Pemerintah Komunis Cina mengepung kerusuhan etnis di Urumqi dengan menambaht 20,000 tentara baru pada Rabu lalu, akibatnya 1000 - 2000 muslim terbunuh.
Sean Roberts, director of the International Development Studies Program pada George Washington University, seorang pengamat yang telah mempelajari masyarakat Uighur selama 2 dekade dan telah menerbitkan sejumlah artikel tentang komunitas Uighur, baik yang berada di Kazakhstan maupun di China, Roberts mengatakan pada saat interview melalui email yang dikirimkan oleh washingtonpost.com.
Roberts berucap bahwa, "Saat ini, warga Xinjiang yang belum tertangkap merupakan dalam sebuah fase yang menegangkan dan dalam tekanan yang sangat panjang antara suku Han dan Uighur, selain itu hal ini juga terjadi atas frustasi yang dialami oleh masyrakat Uighur lebih dari beberapa dekade terakhir karena melonjaknya pembangunan oleh Pemerintah Cina, yang mau tidak mau mendorong jutaan suku Han melakukan migrasi ke Xinjiang dan merombak tatanan kehidupan masyarakat Uighurs yang telah berlangsung lama.
Ditambah lagi kekayaan bumi dan emas hitam di Uighur yang mendorong pemerintah Cina menjadikan cadangan energinya dimasa mendatang membuat kecemburuan banyak pihak. Lihat juga liputan Republika atas kekayaan alam Uihgur, http://www.voa-islam.com/news/islamic-world/2009/07/11/232/muslim-uighur-ekonomi-politik-uighur/ (Rojul/voa-islam.com)
Sumber :http://www.iviews.com/Articles/articles.asp?ref=WP0907-3903
Lihat juga : http://www.voa-islam.com/news/islamic-world/2009/07/11/232/muslim-uighur-ekonomi-politik-uighur/