(Palestina/voa-islam) Berikut adalah dokumen notulasi pertemuan rahasia antara Mahmoud Abbas dan Muhammad Dahlan bersama mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon dan perwira dari intelijen AS. Bukti ini dipublikasikan oleh Sekretaris Komite Pusat Tertinggi Gerakan Pembebasan Nasional Palestina Farouq Al-Qaddumi. Ia mengatakan bahwa mendiang presiden Yasser Arafat menitipkan dokumen ini kepadanya sebelum wafat, setelah rencana pembunuhan Arafat dan sejumlah jajaran pimpinan faksi-faksi Palestina berhasil dilakukan.
Sharon: Saya ngotot untuk mengadakan pertemuan ini sebelum konferensi agar kita menyelesaikan seluruh masalah keamanan, dan meletakkan titik-titik di setiap huruf, agar tidak terjadi kerancuan dan multi interpretasi di kemudian hari.
Dahlan: Kalau kalian tidak meminta perkumpulan ini maka saya yang akan memintanya.
Sharon: Pertama harus dilakukan pembunuhan terhadap seluruh pimpinan militer dan politisi Hamas, Jihad Islam, Brigade Al-Aqsha, dan Front Kerakyatan agar tercipta suasana kacau di barisan mereka dan mudah menyerang mereka.
Abu Mazen: Dengan cara ini kita pasti gagal dan tidak mungkin bisa menghancurkan mereka.
Abu Mazen: Jika Arafat meninggal sebelum kita memastikan penguasaan tanah Palestina, seluruh lembaga, Gerakan Fatah, dan Brigade Al-Aqsha maka kita akan menghadapi masalah besar.
Sharon: Terus apa rencana kalian..???
Dahlan: Sudah kami sampaikan rencana kami kepada AS secara tertulis. Pertama harus ada masa tenang sehingga di waktu itu kita bisa melengkapi jaminan-jaminan keamanan kita terhadap semua aparat keamanan dan lembaga-lembaga.
Sharon: Selagi Arafat masih selalu memboikot di Ramallah, kalian pasti akan gagal. Karena anjing itu akan menerkam kalian seperti yang dia lakukan kepada kalian sebelumnya, sebab dia tau segala pekerjaan yang hendak kalian kerjakan. Dia pasti akan menggagalkan dan menghalang-halangi kalian. Arafat pernah berterus terang kepada publik, berbicara tentang kalian bahwa Arafat memanfaatkan kalian di saat kondisi carut-marut.
Dahlan: Akan kita lihat siapa yang memanfaatkan orang lain.
Sharon: Langkah pertama Arafat harus dibunuh dengan racun. Saya tidak ingin mengasingkannya kecuali jika ada jaminan dari negara pemilik proyek ini dengan menempatkannya di rumah tahanan. JIka tidak maka Arafat akan kembali hidup di awang-awang.
Abu Mazen: Jika Arafat meninggal sebelum kita memastikan penguasaan tanah Palestina, seluruh lembaga, Gerakan Fatah, dan Brigade Al-Aqsha maka kita akan menghadapi masalah besar.
Sharon: Sebaliknya. Kalian tidak akan pernah menguasai apapun selagi Arafat masih hidup.
Abu Mazen: Caranya kita akan membuat segalanya pahit dan menyakitkan hati melalui Arafat. Cara ini paling selamat bagi kami dan kalian. Ketika berhadapan dengan faksi-faksi Palestina dan menghabisi pimpinan-pimpinan dan kadernya, maka kondisi ini akan ditanggung Arafat sendiri. Dia tidak akan mengatakan kepada publik bahwa yang melakukan ini adalah Abu Mazen, tapi ulah presiden sendiri. Saya tahu betul Arafat. Dia tidak pernah mau menjadi orang pinggiran, dia ingin dan harus menjadi pimpinan. Jika dia kehilangan opsi, maka tidak ada lagi yang dihadapi kecuali perang saudara. Dia akan senantiasa didorong untuk menjadi pemimpin.
