BADIA, SURIAH (voa-islam.com) - Selama berminggu-minggu, Islamic State (IS) telah berhasil meningkatkan serangannya terhadap pasukan rezim Suriah dan sekutunya di Badia Suriah, sebagian besar menunjukkan bahwa kelompok tersebut telah berhasil mengatur kembali barisannya di wilayah gurun yang luas tersebut.
Kebangkitan ini terjadi kurang dari dua tahun setelah IS menderita kekalahan telak di kota Baghouz, yang merupakan benteng terakhir organisasi tersebut di tepi sungai Efrat di pedesaan Deir Al-Zor di Suriah timur.
Selain serangan tabrak lari kelompok itu terhadap pasukan pro-rezim di Badia, pejuang IS juga telah aktif di daerah-daerah yang membentang dari timur sungai Efrat hingga perbatasan Irak.
Daerah-daerah ini dikendalikan oleh pasukan Tentara Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS yang telah mengusir IS dari Baghouz pada 2019.
Gurun pasir yang panjang dan sulit diamankan di Badia Suriah telah membuktikan lingkungan yang ideal bagi ISIS untuk berlindung dan berkumpul kembali. Desa-desa terpencil dan konvoi yang melintasi gurun telah menjadi sasaran populer bagi pejuang Islamic State.
Sejak 2017, pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang secara signifikan didukung oleh Rusia dan Iran, berhasil merebut kembali semua kota strategis di Badia, tetapi secara efektif gagal mengendalikan seluruh wilayah gurun, yang merupakan hampir setengah dari total wilayah geografis Suriah.
Sederhananya, pasukan rezim tidak memiliki pasukan yang cukup untuk mengejar pejuang IS di medan yang begitu luas.
Pejuang Islamic State secara terbuka beroperasi di selatan, mulai dari gurun Sweida yang sangat terjal, melewati pedesaan Damaskus, Homs, dan Deir Al-Zor, di timur, mencapai Raqqa dan Hama di Suriah tengah.
Pasukan rezim, kemungkinan besar, memutuskan bahwa IS telah mengisolasi dirinya sendiri di gurun pasir dan tidak lagi menimbulkan ancaman eksistensial. Dalam penilaian mereka, menghadapi kelompok itu bisa datang di lain waktu.
Akibatnya, pasukan rezim mengalihkan perhatian mereka ke kubu oposisi yang tersisa.
Mereka melanjutkan untuk melakukan kampanye militer luas yang menargetkan provinsi Idlib barat laut dan melihat pasukan rezim merebut daerah-daerah penting yang sebelumnya dikuasai oleh faksi oposisi.
Sebuah makalah penelitian yang diterbitkan oleh Chatham House pada tahun 2019 menyatakan bahwa sarang Islamic State di Badia Suriah sebagian besar terkonsentrasi di tiga wilayah yang terdiri dari medan pegunungan yang kokoh yang sempurna untuk mendirikan persembunyian. (ZW)