View Full Version
Senin, 09 Aug 2021

Titik Nol Peralihan Perjuangan Dakwah KH. Choer Affandi (Bagian 3-Selesai)

Oleh: Tatang Hidayat & Syahidin

(Penulis Nilai-Nilai Pemikiran KH Choer Affandi dalam Jurnal Tadris IAIN Madura Vol. 14 No. 1 2019)

Materi Pendidikan

Materi pendidikan yang KH. Choer Affandi ajarkan terdiri dari 12 disiplin ilmu (fan). Beliau belajar 12 disiplin ilmu dan diajarkan kembali dalam materi yang sampaikannya, diantaranya ilmu tauhid, ilmu fiqh, ilmu alat, ilmu tafsir, asmā al-Husna, ilmu suluk/falak, ruhūl jihad, ilmu farāiḍ (ilmu waris) dan ilmu Alquran/tajwid (Fattah, 2013:68).

Adapun yang menjadi ciri khas materi yang selalu ditanamkan dalam setiap pembelajaran dengan beliau dan seluruh cabang Pesantren Miftahul Huda yakni selalu melantunkan nażam kalimat ṭoyyibaħ sebagai berikut :

لَااِلَه اِلَّا الله لَامَوْجُوْدَ اِلَّا الله

لَااِلَه اِلَّا الله لَامَعْبُوْدَ اِلَّا الله

لَااِلَه اِلَّا الله لَا مَطْلُوْبَ اِلَّا الله

لَااِلَه اِلَّا الله لَا مَقْصُوْدَ اِلّا الله

بِسْمِ الله تَوَكَلْنَا عَلَى الله لَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ اِلَّا بِاالله

أَسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيْم وَاَتُوْبُ اِلَيْه

Sejarah lahirnya kalimat ṭoyyibaħ tersebut terlahir dari beberapa guru KH. Choer Affandi. Diantaranya :

  1. K.H. Raden Didi Abdul Majid, Pesantren Kalangsari, Cijulang, Ciamis. Padahal beliau hanya ahli mingguan riyaḍoh saja, dan beliau dipercaya sebagai asistennya.
  2. Syekh Jalal Sayuti, Gerenggeum, Kebumen, Jawa Tengah. Beliau dalam metode pembelajarannya memakai jalan suluk bidayah. Uwa Ajengan langsung dilatih riyaḍoh. Beliau baru mengerti bahwa setelah dilatih oleh gurunya, mendapat ijazah kalimat thoyyibah Lāilāha illallah Lā Maujūda Illallah. Maksudnya disini begini sekarang saya atas kuasa Allah. Uwa Ajengan mengerti setiap waktu yang dilalui akan di hisab dan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah. 
  3. Setelah itu murabbi melakukan latihan riyaḍoh-nya sambil membaca lagi syair sunda dan Uwa Ajenganmenghayati makna dan akhirnya terbuka kembali tabirnya, bahwa supaya dagang ingin mendapatkan untuk tetapi tujuannya adalah mengharap riḍa Allah. Uwa Ajengan pun mengerti syiiran tersebut adalah ijazah kalimat ṭoyyibaħ Lāilāha Illallah Lā Maqsūda Illallah. Jadi dari Syekh Jalal Suyuṭi ada dua kalimat ṭoyyibaħ.
  4.  KH. Sekarmaji, beliau mendidik Uwa Ajengan selama kurang lebih 100 hari, dilatih riyaḍoh dan hanya diperbolehkan memakai pakaian serba putih dari mulai baju sampai celana pun harus putih. Disanalah paling dahsyat Uwa Ajengan dibimbing kalimat ṭoyyibaħ. Dan ditambah dua kalimah ṭoyyibaħ Lāilāha Illallah Lā Matlūba Illallah dan Lāilāha Illallah Lā Ma’būda Illallah. Sehingga dari semua murobbi beliau tadi lahirnya empat kalimat ṭoyyibaħ (Fattah, 2013: 70-72).

