View Full Version
Ahad, 02 Aug 2009

Saudi Arabia Menolak Hubungan dengan Israel



Saudi Arabia telah menolak panggilan dari pemerintah Amerika Serikat untuk memperbaiki hubungan dengan Israel untuk membantu memulai kembali pembicaraan damai antara pemerintah Yahudi dengan pemerintah Palestina.


Pengeran Saud Al-Faisal, Menteri Luar Negeri Saudi mangatakan pada hari Jum'at bahwa Riyadh tidak akan mempertimbangkan membangun hubungan dengan Israel sampai mereka setuju untuk mundur dari semua daerah jajahan di wilayah Palestina.


"Tidak memberikan kekuasaan dan sebuah pendekatan selangkah demi selangkah  tanpa ada akhir, kami percaya tidak akan mengarah ke perdamaian," Al-Faisal berkata pada Rabu, setelah melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat di Washington.

"Keamanan sementara dan langkah membangun kepercayaan juga tidak akan membawa damai."

Masalah - masalah  Status Akhir.

Al-Faisal mengatakan bahwa Israel harus mematuhi apa yang di tetapkan dalam Inisiatif Perdamaian Arab agar ia memiliki sebuah hubungan konsruktiv dengan Arab Saudi.

"Apa yang di minta adalah sebuah pendekaatan konfrehensiv yang menetapkan hasil akhir pada permulaan dan mengajukannya dalam negosiasi atas masalah - masalah status akhir, katanya.


Masalah - masalah status akhir itu termasuk menandai batas wilayah sebuah negara Palestina masa depan, kontrol Kota Yerusalem, hak kembalinya negara Palestina, keamanan dan hak-hak mendapatkan air.


Presiden Barak Obama, Hillary clinton dan Mitchell, utusan damai Timur Tengah masing-masing telah memanggil semua negara-negara Arab untuk membangun hubungan dengan Israel.

Langkah-langkah seperti pembukaan kantor perdagangan, penerimaan pertukaran akademisi, dan pengijinan pesawat sipil Israel untuk melintasi wilayah udara mereka telah di gembar-gemborkan oleh Washington sebagi jalan kepada negara-negara Arab untuk menunjukkan komitmen mereka pada perdamaian di wilayah ini.

Proposal Amerika.

Pemerintahan Obama menginginkan negara-negara Arab termasuk kawan dekat mereka Arab Saudi, untuk bekerja sama dengan kami mengambil langkah-langkah
untuk meningkatkan hubungan dengan Israel, untuk mendukung Otoritas Palestina dan menyiapkan masyarakat mereka merangkul perdamaian pada akhirnya, antara Rakyat Palestina dengan Rakyat Israel. kata Hillary setelah berbisara dengan Al-Faisal.

"Melanjutkan kepemimpinan Saudi Arabia adalah  memang sangat penting untuk mencapai sebuah sukses komprehensiv dan pembicaraan akhir. kata Hillary.


Tetapi Faisal mengatakan Israel menolak Inisiatif perdamaian Arab, sebuah Proposal yang negara-negara Arab akan secara resmi mengakui Israel jika mengembalikan juga mundur dari wilayah Arab yang mereka jajah sejak perang Arab - Israel tahun 1967.


Pertanyaan sesungguhnya adalah, "Apakah Israel akan memberikan kesempatan untuk penawaran penyelesaian komprehensiv ini?" katanya.

"Israel bahkan tidak pernah merespon  sebuah permintaan Amerika untuk menghentikan perluasan pemukiman mereka ( di wilayah Tepi Barat yang di jajah Israel ) yang Presiden obama menyebutnya sebagai tidak sah," katanya.(aa/aljazeera)


latestnews

View Full Version