View Full Version
Ahad, 27 Sep 2020

Ulama Pewaris Nabi, Harusnya Dilindungi

 

Oleh:

Siti Aisyah S.Sos || Koordinator Kepenulisan Komunitas Muslimah Menulis Depok

  

SUNGGUH ironi. Di negeri yang berpenduduk mayoritas beragama Islam, tapi penjagaan dan perlindungan terhadap para ulama begitu mengkhawatirkan. Entah yang ke berapa kalinya, terjadi penghinaan terhadap para ulama. Tak hanya itu saja, para ulama pun dianiaya bahkan sampai meninggal dunia pula.

Baru-baru ini, keberadaan MUI, sebagai lembaga independen yang mewadahi para ulama untuk membina umat Islam di Indonesia, dihina oleh seorang elite parpol. Dia menyebut lembaga ulama ini levelnya sama dengan LSM dan pengurusnya belum tentu ulama.  “MUI itu LSM, sama seperti LSM lainnya, gak ada bedanya. MUI itu cuma LSM urusan ulama, tapi pengurusnya belum tentu ulama. Sama seperti LSM urusan hewan, apakah pengurusnya laler dan kecoa? Gak kan?” cuitannya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com dari akun Twitternya. 

Begitu juga, penganiayaan terhadap Syekh Ali Jaber. Ia ditusuk oleh seorang pemuda saat mengisi acara wisuda di Masjid Falahuddin di Lampung, yang mengakibatkan luka di lengan kanan hingga harus mendapatkan perawatan medis. 

Dalam waktu yang hampir bersamaan dengan Syeikh Ali Jaber, di Palembang, imam masjid, Ustaz Muhammad Arif, meninggal dunia menyusul pembacokan di wajahnya oleh seorang pemuda ketika almarhum mengimami shalat berjamaah. 

Penyerangan sampai ulama meninggal dunia bukan kali ini saja, di tahun 2018 saja ada beberapa ulama yang juga meninggal setelah diserang salah satunya dialami Ustaz HR Prawoto, Pengurus Persatuan Islam (Persis) di Cigondewah, Bandung, Jawa Barat. Ia dianiaya dengan dipukuli menggunakan potongan pipa besi hingga mengalami luka patah tangan kiri dan luka terbuka di kepala sampai meninggal dunia. 

Banyak pula para ulama yang dipersekusi bahkan dikriminalisasi. Salah satunya yang terjadi di Pasuruan, KH Zainulloh Muslim dipersekusi oleh salah satu ormas tertentu. Begitu juga Ustaz Ismail Yusanto, dikriminalisasi dengan dilaporkan ke polisi oleh salah seorang anggota ormas tertentu.

Begitulah, keberadaannya makin terancam, terutama bagi para ulama yang senantiasa terus giat mendakwahkan amar makruf nahi mungkar dan memegang teguh aturan dari Sang Pencipta, Allah SWT. Dan para ulama yang senantiasa melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan Allah SWT. Serta selalu berada di garda terdepan menentang segala bentuk kezaliman yang dilakukan penguasa zalim.

Memang, di negeri yang diatur dengan hukum selain Islam, perlindungan dan penjagaan terhadap para ulama masih sangat minim, alih-alih diliindungi, mereka malah dipersekusi dan dikriminalisasi. 

Padahal, ulama adalah sosok yang istimewa dan mempunyai derajat yang agung di sisi Allah. Sudah sepantasnyalah kaum Muslim juga memuliakan para ulama dengan melindungi, menjaga dan tidak menghina, apalagi menyakiti mereka. 

Salah satu kemuliaan para ulama adalah pewaris para nabi. Sebagaimana Sabda Nabi SAW, “Sungguh ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu. Siapa saja yang mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR at-Tirmidzi, Ahmad, ad-Darimi, Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Para ulama inilah, yang mewarisi ilmu para nabi. Dengan ilmunya tersebut, para ulama akan membimbing umat  agar tidak tersesat dan selalu menunjuki jalan yang diridhai oleh Allah SWT.  Sungguh mulianya kedudukan para ulama di hadapan Allah SWT. Bagimana jadinya umat saat ini jika tidak ada bimbingan dari para ulama? Bisa jadi segala bentuk kejahatan serta kezaliman akan terjadi. Bahkan, Rasulullah SAW mengistilahkan mereka dalam sebuah sabdanya, “Sebagai kunci-kunci untuk membuka segala kebaikan dan sebagai penutup segala bentuk kejahatan.”

Begitu juga, jika seorang yang alim ulama meninggal akan menimbulkan bahaya bagi umat. Rasulullah SAW mengisyaratkan hal ini dalam sabdanya yang diriwayatkan Abdullah bin ‘Amr ibnul ‘Ash, katanya: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan mencabutnya dari hamba-hamba. Akan tetapi Dia mencabutnya dengan diwafatkannya para ulama sehingga jika Allah tidak menyisakan seorang alim pun, maka orang-orang mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh. Kemudian mereka ditanya, mereka pun berfatwa tanpa dasar ilmu. Mereka sesat dan menyesatkan.” (HR. Al-Bukhari no. 100 dan Muslim no. 2673). 

Sungguh kita bisa lihat kedudukan para ulama sangat mulia sekali. Bahkan Allah saja memuliakannya. Tentu saja, ulama sebagai pewaris nabi, harusnya dilindungi. *


latestnews

View Full Version