View Full Version
Sabtu, 01 Aug 2009

Belanda Tangkap Turis Jihad



Polisi Belgia menangkap empat orang remaja asal Belanda di bandara Brussel. Sebelumnya, mereka telah diusir lebih dulu dari Kenya. Dan selanjutnya, Belanda akan mengusut kasus mereka.

Polisi Kenya menangkap empat remaja ini, pada saat mereka dalam perjalanan menuju kamp pelatihan jihad, di negeri tetangga Kenya, Somalia.


Dinas rahasia Belanda, AIVD, Kamis (30/07) tidak bersedia mengkonfirmasi bahwa empat remaja tersebut sudah lama di amati karena berpeluang menjadi calon pejuang 'jihad'.


Walaupun demikian, bagi pihak kejaksaan, kasus penangkapan empat remaja ini oleh polisi Kenya, cukup jadi alasan untuk bertindak lebih lanjut, kata juru bicara Wim de Bruin.

"Bagi kami, peristiwa tersebut merupakan alasan untuk bersama intelejen nasional melakukan penyelidikan. Tujuan utamanya untuk mengetahui lebih jauh apa yang akan mereka lakukan dan apa yang terjadi di Kenya."

Kamis (30/07) polisi nasional telah melakukan serangkaian penggeledahan dan menyita sejumlah dokumen.

Turis jihad

Kelompok remaja ini terdiri dari tiga pemuda keturunan Maroko dan seorang pemuda keturunan Somalia. Mereka semua berusia di bawah 21 tahun. Sang pemuda Somalia dan dua pemuda Maroko memiliki paspor Belanda, dan satu pemuda Maroko lainnya punya izin tinggal menetap di Belanda.

Selanjutnya pihak kejaksaan menambahkan, salah seorang pemuda tersebut, pada tahun 2005 pernah ditangkap di Azerbaijan. Menurut dugaan, ketika itu ia dalam perjalanan menuju Irak.


Jika nanti terbukti bahwa empat remaja tersebut memang bermaksud ingin mengikuti kamp pelatihan jihad di Somalia, ini akan merupakan kasus ketiga turis jihad, selama beberapa tahun belakangan. Karena, sejauh ini, di Belanda dan di banyak negeri Eropa lainnya, ungkapan pemikiran radikal, terutama hanya dalam bentuk omongan dan penampilan di internet.


Sementara untuk benar-benar turun langsung ke arena, masih merupakan pengecualian.

Dua kasus terdahulu, pertama menyangkut dua remaja yang tewas ditembak, ketika mereka mencoba menusuk petugas penjaga perbatasan di Kashmir.

Dan kasus lainnya, seorang mujahid Belanda paling terkenal, yaitu Samir Azzouz, yang saat ini berada dalam tahanan. Pada tahun 2003, ketika Samir Azzouz masih berusia 16 tahun, ia secara ceroboh ingin mencoba masuk ke Chechnya, tapi keburu ditangkap polisi Ukraina.


Al-Shabaab

Belakangan ini Somalia menarik minat banyak remaja muslim, yang ingin ikut bertempur melawan para prajurit Perang Salib dan Zionis, sebagaimana orang-orang di kalangan mujahid menamakan negara-negara Barat yang memerangi umat islam.

Sebabnya, pertama, karena saat ini Somalia adalah suatu negara tanpa kekuasaan nyata pemerintah pusat. Dengan demikian, berbagai kelompok jihad bisa bergerak dengan leluasa.


Salah satu kelompok jihad paling besar adalah Al-Shabaab, artinya pemuda. Kelompok ini memang punya kaitan dengan Al Qaida, tapi sebenarnya lebih bersifat nasional. Sasaran utama kelompok ini menguasai wilayah yang masih berada dalam pengaruh, apa yang bisa disebut sebagai sisa-sisa pemerintah pusat.


Kelompok ini tidak ikut aktif dalam gerakan jihad internasional. Meskipun beberapa pemimpin kelompok ini juga mengenal beberapa tokoh Al Qaida.

Selanjutnya, menurut beberapa pakar, sebab lainnya adalah saat ini sulit bagi warga asing untuk ikut berjihad di Chechnya, Afghanistan atau Irak. Sementara itu, Amerika terus mengikuti perkembangan di Somalia dengan cermat.

Dan bukan hanya mengikuti, secara rahasia angkatan udara dan pasukan khusus Amerika berkali-kali menyerang berbagai posisi Al-Shabaab. Termasuk beberapa posisi di perbatasan dengan Kenya.

Buah simalakama

Serangan seperti itu jadi buah simakalama: makin besar keterlibatan Amerika dalam konflik di Somalia, organisasi seperti Al-Shabaab akan makin populer. Juga bagi kalangan mujahid internasional.(aa/rnw.nl)


latestnews

View Full Version