Sebuah film yang berdurasi selama 7 menit menarik minat hampir 10 juta pengunjung di internet untuk melihatnya. "Muslim Demographics" judul film tersebut, tidak ada gambar manusia, hanya berisikan text bergeser daftar statistik yang muncul beruntun dengan dafar lain, berlatar warna hitam dan diiringi oleh musik arab. Film ini di tutup dengan peringatan pada kaum Kristen agar bertindak menanggulangi "bahaya" pertumbuhan islam di barat.
Anak baru lahir
Berdasarkan data yang tampaknya akurat, para pembuat film mencoba menunjukkan bahwa budaya Barat terancam dan malah akan musnah dalam waktu singkat. Contohnya, untuk mempertahankan jumlah orang dari kelompok budaya mana pun, rata-rata angka kelahiran per keluarga harus senilai 2,11 persen.
Menurut film itu, pada tahun 2007 rata-rata angka kelahiran di negara-negara Uni Eropa 1,38 persen. Di Spanyol malah 1,1 persen. Di keluarga muslim, rata-rata angka kelahiran jauh lebih tinggi: 8,1 persen. Di Belanda, konon sekarang separoh dari anak-anak yang baru lahir adalah muslim dan pada 2027 separoh penduduk adalah muslim.
Film itu menunjukkan gambar pemimpin Libia Muammar Khadafi dengan kata-kata yang pernah diucapkannya. "Kami tidak perlu teroris, kami tidak perlu pelaku bom bunuh diri. Lima puluhan juta muslim di Eropa akan mengubah benua itu menjadi benua muslim dalam beberapa dasawarsa. Orang yang dulu tidak merasa takut akan invasi islam di Eropa, sekarang bakal takut juga."
"Kami tidak perlu teroris, kami tidak perlu pelaku bom bunuh diri. Lima puluhan juta muslim di Eropa akan mengubah benua itu menjadi benua muslim dalam beberapa dasawarsa. Orang yang dulu tidak merasa takut akan invasi islam di Eropa, sekarang bakal takut juga."
Tapi benarkah angka-angka tersebut? Jan Latten dari Biro Pusat Statistik (CBS) berpendapat lain. "Begini, penghitungannya salah, tapi trendnya benar. Jumlah kelahiran anak muslim memang akan lebih banyak ketimbang tiga puluh tahun lalu. Tapi secara kuantitatif itu berlebihan. Saat ini dapat dikatakan sekitar dua puluh persen anak-anak, ibunya bukan orang Barat. Tapi kita tahu juga bahwa ibu yang non Barat ini tidak semuanya muslim. Hampir separoh memang mengaku muslim. Dari dua puluh persen anak-anak yang ibunya bukan orang Barat itu, cuma separoh, jadi sepuluh persen, adalah anak muslim. " kata Jan Latten
Konflik sosial
Minggu ini koran Inggris Daily Telegraph juga melaporkan data muslim di negara-negara Uni Eropa. Jumlahnya pada tiga puluh tahun belakangan, konon bertambah dua lipat dan akan berlipat ganda lagi pada 2015. Oleh karena itu koran ini memperingatkan, kalau tidak ada proses integrasi yang baik, akan terjadi konflik sosial besar-besaran.
Apakah hal ini mengkhawatirkan? Buat Amr Khalid, seorang mubaligh Mesir dan aktivis muslim, hal ini tidaklah mengkhawatirkan. Dalam sebuah film di Youtube juga, mubaligh ini terlihat menyatakan kegembiraannya yang murni atas bertambah pesatnya umat Islam di Eropa. Dalam sebuah pidato ia mengatakan: "Perlu disampaikan bahwa jumlah muslim di Eropa antara 25 sampai 30 juta orang. Sambil tertawa ia menambahkan: "Muslim melahirkan anak, Eropa tidak."
Amr Khalid berpendapat, dalam waktu dua puluh tahun, muslim bakal menjadi mayoritas di sana (Eropa, red.), dan bisa berkonsekuensi untuk mempengaruhi kebijakan Eropa. (aa/rnw)