View Full Version
Sabtu, 12 Sep 2009

Sekolah Belgia Melarang Muslimah Berjilbab di Kelas

BRUSSELS - Sekolah Umum berbahasa Belanda di Belgia akan melarang penggunaan jilbab bagi Muslimah di kelas, hal ini di umumkan oleh pejabat sekolah di wilayah Flanders Jum'at kemarin.

Larangan itu berlaku bagi hampir 700 sekolah yang ada di wilayah bagian utara  wilayah Flanders termasuk beberapa sekolah di Brussels.

Larangan tersebut menyusul setelah protes dua sekolah di Antwerp bulan ini yang bergabung dengan sekolah lainnya dimana mereka sudah melarang jilbab.

Menanggapi keluhan oleh seorang pelajar di salah satu sekolah, pengadilan administratif tertinggi di Belgia pada hari Selasa mengeluarkan peraturan bahwa sekolah tidak dapat mengambil keputusan menurut aturan mereka sendiri.

Pengadilan akan memerintahkan kepada murid-murid untuk banding Selasa pekan depan demi mendorong masyarakat dewan pendidikan untuk membuat satu sikap publik yang sama pada Jum'at.

Sekolah-sekolah di Belgia sebelumnya telah  menikmati otonomi dalam setiap keputusan terhadap satu dari tiga keputusan yaitu mengenakan jilbab bagi Muslimah, yang lain melarang mereka dan sisanya tidak memberikan petunjuk resmi.

Dewan pengurus sekolah Flemish mengatakan larangan di sekolah umum ini akan di perkenalkan secara bertahap untuk memberi waktu bagi sekolah yang tidak menegakkan larangan tersebut untuk melaksanakannya.

larangan di sekolah umum ini akan di perkenalkan secara bertahap untuk memberi waktu bagi sekolah yang tidak menegakkan larangan tersebut untuk melaksanakannya

Sekolah-sekolah di Flanders yang di danai oleh masyarakat Belgia, kebanyakan merupakan sekolah Katholik yang kelola oleh pihak kota, tidak terikat oleh aturan tersebut.

Pihak berwenang sekolah di kota utama Flemish, Antwerp mengumumkan pelarangan  seragam jilbab di mulai pada awal tahun ajaran berikutnya.

Sebuah debat umum tentang pelarangan jilbab ini juga sedang berlangsung di wilayah Belgia yang berbahasa Perancis, Wallonia dan di wilayah ibukota Brussels. (aa/alarby)


latestnews

View Full Version