Cairo - Muslim di ibukota Amerika Serikat, New York yang sedang berkampanye untuk menambah 2 hari raya umat islam, 'Iedul Fitri dan 'Idul Adha kedalam kalender hari libur sekolah umum sebagaimana yang di lakukan oleh umat Kristen dan Yahudi. berjanji akan membawa kasus ini ke dalam arena politik dalam pertarungan dengan Walikota yang tetap tidak mau menyerah menentang gagasan tersebut.
"Kota ini di anggap sebagai kota yang paling beragam perbedaan di dunia." kata Robert Jakson, seorang Muslim dari wilayah Manhattan kepada the Wall Street Journal pada Selasa, 15 September.
"peraturan kota dan hukumnya harus mencerminkan hal tersebut."
Kelompok-kelompok Muslim di kota New York mendesak para pejabat untuk meliburkan sekolah umum pada hari raya 'Iedul Fitri dan 'Iedul Adha, dua hari suci keagamaan dalam kalender Islam.
Mereka telah meningkatkan kampanye mereka menjelang berakhirnya bulan suci Ramadhan, berharap bahwa para pejabat akan menaggapinya dan anak-anak mereka akan punya kesempatan untuk merayakan 'Iedul Fitri yang menandai akhir bulan Ramadhan.
Sekolah umum di New York, kota dengan aturan sekolah terbesar di negara tersebut, telah meliburkan sekolah pada hari raya umat Kriten dan Yahudi yaitu Rosh Hashanah dan Yom Kippur.
Satu minggu dalam liburan musim semi juga di jadwalkan bertepatan dengan Paskah dan Hanukkah.
Ketiadaan hari libur 'Iedul Fitri, menyebabkan keluarga muslim hanya punya dua pilihan, tidak mengirimkan anak-anak mereka ke sekolah selama 'Ied. Pilihan yang lainnya adalah menunda perayaan lebaran hingga akhir pekan berikutnya.
Sekolah-sekolah di kota tersebut berpendapat, bahwa mereka mengijinkan murid-murid untuk libur pada hari dimana merekan merayakan hari raya keagamaan.
Tetapi keluarga-kelurga Muslim, seperti Linda Sarsour, mengatakan bahwa anak-anak mereka merasa tersinggung ketika mereka memilih untuk libur dari sekolah untuk melaksanakan keyakinan agama mereka.
"Mengakui hari-hari keagamaan adalah merupakan penerimaan dalam masyarakat kita," kata Sarsour, ibu tiga anak.
Menurut the Coalition for Muslim School Holidays, murid-murid yang beragama Islam berjumlah sekitar 12% dari seluruh siswa yang ada di sekolah umum kota New York.
Di tempat lain di seluruh Amerika Serikat, mengakui hari libur keagamaan mendapat dukungan dari masyarakat.
Dearborn, Michigan, dimana hampir setengah dari 18,000 muridnya beragama Islam, di yakini merupakan kota pertama yang meliburkan sekolahnya pada perayaan hari besar Islam.
Beberapa kota di New Jersey saat ini juga meliburkan sekolah pada hari raya Islam.
Pertarungan Politik
Orang Islam dengan kampanye yang sungguh-sungguh telah membujuk para pejabat New York untuk menyetujui permintaan mereka.
"Dia telah di tuntut sejumlah orang yang berpikir akan hal ini," kata Fatima Shama, yang baru di angkat oleh Walikota Michael Bloomberg sebagai komisaris urusan imigran.
Bloomberg, yang telah menetapkan keputusan akhir untuk menetapkan hari libur sekolah, dengan tegas menentang mengakui hari libur keagamaan bagi umat Islam.
Ketika Dewan Kota mengeluarkan sebuah resolusi yang tidak mengikat, setelah banyaknya loby pada bulan Juni, dengan membolehkan semua sekolah umum untuk libur pada 'Iedul Fitri dan 'Iedul Adha, Bloomberg dengan tegas menolak proposal tersebut.
Ia menyatakan bahwa jika itu di izinkan, akan memudahkan jalan bagi kelompok agama lain untuk meminta hari libur sekolah juga.
"Salah satu masalah yang anda miliki pada kota yang beragam adalah jika meliburkan sekolah pada tiap saat hari keagamaan, maka tidak akan ada sekolah." katanya baru-baru ini.
Tetapi orang-orang Muslim berjanji untuk membawa keteguhan Bloomberg pada aspek politik.
Bloomberg yang mengincar masa jabatan ketiga sebagai Walikota New York, telah bersikap ramah dalam menerima kelompok etnis dan agama.
Aktivis muslim memperingatkan bahwa komunitas mereka mungkin akan menahan suara untuknya pada pemilihan bulan November jika Walikota tidak memperhatikan keinginan mereka.
Saya berharap bahwa tekanan dari komunitas Muslim akan membantu Walikota memutuskan, demi kepentingan terbaik bagi dirinya secara politis, untuk menggabungkan kedua hari libur keagamaan tersebut, kata Jakson, anggota dewan kota yang bergama Islam. (aa/IOL)