Sharon: Kalian katakan sebelum perjanjian Camp David bahwa Arafat adalah orang terakhir yang mengetahui, lalu Barack, Clinton, dan Tenet terkejut ternyata dia bebas terhadap orang di lingkungannya. Terlihat jelas bahwa kalian tidak belajar dari masa lalu.
Dahlan: Kami sekarang membentuk aparat gabungan dari polisi dan tentara pertahanan berjumlah 1800 orang. Aparat gabungan ini ditargetkan untuk menguasai siapa yang sudah mendapat rekomendasi dari kalian yang berdasar pada seluruh pihak—baik dari polisi maupun tentara pertahanan—meyakini bahwa para atase militer diambil dari aparat keamanan yang lain. Bisa kita tambah sesuai keinginan. Saat ini kita menghadapkan seluruh perwira di seluruh aparat keamanan pada pilihan rumit. Kami akan selalu mempersempit mereka dengan berbagai cara agara mengikuti kami, setelah itu kami pecat setiap perwira yang menjadi penghalang. Kami tidak akan menunggu-nunggu. Pekerjaan sudah kami mulai dengan intensif. Para tokoh Hamas, JIhad Islam, dan Brigade Al-Aqsha yang berbahaya selalu kita pantau, jika saya ditanya sekarang, orang yang paling berbahaya adalah lima orang. Saya bisa memastikan tempat tinggal mereka secara detil kepada kalian. Hal ini akan membuka jalan bagi kalian untuk melakukan balasan cepat terhadap upaya mereka memusuhi kalian. Sekarang kita memporak-porandakan barisan faksi-faksi Palestina dengan kekerasan sehingga kita bisa memecah belah dan menghancurkan mereka di kemudian hari.
Sharon: Saya akan senantiasa mendukung upaya kamu dari udara untuk target yang menyulitkan kalian. Tapi saya takut Arafat akan membuyarkan kalian dan menyerahkan rencana kalian ke Hamas, Jihad Islam, dan faksi lain.
Dahlan: Aparat ini tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan Arafat, kecuali gaji para atase militer dari kedua aparat yang diambil dari kementrian keuangan (Salam Fayyadh sebagai menteri keuangan dalam pemerintahan Ahmad Qaree' ketika itu, red). Sudah kita bagikan kepada aparat standar khusus untuk menutupi seluruh gaji, dan Arafat akan kehilangan kekuasaan tapi dalam kondisi ini kami tidak akan meninggalkannya.
Sharon: Kami harus memudahkan kalian untuk menghabisi pimpinan Hamas melalui kondisi krisis sejak awal sampai bisa membunuh seluruh pimpinan militer dan politisi. Dengan demikian terbuka jalan bagi kalian untuk menguasai Palestina.
Abu Mazen: Dengan cara ini kita akan gagal total. Kita akan lemah melakukan apapun terkait dengan rencana. Bahkan kondisi akan pecah tanpa menguasai apapun.
Utusan AS: Kami rasa rencana Dahlan bagus. Harus ada masa tenang untuk penguasaan total. Kalian harus mengikat beberapa kawasan dengan menugaskan polisi Palestina untuk mengendalikan keamanan. Jika terjadi aksi apapun kalian kembali dan rebut kawasan terbut dengan paksa, sehingga semua orang merasa bahwa mereka adalah perusuh, merekalah yang memaksa tentara Israel kembali ke kawasan setelah mereka keluar dari sana.
Sharon: Abu Mazen sendiri menasehati kita bahwa kami tidak akan hengkang sebelum menghabisi pondasi dasar terorisme tanpa diupah.
Abu Mazen: Ya, kami nasehati kalian tapi kalian tidak berhasil sampai sekarang. Saya yakin kalian akan berhasil dalam agenda ini dalam waktu singkat.
