View Full Version
Sabtu, 12 Sep 2009

Krisis Tentara, Wanita Australia Jadi Unit Tempur di Garis Depan

Canberra - Untuk menanggulangi masalah krisis perekrutan tentara yang terjadi di negara-negara yang sekarang terlibat peperangan di Afghanistan, dan Irak, pihak militer negara tersebut membolehkan para wanita untuk bertugas di unit-unit tempur dan komando pasukan khusus di garis depan

Pemerintah Australia pada Rabu kemarin mengatakan bahwa para wanita Australia dapat bertugas di garis depan sebagai unit tempur dan juga komando pasukan khusus. Hal ini sebagai upaya untuk mengatasi masalah krisis perekrutan tentara yang terjadi di negara tersebut.

Menteri Muda Pertahanan Greg Combet mengatakan semua bagian negara kecil tetapi mempunyai militer yang maju harus terbuka bagi perempuan, termasuk unit pasukan khusus yang saat ini sedang bertempur dengan Taliban di Afghanistan.

"Satu-satunya pengecualian seharusnya di mana tuntutan fisik tidak dapat di penuhi sesuai kriteria yang di tentukan berdasarkan analisis ilmiah dan bukan asumsi tentang gender," kata Combet.

Perempuan Austarlia telah bertugas di garis depan dengan peran sebagai pilot helikopter dan pesawat pembom, seperti halnya pada kapal selam dan kapal perang, tetapi di kecualikan dari unit-unit infantery dan komando pasukan khusus di garis depan.

Menghapus pembatasan gender akan menempatkan Australia sebagai kunci terdepan pasukan sekutu termasuk Amerika Serikat dan Inggris dalam membuka peraturan bertempur bagi perempuan, dan juga sejalan dengan beberapa negara Eropa seperti Denmark dan Jerman seperti halnya Selandia Baru dan Israel.

kritik terhadap wanita yang bertugas dalam unit tempur berpendapat bahwa tentara wanita tidak sekuat sebagaimana tentara laki-laki, sebuah faktor yang sangat krusial dalam pertempuran jarak dekat, sedangkan kehadiran mereka dapat menjadi sebuah gangguan , karena serdadu laki-laki menempatkan hidup mereka lebih beresiko untuk melindungi kawan-kawan mereka yang peremuan.

kehadiran mereka dapat menjadi sebuah gangguan , karena serdadu laki-laki menempatkan hidup mereka lebih beresiko untuk melindungi kawan-kawan mereka yang peremuan

"Saya tidak berfikir rakyat Australia akan senang untuk melihat anak perempuan, adik-adik, istri atau pacar mereka terbunuh dalam jumlah yang tidak proporsional untuk membantu tentara laki-laki," kata Neil James, direktu Asosiasi Pertahanan Australia kepada Radio Australia.

Itu hal fisik sederhana. Di medan perang, teori akademik persamaan gender tidak berlaku. Yang berlaku adalah hukum fisika dan biomekanik, kata James.(aa/gn)


latestnews

View Full Version