View Full Version
Senin, 31 Aug 2009

Stasiun Televisi Islam Hadir di Mesir

Kehadiran Azhari TV untuk meluruskan citra Islam.

Stasiun televisi Islam hadir di Timur Tengah pada awal Ramadhan ini.  Namanya,  Azhari TV yang dapat disaksikan oleh masyarakat Mesir, dan sekaligus pendamping stasiun TV Al Jazeera. Kehadiran stasiun televisi baru tersebut untuk menampilkan wajah Islam yang moderat, dan sebagai upaya mengurangi perilaku kelompok Muslim ekstremis.

Stasiun TV yang tayang perdana, Sabtu (22/8), ini dibangun atas ide dari asoasiasi pemuka agama di Al-Azhar. Universitas tersebut merupakan institusi pendidikan terbesar di kalangan Islam Sunni di Mesir. ''Tujuan stasiun TV ini ialah untuk menyebarkan ajaran Islam yang sebenarnya, Islam yang selama ini salah diinterpretasikan sebagai ajaran terorisme,'' kata Direktur Utama Azhari TV, Khalid Al-Jundy, kepada The Media Line. Azhari TV akan hadir setiap hari selama 24 jam.

''Kami ingin menjelaskan kepada dunia bahwa Islam tidak mendorong tindakan kekerasan. Islam mengajarkan untuk menghargai kehidupan orang lain, kedamaian, dan menghormati pluralisme,'' kata Al-Jundy menambahkan. Ia menjelaskan, Azhari TV akan membuat program alternatif di kala stasiun lain yang menyebarkan perilaku kekerasan dan ekstremis.

''Kami ingin memberi tahu dunia bahwa terdapat wacana di kalangan Muslim, yang menyatakan orang-orang Islam itu tidak mendiskriminasikan orang lain melalui warna kulit mereka, jenis kelamin, dan agama mereka. Atas dasar itulah  Azhari TV ada,'' katanya. Azhari TV tidak hanya akan berhadapan dengan informasi-informasi yang terdistorsi dari media-media Arab, namun juga dari media Barat.

''Kami ingin menyediakan otoritas pada stasiun TV, di mana orang-orang dapat mempercayainya,'' kata Al-Jundy. ''Pembentukan Azhari TV dilatarbelakangi kekecewaan kami dengan cara media Barat melihat persoalan Muslim.'' Disebutkan siapa pun yang mendistorsikan wajah Islam dan apa pun niatnya, hal itu akan diluruskan, dan stasiun TV baru ini akan berusaha merepresentasikan Islam kepada media Barat.

Program stasiun TV ini mayoritas berbahasa Arab dan beberapa program lainnya disajikan dengan bahasa Inggris dan Prancis. Namun, tahun depan, pengelolanya berencana akan menyajikan program dengan berbagai bahasa. Sehingga, diharapkan stasiun TV ini nantinya bisa menjadi perwakilan Islam.

Para pemuka agama dan pengamat agama di Mesir, menyatakan 10-15 tahun terakhir ini stasiun TV menjamur di Mesir. Fenomena ini meningkatkan keberadaan organisasi-organisasi ekstrem di negara tersebut.

Keberadaan Azhari TV diharapkan menjadi solusi untuk memerangi pesan-pesan TV lain, yang sering membingungkan pemirsa dan mengumbar kebencian tersebut. Kepala Departemen Jurnalisme dan Komunikasi Massa di Universitas Amerika di Kairo, Prof Hussein Amin, menyambut peluncuran Azhari TV. ''Saya kira Azhari akan bisa memainkan peran signifikan,'' ujarnya.

Ia mengatakan, orang-orang telah sembarangan mengeluarkan fatwa atau dekrit. Sementara itu, banyak dari fatwa tersebut tidak berdasarkan ilmu keagamaan di institusi yang dihormati. Dan, banyak pula fatwa yang tidak melihat skala luas. Akibatnya, fatwa tersebut berpengaruh bagi anak-anak muda, terutama yang berasal dari golongan miskin.

''Padahal, mereka tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman untuk mengajarkan agama mereka. Hal tersebut menciptakan kekacauan,'' katanya. Oleh karena itu, ia berharap pesan yang dibawa Azhari akan berdampak positif, mengingat TV ini berasal dari institusi yang kredibel, yakni Universitas Al-Azhar.

Kehadiran stasiun TV ini di bulan Ramadhan diharapkan dapat diterima luas oleh masyarakat Mesir. Biasanya para keluarga Muslim menghabiskan waktu petang bersama keluarga untuk makan di waktu buka. Biasanya,  rating TV selalu meningkat pada sore hari, karena anggota keluarga menikmati makanan sambil menonton acara TV. Saluran TV ini akan mengudara baik di ArabSat dan NileSat, keduanya adalah satelit pengangkut utama di Timur Tengah. Lewat kedua satelit itu pemirsa di Eropa dan Asia Tenggara bisa menikmati siaran-siaran  Azhari TV.

Nilai investasi

Azhari TV dibangun dan dikembangkan dengan biaya awal sebesar 2,7 juta dolar AS. Dana tersebut merupakan investasi oleh pebisnis asal Libya, Hassan Tatanaki, yang mendukung misi saluran tersebut. Para pengelola Azhari TV berharap saluran tersebut akan bisa menguntungkan secara finansial, melalui pendapatan dari iklan di tahun-tahun mendatang.

Universitas Al-Azhar mendukung sepenuhnya keberadaan TV tersebut. Bahkan, semua presenter dan ahli yang akan tampil dalam saluran ini harus merupakan lulusan dari institusi prestisius tersebut. Menurut situsnya, (http:azhari.tv), pembangunan stasiun TV ini juga bertujuan untuk memfasilitasi orang-orang Islam dengan ilmu pengetahuan dan para ahli, untuk melawan ideologi Islam ekstrem. Serta, untuk menyatukan dan meregulasi fatwa dan melakukan penyegaran pengajaran terhadap Islam.

Stasiun TV ini juga mendeklarasi bahwa mereka tidak akan terlibat dalam kebijakan negara dan tidak menyerang individu maupun institusi. Saluran tersebut juga akan bersikap independen dan tidak berpihak pada Pemerintah Mesir, bahkan Azhari TV tidak akan malu-malu untuk mengkritik kebijakan pemerintah. (PurWD/Rpb)


latestnews

View Full Version