Gaza City - Abu Muhammad mencoba menikmati sendiri anggur buatannya di Gaza. Karena membuat alkohol sendiri berisiko memantik kemarahan masyarakat sekitar maka ia secara sembunyi-sembunyi membuat sendiri nektar/minumannya sendiri yang memabukkan di sebuah atap rumah tak berpenghuni.
Ketika hukum Palestina melarang penjualan komersial alkohol, maka minoritas para pemabuk membuat sendiri minuman anggur mereka.
Dalam persembunyiannya, Abu Muhammad secara hati-hati mengubah buah-buah anggurnya menjadi minuman memabukkan di tempat pribadinya, jauh dari mata masyarakat Gaza yang pasti akan marah dengan perbuatannya.
"Aku mulai membuat anggurku sendiri setelah Hamas berkuasa", kata pria berusia 40 tahun tersebut yang juga menjadi penyelundup, ia menolak memberikan nama aslinya.
"Saya bertanya kepada teman-teman saya bagaimana cara membuatnya dan saya juga mencari penelitian melalui internet", katanya.
Di Gaza, Islam masih terasa kuat dan alkohol tidak pernah sebelumnya dijual secara bebas di jalur pesisir ini.
Namun, sebelum Hamas memenangkan pemilu parlementer pada Januari 2006, siapapun dapat membawa alkohol dari Israel dan Mesir dan seluruh restoran atau bar menyediakan minuman haram ini.
Hal tersebut kemudian dihentikan Hamas (yang dalam akronim Arab berarti Gerakan Perlawanan Islam)- mereka menaklukkan rival mereka dari faksi Fatah pada Juni 2007.
Sejak saat itu, penjualan alkohol di Gaza mulai dilarang dibawah kekuasan Hamas.
"Tidak ada minuman keras yang diperbolehkan" sebuah papan peringatan yang ditujukan kepada para pendatang di pos pemeriksaan perbatasan Erez, yang berbatasan dengan Israel di Utara, disebutkan jika ditemukan alkohol pada saat diperiksa maka akan dihancurkan juga ditempat pada saat itu.
Sementara itu, penyelundupan alkohol sebenarnya juga terjadi dengan cepat melalui mobil kemudian diselundupkan melalui terowongan yang menghubungkan Gaza selatan dan Mesir. Karena susahnya penyelundupan model ini, maka orang-orang seperti Abu Muhammad harus membuat sendiri minuman haramnya.
"Pertama aku mencuci dengan bersih anggur-anggur tersebut, kemudian melepasinya dari tangkai, kemudian aku peras buah-buah itu dengan tanganku sendiri", katanya sambil mendemonstrasikan prosedur pembuatan minuman anggur tersebut. "Bibitnya tetap berada di bawah. Kemudian diisi dengan jus dan tambahkan sedikit ragi untuk mempercepat proses fermentasi, proses ini bisa berlangsung selama 40 hari".
Hasilnya, kata dia, ini "bukan anggur bagus atau anggur sebenarnya" namun hal tersebut sudah maksimal yang ia bisa.
Ia tahu, bahwa dengan "memanjankan langit-langit mulutnya" itu, ia sedang bermain dengan api.
Hussein pria tua berusia 56 tahun juga membuat anggurnya disebuah tong kayu kecilnya untuk "menambah rasa", ia sebenarnya takut kehilangan muka di masyarakat sekitar jika mereka mengetahui aktivitasnya.
Ziad, 30 tahun, ia menikmati minumnya sendirian untuk meminimalisir segala kemungkinan ia tertangkap sedang mabuk.
Tidak ada jumlah pasti berapa orang yang melakukan kegiatan seperti ini, namun dipercaya hanya sedikit saja orang yang melakukan hal tersebut.
Bayangkan, disaat perang terus berkecamuk di Gaza, disaat Zionis Israel tiap saat menyerang penduduk Gaza, masih saja orang-orang seperti ini sempat menikmati alkohol.
[voa-islam/MEO]