UMM AL-FAHM - Sheikh Ra'ed Shalah, ketua Gerakan Islam, hari Jum'at kemarin menyatakan jika usaha Israel untuk menekan rakyat Palestina melalui penghancuran rumah dan pendudukan Yerusalem tidak akan membuat rakyat Palestina mengakui Yerusalem sebagai sebuah negara Yahudi.
Dalam khutbah Jum'at nya di Umm Al-Fahm, sheikh Shalah menyoroti bahwa rakyat Palestina tidak akan pernah berkompromi mengenai peninggalan sejarah Islam dan Arab di tanah Palestina yang dijajah Israel.
"Tanah ini telah dan akan terus mengguanakan bahasa Arab, dan apapun yang akan kalian lakukan untuk menYahudikan nama-nama (jalanan Palestina, lingkungan dan area), usaha kalian akan sia-sia", kata sheikh tersebut menunjuk kepada Otoritas Pendudukan Israel.
Gerakan Islam juga mengecam keputusan Israel yang menghapuskan kata-kata "Nakba" (malapetaka) dari buku-buku sekolah, sambil menekankan jika rakyat Palestina tidak akan berhenti memperingati kejadian tersebut hingga pendudukan ini berakhir dan lima juta pengungsi Palestina bisa kembali ke tempat tinggal yang menjadi hak mereka.
Kejadian lain yang berkaitan dengan hal diatas, anggota legistaif Hamas Ali Al-Romanin pada hari Sabtu menyoroti keputusan Israel untuk mengganti nama-nama jalanan di Yerusalem dari nama Arab menjadi nama Yahudi.
"Takdir pemilik tanah ini yang sebenarnya adalah milik rakyat Palestina dan ketabahan mereka lah yang menentukan takdir tersebut, bukan dengan mengganti nama dan tanda-tanda jalan", kata Romanin.
[zq/voa-islam/pic]