Evaluasi Pendidikan

Dalam melakukan evaluasi, biasanya KH. Choer Affandi melakukan teknik tes lisan dan tulisan. Tes pembacaan kitab beserta pemahamannya biasanya dijadikan indikator bagi para santri untuk melanjutkan pendidikan berikutnya. Adapun bagi santri yang akan dimukimkan, maka beliau sendiri yang mengevaluasinya, baik dari segi tes pemahaman kitab maupun kesiapan mentalnya dalam mengabdi kepada masyarakat (Hidayat & Syahidin, 2019).

Bersambung…

Tulisan lainnya silakan berkunjung dan boleh disebarluaskan.

Nilai-Nilai Pemikiran KH. Choer Affandi  dan Relevansinya Dalam Pendidikan Modern (Studi Ulama Legendari Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya)

http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/tadris/article/view/1951/1372

Mengenal Sosok KH. Choer Affandy Ulama Legendaris Miftahul Huda Tasikmalaya

https://www.kompasiana.com/hidayattatang31/58d085773dafbd030a538b50/mengenal-sosok-kh-choer-affandy-ulama-legendaris-pesantren-miftahul-huda-manonjaya

Relevansi Pemikiran KH. Choer Affandi Dalam Dunia Pendidikan

https://kumparan.com/tatang-hidayat1506223258384/relevansi-pemikiran-kh-choer-affandi-tasikmalaya-dalam-dunia-pendidikan

KH. Choer Affandi (Uwa Ajengan) : Jejak Dakwah Ulama Trah Mataram Dari Tasikmalaya

https://www.indonesiana.id/read/141896/kh-choer-affandi-uwa-ajengan-jejak-dakwah-ulama-trah-mataram-dari-tasikmalaya

Resensi Novel Biografi KH. Choer Affandi : Hubungan Nama Choer Affandi dan Kekhalifahan Turki

https://www.indonesiana.id/read/146530/resensi-novel-biografi-kh-choer-affandi-hubungan-nama-choer-affandi-dan-kekhalifahan-turki

Bandung, 7 Agustus 2021

 

Daftar Pustaka

Adeng. (2011). Sejarah Pesantren Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya. Jurnal Patanjala3(1), 18–32.

Affandi, C. (2012a). ’Aqidah Islamiyyah. Tasikmalaya: Yayasan Pesantren Miftahul Huda.

Affandi, C. (2012b). Mutiara Hikmah Jalan Pikeun Ngahontal Darajat Kawalian. Tasikmalaya: Yayasan Pesantren Miftahul Huda.

Agussandi, I. M. (2013). Perkembangan Pondok Pesantren Miftahul Huda dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat Kabupaten Tasikmalaya (1980-2009). Jurnal Penelitian Pendidikan2(2).

Fauzianti, I., Suresman, E., & Asyafah, A. (2015). Model Pembelajaran Tauhid di Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya. Tarbawy2(2), 115–122.

Hasanudin, S. (2017). Mekanisme Religio-Politik Pesantren: Mobilisasi Jaringan Hamida dalam Politik Elektoral Tasikmalaya. Masyarakat Jurnal Sosiologi22(1), 53–80.

Hidayat, T., & Syahidin. (2019). Education Values Based On The Thinking Of KH. Choer Affandi And Their Relevance To The Modern Education (The Study of The Legendary Islamic Scholar of Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya, Tasikmalaya). Tadris: Jurnal Pendidikan Islam14(1), 27–39.

Lukman Dkk, A. (2016). Biografi : Mengenal Sosok K.H. Choer Affandi Ulama Legendaris Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya. Majalah Suara Ulama.

Murtado, A. (2015). Biografi dan Pemikiran KH. Choer Affandi Dalam Dunia Pendidikan. Tasikmalaya.

Prasanti, D. (2017). Strategi Komunikasi Pengembangan Sumber Daya Manusia Pndok Pesantren Salafi (Studi Kasus tentang Komunikasi Pengembangan SDM Pondok Pesantren Miftahul Huda Tasikmalaya). Jurnal Nomosleca3(1), 482–402.

Qodari, I. (2015). Biografi KH. Choer Affandi. Tasikmalaya.

Sulasman. (2015). Peasceful Jihad dan Pendidikan Deradikalisasi Agama. Walisongo23(1), 151–176.

Syahidin. (1994). Komunikasi Kyai-Santri di Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya (Tesis). Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.


latestnews

View Full Version