View Full Version
Jum'at, 11 Sep 2009

Suku Pribumi Minta Keadilan Kepada Tentara Philipina

Mindanao - Sekelompok suku asli yang menyebut dirinya sebagai Kusog atau Katawhang Lumad Mindanao meminta keadilan atas kematian seorang pimpinan suku mereka di Esperanza, Agusan del Sur tanggal 2 September lalu.

Kelompok yang tertuduh berada di balik pembunuhan brutal tersebut adalah Tentara Bersenjata Philipina (AFP).

Dalam sebuah pernyataan email kepada Sunstar, kelompok tersebut berkata bahwa pasukan dari Satuan Tugas Gantangan, yang di duga bentukan Komando Timur Mindanao AFP, membunuh dengan brutal Higaonon Datu Mampaagi Belayong.

kelompok tersebut berkata bahwa pasukan dari Satuan Tugas Gantangan, yang di duga bentukan Komando Timur Mindanao AFP, membunuh dengan brutal Higaonon Datu Mampaagi Belayong.

Pernyataan yang di terjemahkan ke dalam bahasa Inggris dari bahasa Bisaya mengatakan pemimpin Higaonon di bunuh di Barangay Kinamaybay pada 2 September oleh sekelompok paramiliter di bawah Satuan Tugas Gantangan, sebuah unit khusus Komando Mindanao Timur Tentara Khusus Philipina yang menargetkan masyarakat lumad," kata Kalumaran.

Kelompok suku tersebut mengatakan bahwa istri pemimpin suku  yang di ketahui bernama Adelfa menyakisikan kejadian tersebut.

Istri pemimpin suku mengenali penyerang sebagai Datu Manlapagan Bato, anggota tentara Bagani di wilayah tersebut.

Menurut saksi mata, Bato bersama seorang tidak dikenal yang juga merupakan anggota pasukan Bagani, yang di pimpin oleh Vic Makaudag, Mama Magulang Bot-anon dan Kumander Bawang.

Pasukan Bagani berada di bawah Brigade Infantery 402 Tentara Philipina, kata kelompok tersebut.

Kulumaran mengatakan pembentukan pasukan Bagani di wilayah Caraga di bawah Satuan Tugas AFP-EMC's Gantangan, sejalan dengan Rencana Keamanan Nasional untuk Penduduk Asli (NISP-IP).

Kelompok suku tersebut menuduh bahwa pasukan Bagani di gunakan untuk melindungi kepentingan bisnis besar dari ancaman dan gangguan orang Lumad yang tidak mau melepaskan tanah-tanah leluhur mereka untuk di ubah jadi perkebunan.

Pernyataan juga mengungkapkan bahwa AFP cenderung membentuk kelompok paramiliter di tiap kota di Agusan dan membentuk tentara Batalion Regular yang seluruhnya terdiri dari orang Lumad.

Mampaagi merupakan kepala suku kelima yang di bunuh dalam 6 bulan terakhir. korban lainnya di kenali sebagai Kapis Butod, Ludenio Munzon, Marcial Latiban dan Agustin Cumawas. (aa/lwrn)   


latestnews

View Full Version