Setelah serentetan aksi brutal dengan target komunitas Muslim di seluruh Eropa yang diakhiri dengan pembunuhan Marwa el-Sherbini di Jerman, IslamOnline.net (IOL) dalam rubrik Muslim Eropa melakukan jajak pendapat terkait hijab dengan tema "Islamophobia di Eropa". Dalam jajak pendapat tersebut ditanyakan, "Apakah wanita Muslim Eropa mau melepasaka hijab atau jilbabnya karena alasan tertentu."
Sungguh tak terduga, hasil jajak pendapat menunjukkan sebagian besar peserta (67,86%) menolak ide melepas hijab dengan alasan apa pun, sementara lainnya (32,14%) setuju menngalkan jilbab mereka.
Jika melihat secara lebih dalam dan menyeluruh, kita akan temukan banyak fakta, misalnya usaha integrasi Muslim di sana dihalangi oleh banyak serangan berlatar belakang etnis atau agama yang provokatif.
Jelas terlihat bahwa setelah kejadian 11 September banyak kejadian yang merugikan. Beberapa di antaranya menyedot banyak perhatian, seperti rancangan UU pelarangan burqa, serta yang tidak kalah pentingnya, penolakan seorang Muslim menjadi anggota parlemen di Italia.
Kembali ke masalah jajak pendapat, ternyata kecenderungan mereka yang bersedia melepaskan hijabnya memberikan alasan demi keamanan. Sebagian kecil dari mereka beralasan, melepaskan hijab untuk mendapatkan pekerjaan. Lainnya beralasan melanjutkan pendidikan, dan alasan-alasan lainnya.
Pemilihan hijab sebagai fokus dalam jajak pendapat tersebut bertujuan untuk menyoroti masalah-masalah yang terkait dengan Islamophobia di masa sekarang ini dan masa yang akan datang. Hijab adalah simbol dari wanita Muslim.
Hasil jajak pendapat memperkuat fakta bahwa sebagian besar Muslim Eropa tidak bersedia melepaskan kewajibannya dalam Islam untuk berbagai alasan.
Masalahnya saat ini adalah, Muslim berusaha berintegrasi dengan masyarakat Eropa, namun ada banyak rintangan yang menghalangi jalan ke sana.(aa/republikaonline)
gambar : groundswellcolective.com