Kuala Lumpur (voa-islam.com) Bermodalkan peta, beberapa penjuru kota di jelajahi dengan monorail dan jalan kaki untuk menyusuri Kuala Lumpur yang bersih tanpa sedikitpun ada rasa khawatir bakal tersesat mengingat informasi yang disediakan cukup jelas.
Chowkit dipilih sebagai tempat transit sebelum melanjutkan ke Kelantan, tempat mertuanya Mahohara yang sedang 'hangat' dibicarakan di Indonesia akhir-akhir ini. Perjalanan ke Pertonas Twin Tower dari Chowkit cukup dekat, tidak seperti di Jakarta yang harus berpikir ulang apabila kita mengelilingi kota dengan modal "dengkul". Fyi, Chowkit termasuk daerah dengan penduduk dari Indonesia yang cukup banyak, sehingga tidak sulit bagi kita untuk makan lontong sayur khas Padang yang sedap dan spicy. Setelah memanjakan "lidah" dengan menyantap ayam briani bumbu madu dan teh tarik, tim voa-islam langsung "tancap gas" menuju Petronas Twin Tower untuk sekedar mengabadikan gedung yang merupakan sky scrapper tertinggi di Asia Tenggara.
Setelah memanjakan "lidah" dengan menyantap ayam briani bumbu madu dan teh tarik, tim voa-islam langsung "tancap gas" menuju Pertonas Twin Tower
Esok harinya kami langsung menyusun agenda pertemuan dengan beberapa kawan kami di Malaysia untuk menjadi tim kontributor di Malaysia, Alhamdulillah wartawan senior pada surat kabar Islam bersedia membantu tim voa-islam... subhanallah...
Bahkan tim voa-islam sempat di interview oleh pewarta Malaysia sekaligus saling bertukar kartu nama sebagai tanda kesediaan kami untuk bersinergi dan berdakwah dengan "modal" yang paling mahal, yaitu Ikhlas demi mencari wajah Allah semata dan Amanah.
Negeri Kerajaan Kelantan Darulnaim
Malamya tim voa-islam bertolak ke Kelantan Darulnaim, perjalanan darat selama 8 jam tak sedikitpun menyurutkan kebahagiaan kami, serasa kami berjalan-jalan di "halaman syurga saja", mengingat dakwahlah yang menjadi landasan kami bersilaturahmi ke banyak rekan dan saudara kami di Malaysia. Tepat jam 5 pagi waktu Kelantan kami tiba dan langsung disambut oleh rekan kami dengan joke-joke segar seputar Manohara. Tanpa kami duga ternyata tak banyak masyarakat Kelantan mendengar kabar tentang Mano, kita mahfum sajalah toh disini masyarakat memang berada di bawah sistem Negara Kerajaan, seperti yang banyak kami lihat di banner-banner gigantic yang berslogan "KESETIAAN DIJUNJUNG, RAJA DISANJUNG, RAKYAT DIPAYUNG"
Setelah dua jam istirahat, kami lanjutkan untuk bersilaturahmi ke pemerintah setempat, ke kantor Menteri Besar (Gubernur kalau di Indonesia, red) yang dipimpin oleh Nik Aziz bin Nik Mat (YAB Tuan Guru Dato' Hj Nik Abdul Aziz B Hj Nik Mat), Pemimpin kharismatik Parti Islam Se-Malaysia (Partai Pas). Sebetulnya kami tidak bermaksud ke Kantor Menteri Besar, kami awalnya hanya ingin melakukan jurnalisme investigatif saja pada sebuah wilayah yang dipimpin oleh Ulama-Umara. Hukum Islam juga cukup ketat diberlakukan di wilayah Kelantan Darul Naim.
Tak ada pelacuran, perjudian dan minuman keras disini, dan ini berlangsung sudah cukup lama, kurang lebih 19 tahun semenjak Partai PAS berjaya di Kelantan. Tak diduga pula tim Voice of Al Islam diterima dengan baik oleh pihak pemerintah dan juga wartawan yang tengah meliput di Gedung Setia Usaha Kerajaan (SUK) Negeri Kelantan Darulnaim, ketika kami memantau rencana press conference EXCO, kami pun diperkenalkan oleh wartawan Astro dan New Straits Times kepada pejabat Ahli Majlis Mesyuarat Kerajaan Kelantan, YB Dato' H. Husam bin H. Musa.
Karena tanpa persiapan dan tidak dalam kondisi akan melakukan interview, maka tim voa-islam lebih memposisikan sebagai tamu dari Indonesia dan lebih mengamati jalannya tanya jawab antara beberapa wartawan media cetak dan televisi dengan YB Dato' H. Husam bin H. Musa, terutama yang berkaitan dengan Internal Security Act (ISA) di Malaysia.
ISA adalah kezaliman dan sudah tidak lagi tepat pada zaman sekarang" demikian uraian YB Dato' H. Husam bin H. Musa atas sejumlah wartawan
"ISA adalah kezaliman dan sudah tidak lagi tepat pada zaman sekarang" demikian uraian YB Dato' H. Husam bin H. Musa atas sejumlah wartawan di gedung SUK Kelantan hari Rabu (29/07) lalu.
Lihat berita terkait : Voice of Al Islam di Malaysia (1)