Washington (voa-islam) - Komandan tertinggi Amerika dan Nato di Afghanistan telah merekomendasikan penambahan 40.000 pasukan sebagai kebutuhan minimum yang diperlukan untuk menang, dua sumber yang dekat dengannya menyatakan pada hari Kamis.
Jenderal Stanley McChrystal juga memberikan pilihan Presiden Barack Obama mengirimkan lebih dari 40.000 tentara, kata sumber-sumber tersebut, yang secara politik dapat beresiko memberikan keraguan yang mendalam di antara sesama kubu Demokrat pendukung obama tentang perang yang telah berlangsung selama delapan tahun itu.
Salah satu sumber, yang keduanya tidak ingin di publikasi dikarenakan pekanya pembicaraan tentang rekomendasi kepada presiden, mengatakan McChrystal juga memberikan pilihan beresiko ketiga yaitu tidak mengirim lebih banyak pasukan.
Sumber-sumber tersebut berbicara selama perdebatan sengit terjadi di Washington, apakah Amerika akan mengirim lebih banyak pasukan ke Afghanistan untuk mencoba menumpas Taliban atau menimbang kembali misi AS dan fokus pada serangan terhadap sel-sel Al Qaeda.
Sekarang ini ada lebih dari 100.000 pasukan Barat yang bertugas di Afghanistan, di antaranya adalah 65.000 pasukan AS. Jumlah pasukan AS sudah meningkat menjadi 68.000 tahun ini.
Kehati-hatian Obama tentang masa depan AS di Afghanistan - sebuah isu yang diharapkan untuk menentukan masa kepresidenannya di dalam dan di luar negeri - negara tersebut menghadapi kekerasan terburuk dalam perang, gerilyawan Taliban telah memperluas peperangan untuk merebut wilayah, termasuk Kabul, tempat dimana serangan jarang sekali terjadi.
Pada hari Kamis, 17 orang meninggal dan 76 luka-luka di pusat ibukota Afghanistan ketika sebuah bom besar meledak di luar Kedutaan Besar India. Serangan itu yang terbaru seri diplomatik dan gedung-gedung pemerintah di Kabul.
"Di bawah ancaman keamanan saat ini, saya pikir akan masuk akal untuk mengatakan bahwa 40.000 pasukan akan dibutuhkan. Itu merupakan keperluan minimum,"
"Di bawah ancaman keamanan saat ini, saya pikir akan masuk akal untuk mengatakan bahwa 40.000 pasukan akan dibutuhkan. Itu merupakan keperluan minimum," kata Said Jawad, duta besar Afghanistan untuk Amerika Serikat, kepada Reuters, ia juga mendesak publik AS untuk mendukung pengiriman lebih banyak pasukan.
Tim keamanan nasional Obama semakin terfokus pada gagasan bahwa ancaman utama yang dihadapi Amerika Serikat adalah al-Qaeda, terutama yang berbasis di Pakistan, kata seorang pejabat pemerintahan Obama.
Perang dimulai pada tahun 2001 ketika invasi pimpinan Amerika mengusir Taliban dari kekuasaan di Afghanistan. Taliban telah memberikan tempat berlindung yang aman di Afghanistan untuk al-Qaeda, yang melakukan serangan 11 September di Amerika Serikat.
"Taliban adalah sebuah gerakan masyarakat adat yang terletak di Afghanistan dan Pakistan. Jadi ada unsur-unsur Taliban yang telah bersekutu dengan Al-Qaeda dan kami akan mencari dan membunuh mereka," kata pejabat itu, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
"Tapi Taliban bukan merupakan organisasi homogen. Ada juga unsur-unsur Taliban yang merupakan aktor politik dengan ambisi dan keprihatinan lokal. Kami tidak menyangkal bahwa banyak dari mereka adalah lawan hebat. Kami tidak akan mentolerir mereka kembali ke kekuasaan seperti saat mereka berkuasa sebelum 9 September," kata pejabat tersebut.
Lihat dan Tunggu Untuk Sekutu
Seorang pejabat senior pertahanan AS mengakui perdebatan AS telah menyebabkan pemerintahan Eropa dalam posisi menunggu-dan-melihat seraya memutuskan apakah akan memilih sumber daya tambahan untuk Afghanistan.
"Dan aku berpikir bahwa sementara mereka memiliki isu-isu domestik di negara masing-masing, negara-negara yang telah menderita banyak korban harus berurusan dengan beberapa orang yang berdebat bahwa biaya perang ini tidak layak," kata Alexander Vershbow, asisten sekretaris untuk urusan keamanan internasional. (reuters)