View Full Version
Ahad, 28 Jun 2009

Boleh Menonton TV, tapi Tidak Boleh Shalat

Hidayatullah.com--Dua tahanan Muslim  yang ditempatkan dalam sebuah ruangan khusus penjara federal di Terre Haute mengatakan mereka tidak diperbolehkan untuk shalat berjama'ah  seperti yang diperintahkan dalam Islam. Mereka meminta hakim federal untuk meringankan batasan dalam beribadah yang dikeluarkan oleh kantor Biro Penjara.

Penjara di wilayah barat  negara bagian Indiana menampung beberapa tahanan dengan tingkat keamanan tinggi, termasuk prajurit Taliban kelahiran Amerika, John Walker Lindh, yang telah divonis 20 tahun penjara karena membantu pemerintahan yang sekarang tumbang di Afganistan, Taliban.

Pada 16 Juni, American Civil Liberties Union di Indiana mengajukan tuntuan hukum yang memperkarakan pembatasan beribadah bagi 30 orang Muslim dari 40 orang yang dipenjara di Communications Management Unit.

Muslim diwajibkan untuk shalat lima kali sehari, tetapi seperti dalam berkas perkara yang diajukan atas nama tahanan Enaam Arnaout dan Randall T. Royer, tahanan Muslim di CMU hanya diizinkan untuk beribadah secara bersama-sama hanya satu jam dalam seminggu. ACLU menyatakan bahwa hal itu melanggar hukum federal, pembatasan dari pemerintah atas kegiatan keagamaan tanpa alasan yang jelas.

Tuntutan hukum ini merupakan tindak lanjut dari keluhan Richard Reid tahun 2007, yang divonis bersalah karena pemboman dengan sepatu. Ia tidak mendapat akses untuk beribadah secara berjama'ah di dalam penjara federal Supermax, Florence, Colorado.

Tuntuntan perkara itu salah satu dari 2 tuntutan yang telah diajukan oleh ACLU Indiana pekan lalu berkaitan dengan kondisi CMU. Dalam perkara lainnya disebutkan unit itu diciptakan secara rahasia dan menahan sebagian besar tahanan Muslim di sana dalam isolasi virtual.

Seorang juru bicara Departemen Kehakiman pekan lalu mengatakan bahwa pemerintah mengikuti peraturan federal dalam menciptakan unit khusus itu di tahun 2006. Unit tersebut dirancang untuk tahanan yang membutuhkan keamanan tambahan, di mana unit bisa memonitor semua kontak tahanan dengan dunia luar.

Pejabat-pejabat dari Biro Penjara menolak untuk memberikan komentar Selasa lalu.

Ken Falk, Direktur Hukum dari ACLU Indiana, mempertanyakan kebijakan yang memperbolehkan para tahanan keluar dari selnya untuk menonton televisi, bermain kartu atau berhubungan dengan kelompok aktivitas lain. Tapi di saat yang sama membatasi ibadah berjamah hanya 1 jam di hari Jum'at saja.

"Itu artinya, empat orang boleh duduk di sekitar meja dan bermain kartu atau berbicara mengenai permainan bola basket, tetapi mereka tidak diperbolehkan beribadah bersama-sama," ujar Falk.

Dalam tuntutannya ACLU meminta agar Biro Penjara mengembalikan aktivitas ibadah harian yang dilaksanakan di ruang serbaguna yang pernah berjalan beberapa bulan setelah CMU dibuka.

Louay Safi, direktur pengembangan kepemimpinan dari Plainfield-based Islamic Society of North America, mengatakan umat Islam beribadah secara berjamaah bila memungkinkan, sebagaimana diajarkan bahwa beribadah  berjamaah pahalanya jauh lebih besar daripada sendirian.

Arnaout, 46, warga negara AS kelahiran Suriah, sedang menjalani 10 tahun masa tahanan setelah ia mengakui pada tahun 2003 memberikan bantuan untuk kelompok Islam di Bosnia dan Chechnya yang berasal dari Benevolence International Foundation.

Royer, 36, mantan juru bicara untuk Masyarakat Muslim Amerika Serikat, sedang menjalani 20 tahun masa tahanan. Tuduhannya adalah ikut serta dalam kegiatan yang disebut oleh  jaksa sebagai "Virginia jihad network." Kelompok ini menggunakan paintball game di tahun 2000 dan 2001 untuk pelatihan militer sebagai persiapan jihad melawan negara-negara yang membahayakan Islam, demikian kata jaksa penuntutnya. [afp/di/
www.hidayatullah.com]


latestnews

View Full Version