Militer Israel mengumumkan bahwa memasuki bulan Ramadhan, kaum laki-laki di atas usia 50 tahun dan wanita berusia 45 tahun dari warga Tepi Barat yang tidak memiliki dokumen boleh memasuki kota Al-Quds untuk menunaikan shalat jumat di masjid Al-Aqsha selama bulan tersebut. Sementara pemuda di bawah usia tersebut di atas tidak akan diperbolehkan masuk ke Al-Quds dan tidak akan diberikan izin.
Oeri Mudnis, pejabat urusan perhubungan di militer Israel kemarin sore Rabu (19/8) menegaskan bahwa prosedur itu akan diterapkan di tiga perlintasan; Kubah Rahil gerbang di Betlehem, perlintasan Qalanda Athrut dan perlintasan Abu Sabitan “Eizer” yang khusus untuk pejalan kaki dan tidak diperbolehkan mobil masuk melalui gerbang Qalanda di bulan Ramadhan pada hari jumat.
Ia menambahkan perlintasan Qalanda Athrut akan ditutup untuk semua kendaraan setiap hari Kamis dari jam 12 pertengahan malam hingga jam 14.00 setelah jumatan. Sehingga ribuan jamaah shalat bisa ditampung sejak pagi hingga selesai shalat.
Mudnis menegaskan bahwa karena perlintasan Ras Abu Sabitan dan perlintasan Qubah Rahil khusus untuk pejalan kaki, maka warga Palestina di Tepi Barat agar melintasi perlintasan Ras Abu Sabitan agar bisa lebih banyak menampung dan untuk mengurangi tumpukan di perlintasan Qalanda.
Pejabat Israel ini mengisyaratkan bahwa siapa saja yang ingin – dari warga Tepi Barat – di bawah usia 45 tahun untuk laki-laki dan di atas 30 tahun untuk perempuan memasuki kota Al-Quds maka harus mendapatkan izin. Sementara untuk pemuda di bawah usia itu maka tidak boleh masuk Al-Quds dan tidak akan memperoleh surat izin dari dinas militer Israel.
Tentang kunjungan keluarga di bulan Ramadhan, militer Israel berniat menerbitkan surat izin bersyarat yakni dengan mengajukan foto copy identitas pengunjung dari semua keluarganya dan kerabat yang dikunjunginya di Al-Quds untuk membuktikan bahwa mereka satu keluarga.
Mudnis meminta kepada warga Palestina yang hendak menunaikan shalat jumat untuk melintasi perlintasan Ras Abu Sabitan dan Qalanda secara bertahap dan menghindari penumpukan yang padat. Yakni tahap pertama jam 8.00, jam 9.00 dan jam 10.00 dan jangan ada 100 ribu warga jamaah shalat yang melintasi perlintasan tersebut beberapa menit atau satu jam sebelum shalat. (infopalestina)