh karena itu, menjelang kedatangan bulan Ramadhan, maka kesehatan dan stamina fisik mesti dijaga. Makan harus teratur. Pola makan yang sehat harus dijaga. Selain itu, istirahat harus cukup.

Keempat, membersihkan rumah dan lingkungan. Islam memerintahkan kita untuk selalu hidup bersih dan sehat. Hal ini terbukti dengan perintah membersihkan diri dan tempat ibadah, terutama ketika ketika kita mau shalat atau melakukan ibadah lainnya. Untuk mewujudkan lingkungan yang sehat, maka kita perlu menjaga kebersihan di rumah dan di sekitar lingkungan kita. Bila kita kedatangan tamu ke rumah kita atau ke desa kita, maka kita sibuk membersihkan rumah dan lingkungan kita. Bahkan rumah atau desa dihias sedemikian rupa, agar tampak indah dan bersih. Maka, begitu pula sepatutnya kita menyambut bulan Ramadhan.

Terlebih lagi, bulan Ramadhan adalah bulan ibadah. Tentu kita menginginkan suasana ibadah yang nyaman dan khusyuk dalam shalat lima waktu dan tarawih. Allah berfirman, “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. (Yaitu) orang-orang yang khusuk dalam shalatnya.” (Al-Mukminun: 1-2). Kekhusyukan dalam ibadah akan mendatangkan ampunan Allah swt sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Jika kita menunaikan shalat lima waktu yang telah diwajibkan Allah Swt dengan whudu’ yang sempurna, tepat waktu dan penuh khusyuk, maka Allah berjanji akan mengampuni dosa-dosa kita. Orang yang tidak melakukan hal itu, dia tidak termasuk dalam janji Allah. Jika Allah menghendaki ampunan, maka Allah mengampuninya. Dan jika Allah menghendaki siksaan, maka Allah akan menyiksanya.” (HR. Abu Daud)

Rumah, masjid dan surau yang bersih dan indah tentu akan menciptakan suasana yang nyaman dalam beribadah, sehingga akan mendatangkan kekhusyukan dalam beribadah. Sebaliknya rumah, masjid dan surau yang kotor dan bau, tentu akan mengganggu kenyamanan dalam ibadah sehingga menghilangkan kekhusyukan. Apalagi sampai menimbulkan berbagai macam penyakit yang berbahaya akibat lingkungan yang kotor dan bau.  

Kelima, persiapan finansial (keuangan). Bulan Ramadhan merupakan bulan amal shalih. Di antara shalih shalih yang sangat digalakkan pada bulan Ramadhan adalah berinfak dan bersedekah. Hal ini sesuai dengan sunnah Rasulullah saw. Dalam sebuah riwayat dari Ibnu Abbas ia berkata, “Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan, dan sikap kedermawaaannya semakin  bertambah pada bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril menemuinya untuyk mengajarkan al-Quran kepadanya. Dan biasanya Jibril mendatanginya setiap malam pada bulan Ramadhan untuk mengajari al-Quran. Sungguh keadaan Jibril sangat dermawan pada kebaikan melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari dan Muslim). Maka, sudah sepatutnya seorang muslim dalam Ramadhan mengikuti kedermawaan Rasulullah saw.

Agar dapat memanfaatkan keberkahan bulan Ramadhan, maka sepatutnya seorang muslim menyiapkan sebahagian hartanya sebelum kedatangan bulan Ramadhan untuk diinfakkan dan disedekahkan pada bulan Ramadhan nantinya. Selain itu, persiapan finansial ini juga sangat bermanfaat untuk keperluan bersahur dan berbuka puasa. Terlebih lagi bila ingin menu berbuka puasa mencukupi dan sesuai dengan standar gizi yang diperlukan oleh tubuh kita.

Keenam, persiapan jiwa dan mental. Hendaklah kita menyambut bulan Ramadhan dengan rasa penuh kegembiaraan dan tulus hati serta jiwa yang bersih (taubat). Siapkan diri untuk melakukan berbagai amal shalih dan ibadah pada bulan Ramadhan. Karena pada bulan ini kita akan beribadah puasa dan lainnya dengan optimal dan fulltimeselama sebulan penuh. Jiwa dan mental kita harus dipersiapkan dengan penuh keimanan dan keikhlasan dalam beribadah. Dengan demikian, maka kesulitan dan sikap malas dalam ibadah bisa diatasi dan dihilangkan. Ibadah pun menjadi terasa mudah dan menyenangkan. Selain itu, hendaklah menyucikan jiwa kita  dengan cara bertaubat kepada Allah Swt, agar jiwa kita bersih dari noda dosa. Begitu pula kita hendaklah membiasakan diri untuk melakukan ibadah-ibadah sunnah, seperti puasa sunnat, shalat sunnat, memperbanyak membaca Al-Quran dan sebagainya, sehingga kita terlatih dan terbiasa melakukan ibadah.

Demikianlah di antara berbagai persiapan yang dapat kita lakukan dalam rangka menyambut kedatangan tamu yang agung dan mulia yang bernama Ramadhan. Mari kita sambut kedatangan bulan Ramadhan dengan penuh kegembiraan, keimanan dan keikhlasan. Raihlah berbagai  keutamaan yang dibawa oleh Ramadhan dengan melakukan berbagai amal shalih dan ibadah sesuai sunnah atau petunjuk Rasul saw. Semoga ibadah kita di bulan Ramadhan ini diterima oleh Allah swt. Amin..!

*) Penulis adalah Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Provinsi Aceh, Ketua Jaringan Alumni Timur Tengah Indonesia (JATTI) Provinsi Aceh, dan anggota Ikatan Ulama dan Da'i Asia Tenggara.


latestnews

View Full Version