View Full Version
Rabu, 14 Oct 2009

Ridiculous, Geert Wilders Menang di Inggris

"Suatu kemenangan bagi kebebasan berpendapat." Demikian politikus Geert Wilders memuji vonis seorang hakim Inggris.

Berita duka tersebut menyatakan, larangan masuk Inggris yang dikenakan bagi politikus Belanda yang dikenal anti imigrasi ini pada bulan Februari, tidak benar. Selasa kemarin, Pengadilan Imigrasi dan Perlindungan Politik di London menetapkan, alasan larangan masuk Geert Wilders ke Inggris beberapa waktu lalu, tidak cukup kuat. Geert Wilders menyambut gembira putusan tersebut.

Geert Wilders: "Saya anggap, memang itu semua keputusan politik pemerintah Inggris, untuk mencegah saya masuk ke Inggris, menahan saya di bandara Heathrow, dan mengirim saya balik. Dan hari ini, bukan hanya kemenangan bagi saya, tapi, berkat vonis pengadilan Inggris, juga bagi kebebasan berpendapat. Dan, itulah yang paling penting. Saya kira semua orang sependapat, kebebasan berpendapat adalah hal penting. Juga kebebasan berbicara orang-orang, yang pendapatnya tidak kita setujui."

Tanpa alasan kuat

Hakim menilai, tidak ada petunjuk atau bukti Geert Wilders akan melanggar hukum selama kunjungannya di London. Juga tidak ada tanda-tanda, kehadirannya akan menimbulkan kerusuhan. Larangan masuk Inggris, menurut hakim, terlalu berlebihan. Hak kebebasan mengemukakan pendapat, juga mencakup menghina dan memprovokasi. Batasannya, tidak boleh mengeluarkan seruan untuk melakukan tindak kekerasan, jelas sang hakim.

Geert Wilders: "Ini tak ada hubungannya dengan ekstremisme. Saya bukan esktremis. Ini urusan kebebasan berbicara, dan saya sangat gembira. Saya menghargai sistem hukum Inggris, yang dengan tegas mengoreksi keputusan politik pemerintah ini."

Di Den Haag, Menteri Luar Negeri Belanda, Maxime Verhagen, menyatakan ia menyambut gembira putusan pengadilan tersebut. Namun, pihak yang dikalahkan, Departemen Luar Negeri Inggris, kecewa. Mereka menyatakan, alasan pencekalan Geert Wilders, yaitu kehadirannya akan mendorong ketegangan dan kekerasan antar agama, masih tetap berlaku.

Awal tahun ini, Geert Wilders memenuhi undangan anggota Majelis Tinggi Inggris, Lord Malcolm Pearson, dari partai konservatif, untuk mempertunjukkan film 'Fitna' pada suatu kelompok undangan terbatas, dan menyelenggarakan konperensi pers. Namun, Departemen Luar Negeri Inggris menilai lain.

Mereka mengirim surat pada Geert Wilders, bahwa ia tidak boleh masuk ke wilayah Inggris. Pemerintah Inggris "menentang segala bentuk ekstremisme". Dan publikasi pemutaran film Fitna dan pendapat Geert Wilders akan "menganggu kerukunan masyarakat dan dengan demikian keamanan umum," demikian bunyi penjelasan dalam surat.

Kena cekal

Geert Wilders memutuskan untuk menantang larangan tersebut. Tayangan televisi beredar ke seluruh dunia: Geert Wilders duduk di dalam pesawat, dikelilingi oleh lebih dari 25 wartawan menuju London. Di bandara sudah menunggu dua pejabat imigrasi.

Dan di bawah sorotan kamera dan mikrofon, Geert Wilders digiring ke pesawat pertama, yang tersedia, kembali ke Belanda. Dutabesar Belanda, yang mendapat instruksi khusus dari Menlu Maxime Verhagen, untuk datang ke bandara, tidak bisa berbuat apa pun.

Di bandara Heathrow, sambil menunggu penerbangan kembali ke Belanda, Geert Wilders menyatakan, ia jadi korban sikap pemerintah Inggris yang pengecut, yang tidak berani mengritik Islam dan takut pada kaum muslimin yang mengancam akan melakukan unjuk rasa.

Pemerintah Belanda menyesalkan sikap pemerintah Inggris. Tapi tidak memperpanjang kasus ini hingga menjadi sengketa diplomatik.

Demi kebebasan berbicara

The Birkenhead Society, suatu kelompok konservatif Inggris, yang mengaku berjuang bagi kebebasan berpendapat, mengajukan kasus ini ke pengadilan, atas nama Geert Wilders, dan membayar semua biaya perkara.

Menurut ketua kelompok tersebut, Abhijit Panda, kasus ini bukan hanya menyangkut Geert Wilders, tapi kekangan atas kebebasan mengajukan pendapat.

Geert Wilders: "Saya tentu, kembali akan mendapat undangan dari sahabat saya, Lord Malcolm Pearson, untuk mempertunjukkan film 'Fitna' dan perdebatan mengenai film tersebut. Dan, dengan gembira dan penuh rasa terima kasih, saya akan memenuhi undangan tersebut."

Sejauh ini, Geert Wilders telah mempertontonkan filmnya di Senat Amerika, di Denmark dan Israel.



Kemungkinannya adalah penduduk Muslim Inggris, terutama dari kelompok Islam4uk, atau dari London Shariah School akan mengadakan aksi penolakan kedatangan Wilders. Kelompok tersebut sangat peka terhadap masalah-masalah yang terjadi di dunia Islam, khususnya di dalam Inggris. Banyak dari anggota mereka ditangkapi polisi dan dijebloskan ke penjara hanya karena berdemo memberikan dukungan terhadap saudara-saudara Muslim  mereka yang sedang tertidas di luar negeri.

[voa-islam/rnw]


latestnews

View Full Version