Dahlan: Faktor-faktor keberhasilan ada di tangan kami. Arafat akan kehilangan kekuasaannya sedikit demi sedikit dan kamilah yang menguasi seluruh lembaga lebih banyak dari sebelumnya, kecuali tentara keamanan yang terdiri dari tentara pertahanan dan polisi, karena perangkat ini dikepalai oleh Kolonel Hamdi Ar-Riify. Kalian kenal betul siapa dia. Kami sudah kirim dokumen tentang kondisi tersebut dengan terperinci. Yang terpenting adalah kekuatan militer tidak tunduk kepada Arafat dan tidak pula menerima perintah apapun darinya. Kami akan memulai agenda ini dari setengah bagian utara Jalur Gaza sebagai permulaan. Adapun terkait dengan Brigade Al-Aqsha dalam waktu dekat akan menjadi brigade yang terbuka di hadapan kita. Kami sudah siapkan skenario untuk menentukan seorang pemimpin mereka yang akan membersihkan siapapun yang menghalangi kita.
Sharon: Saya sepakat dengan rencana ini. Agar berhasil dengan cepat dan tidak memakan waktu lama, para pimpinan penting politisi harus dibunuh, begitu juga dengan para pimpinan militer seperti Rantisi, Abdullah Asy-Syami, Zehar, Abu Shanab, Haneya, Al-Majdlawy, Muhammad Al-Hindi, dan Nafidz Azzam.
Abu Mazen: Ini akan mengacaukan suasana, dan kita akan kehilangan pengusaan terhadap seluruh agenda. Pertama kali kita harus menempuh jalan damai sampai berhasil menguasai Palestina. Opsi ini akan berhasil bagi kalian dan kami juga.
Dahlan: Tanpa ragu lagi bahwa aksi ini harus kalian bantu di lapangan. Saya bertanggung jawab membunuh Rantisi dan Abdullah Asy-Syami, karena jika mereka terbunuh akan menyulut kekacuan dan terjadi kekosongan besar di barisan Hamas dan Jihad Islam karena mereka adalah pimpinan pelaksana.
Sharon: Sekarang kamu mulai menguasai wahai Dahlan.
Dahlan: Tapi tidak sekarang. Kami harus menarik mundur jauh dari Gaza sehingga kita memiliki argumen yang kuat di hadapan publik. Ketika Hamas dan Jihad Islam merusak ketenangan maka giliran kalian membunuh mereka.
Sharon: Jika mereka tidak merusak ketenangan, apakah kalian biarkan mereka berkoordinasi dan mempersiapkan aksi-aksi serangan balik agar kami terkejut bahwa ketenangan itu menyerang kami...?
Dahlan: Mereka tidak akan sabar dengan ketenangan ketika organisasi mereka terpecah belah. Dengan demikian mereka akan merusak ketenangan suasana dan itu menjadi kesempatan untuk menghabisi mereka. Selanjutnya berkah bagimu wahai Sharon.
Utusan AS: Ini solusi logis dan masuk akal.
Sharon: Saya tidak akan lupa ketika kalian mengatakan kepada Partai Buruh, bahkan kepada kita bahwa kalian menguasai segalanya namun ternyata kebalikannya. Izinkan saya membuka jalan dengan cara saya sendiri.
Abu Mazen: Bagian pertama dalam peta jalan tertulis, bahwa kalian memberikan langkah yang mendukung kami dalam memerangi terorisme. Kami melihat bahwa dukungan terbesar bagi kami adalah jika kalian menyerahkan sebagian dari Jalur Gaza sehingga kami bisa mengokohkan penguasaan di sana. Sudah kami katakan kepada kalian bahwa kami tidak akan mengizinkan kekuasaan selain kekuasaan kami eksis di bumi Palestina.
Sharon: Sudah kami katakan kepada kalian lebih dari sekali bahwa langkah pendukung artinya kami menyokong kalian dalam memerangi terorisme...yaitu dengan pesawat dan tank-tank.
Abu Mazen: Itu bukan dukungan kepada kami.
[zq/voa-islam/sinai-ol]