Oleh: Abdurrahman Anton Minardi*
Penjajahan zionis yahudi di Palestine sudah sangat akut. Selain sudah berlangsung lama semenjak 1947 bahkan dimulai semenjak jatuhnya Khilafah Utsmaniyyah 1924, juga jumlah korban jiwa yang mencapai ribuan manusia yang tidak terhitung jumlah pastinya.
Akhir-akhir ini dunia digemparkan dengan Pernyataan dua orang politisi Eropa yang non muslim tapi peduli dengan Palestine.
Vladimir Putin yang masih seorang non muslim pemimpin negara besar Rusia mereleas statement membela Palestine, menggugat zionis yahudi dan mendebat Barat yang double standard atas tragedi kemanusiaan di Palestine.
Dia menyatakan protesnya kepada dunia saat melakukan balasan invasi uni eropa ke Ukraine. Invasi dibalas dengan invasi.
Hanya saja jika invasi uni eropa dengan NATO nya dilakukan secara politis melalui berbagai bantuan termasuk persenjataan, maka Rusia melakukannya secara militer. Alasan Putin adalah untuk memberikan pelajaran kepada dunia Barat bahwa "anda jangan congkak" dan jangan "doble standart".
Merasa ingin menang sendiri dan berlaku diskriminatif.
Rusia sebagai negara besar di Eropa ingin adanya keseimbangan dan tidak ada dominasi dari negara Barat. Terlebih Barat dianggap melakukan diskriminasi terhadap bangsa-bangsa. Dimana zionis yahudi mendominasi sementara Palestine diabaikan terjajah.
Tentu saja ini bagian dari diplomasi Putin untuk menuntut Keadilan terhadap zionis yahudi sebagai pelaku kejahatan perang di Palestine sekaligus menarik simpati dari dunia para Pecinta Kemanusiaan terutama dunia Islam.
Begitu juga muncul seorang Gino Kenny anggota parlemen Irlandia yang dengan gigih menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap Pemerintah Irlandia dan Barat yang terlalu konsern terhadap invasi Rusia ke Ukraine yang berlangsung beberapa hari tetapi abai terhadap Penjajahan zionis yahudi kepada Palestine yang sudah berlangsung lebih dari 75 tahun. Bahkan zionis yahudi selain mencaplok wilayah Palestine, melanggar berbagai kesepakatan yang dibuat bersama atau disaksikan negara-negara Barat, bahkan telah merampas Masjid Al Aqsho milik ummat Islam dan menjadikan Yerussalem sebagai Ibu kota zionis yahudi. Tetapi Barat tetap membisu.
Pertama, peristiwa invasi Rusia ke Ukraine mengingat kita bahwa perang selalu merugikan Semua pihak terutama yang diinvasi. Begitu juga Palestine yang sudah berlangsung lama dan dengan korban jiwa yang sudah tidak terhitung jumlahnya.
Kedua, bermunculan demo menentang invasi Rusia ke Ukraine di berbagai negara terutama Barat menunjukkan kepedulian warga dunia untuk terciptanya dunia yang aman dan damai.
Ketiga, kemunculan gerakan demo invasi Rusia dan dukungan kepada Ukraine seperti menunjukkan dominasi zionis yahudi yang menyemarakkan demo di berbagai negara dengan asumsi bahwa zelensky presiden Ukraine adalah keturunan yahudi.
Keempat, merupakan pelajaran yang berat bagi zelensky yang mendukung invasi zionis yahudi ke Palestine dengan harus merasakan negaranya diinvasi Rusia yang merupakan kekuatan besar dunia.
Kelima, perlu adanya keseimbangan kekuatan dunia bukan dominasi Barat atas dunia. Mereka sudah bosan dengan adanya dominasi, Yang harus dibangun adalah seteraan dan keseimbangan untuk terjadinya harmoni dunia. Sebagaimana kita juga sudah jenuh dan muak dengan dominasi negara-negara yang melegitimasi diri sebagai pemegang hak veto (Amerika Serikat, Rusia, Republik Rakyat China, Prancis, dan Inggris) di United Nations atau Perserikatan Bangsa-Bangsa. Seolah hanya 5 negara besar ini saja yang berhak menentukan kehidupan dunia.
Kita ke Negeri sendiri, Indonesia sebagai negara besar di dunia khususnya di Asia dapat melakukan langkah-langkah strategies untuk melokalisir perang Rusia-Ukraine baik secara nation ataupun sebagai Asian's leader.
Pertama, ikut memberikan masukan kepada Rusia untuk melakukan gencatan senjata.
Kedua, menahan barat untuk tidak terlibat langsung dalam perang tersebut dan tidak membiarkan para tentara bayaran bergabung dengan Ukraine.
Ketiga, sanksi kepada Rusia tetap dapat dilaksanakan dengan juga memberlakukan sanksi kepada zionis yahudi selama mereka masih menjajah Palestine.
Keempat, mengecam Ukraine yang mendukung penjajahan zionis yahudi atas Palestine.
Kelima, Indonesia juga dapat memberlakukan sanksi ekonomi-politik kepada Ukraine yang mendukung penjajahan zionis yahudi atas Palestine.
Bagaimana dengan Pemimpin Indonesia dan anggota DPR RI yang memimpin di negara mayoritas Muslim, dimana sudah menjadi kesepakatan dan menjadi konstitusi bahwa "Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan", memperoleh dukungan dari mayoritas Muslim, dan juga memperoleh penghasilannya juga dari Muslim sebagai "tax payers" dan kontribusi produktif terbesar negara.
Mana suara anda untuk menghapuskan penjajahan?
Mana suaranya untuk hak azasi manusia di Palestine?
Mana pembelaannya untuk mengembalikan Masjid Al Aqsho dan Yerussalem kepada ummat Islam.
Sambil kita tetap menjaga negara ağar jangan ada lagi penista agama.
Pemilu tetap 2024. Presiden cukup 2 periode saja. Kembalikan hak rakyat. Jangan naikkan harga kebutuhan pokok rakyat.
*) Assoc. Professor pada Program Studi Hubungan Internasional Universitas Pasundan, Advokat Lembaga Advokasi Ummat ANSHORULLAH dan Empathy Foundation Volunteer.