Satu-satunya "teroris" yang selamat dalam serangan Mumbai menyatakan bahwa ia siap jika akan dihukum gantung. Pria tersebut terlibat dalam serangan Mumbai yang menewaskan 166 orang, salah satu serangan terburuk yang menimpa India.
Jika saya digantung karena ini, saya tidak peduli. Saya tidak akan minta ampun dari pengadilan ini. Saya memahami resiko dari apa yang saya lakukan", tandas pria tersebut.
"Apapun yang sudah saya lakukan, sudah kulakukan di dunia ini. Akan lebih baik jika saya dihukum didunia ini", kata pria bernama Mohammad Ajmal Amir Kasab di pengadilan, ia adalah orang Pakistan.
"Itu akan lebih baik daripada hukuman Allah. Itulah pengakuan saya".
Pada hari Senin, Kasab mengakui bahwa ia ambil bagian dalam serangan tiga hari di Mumbai yang dimulai tanggal 26 November. Pada tanggal tersebut para pria bersenjata melakukan serangan besar-besaran di kota tengah kota Mumbai, pusat ekonomi dan hiburan di India.
"Jika saya digantung karena ini, saya tidak peduli. Saya tidak akan minta ampun dari pengadilan ini. Saya memahami resiko dari apa yang saya lakukan", tandas pria tersebut.
Kasab yang saat ini baru berumur 21 tahun, menanggapi ketua jaksa Ujjwal Nikam yang menyatakan bahwa Kasab mencoba meminimalkan perannya dalam aksi besar-besaran tersebut untuk menghindari hukuman mati dan melindungi konspirasi di Pakistan, namun ternyata pria tersebut tidak takut mati.
Nikam dalam persidangan menyatakan, jika pengakuan Kasab tidak konsisten dengan bukti-bukti.
Hakim ML Tahiliyani belum menerima testimoni dari Pakistan, yang menjelaskan mengenai jaringan Kasab di Pakistan.
Kasab menyatakan ia tidak disiksa atau dipaksa untuk mengakui apa yang ia lakukan.
Pengakuan itu termasuk rincian pembunuhan oleh dia adan beberap pria bersenjata lainnya. Ia datang dari Pakistan menggunakan kapal dan Kasab menjelaskan bagaimana ia dipandu melaksanakan serangan hanya dengan video.
Setelah tiba di Mumbai, Kasab dan sembilan pria bersenjata lainnya berpisah dengan berpasang-pasangan, kemudian mulai melaksanakan serangan di stasiun kereta api, rumah sakit, sebuah pusat Yahudi, restoran yang sering dipakai orang asing dan di sebuah hotel bintang lima.
Kasab juga menceritakan mengenai penyerangan yang dilakukan ia dan rekannya Abu Ismail, yang menembak mati lebih dari 50 orang di dua tempat di Stasiun Chhatrapati Shivaji Terminus dan rumah sakit Cama.
Setelah itu Kasab dan Islamil melarikan diri menggunakan mobil Skoda rampasan. Mereka kemudian dihentikan oleh polisi dalam sebuah baku tembak, Kasab terluka sedang rekannya Abu Ismail meninggal.
Kedelapan pria bersenjata lainnya juga meninggal dalam baku tembak dengan pasukan keamanan. Pengadilan akan dilanjutkan hari Senin.
[zq/voa-islam/skynews]