View Full Version
Selasa, 20 Oct 2009

194 Rumah muslim di Robohkan Junta Militer Myanmar

Akyab (Sittwe): Junta militer Myanmar telah memerintahkan penduduk desa Muslim Arakan Rohingya untuk mengosongkan 194 rumah di kota Sittwe dan Maungdaw dalam waktu satu bulan karena rezim militer Myanmar akan membangun pagar kawat berduri, kata seorang ajudan Intelijen Militer.
 
Pihak berwenang di Sittwe, ibukota Arakan pada 3 Oktober memerintahkan bahwa 92 rumah di Sittwe akan dikosongkan dalam waktu satu bulan. Komandan Nasaka (pasukan Keamanan perbatasan Myanmar) dari daerah 3 kota Maungdaw, Mayor Kyi Hlaing memerintahkan 102 rumah untuk dikosongkan di desa Taungbro baru-baru ini.
 
Sebagian besar orang percaya bahwa pagar kawat berduri hanya akan dibangun di kota Rathedaung dan Maungdaw. Tetapi, pada saat ini, orang-orang datang untuk mengetahui bahwa pihak berwenang juga ingin mendirikan pagar kawat berduri di sepanjang pantai Sittwe, kata seorang warga setempat dari Akyab.

Jika ada seseorang yang tidak menuruti sesuai dengan perintah maka dia akan dihukum berat

Pihak berwenang Sittwe meminta kepada penduduk desa Aung Dine, Peyali Chaung, Thakai Para, Daram Para dan De Baing di Sittwe untuk mengosongkan rumah dalam waktu satu bulan. Jika ada seseorang yang tidak menuruti sesuai dengan perintah maka dia akan dihukum berat.
 
Militer juga memberlakukan jam malam di Sittwe dari jam 8 malam hingga jam 6 pagi, kata seorang pedagang dari Sittwe yang minta namanya di rahasiakan.
 
Selain itu, Panglima Komando Barat Brigadir Jenderal Aye mengunjungi kota Maungdaw Thaung pada 14 Oktober, dan pergi ke daerah No.4 Nasaka dan mengadakan pertemuan dengan pejabat setempat lalu memerintahkan mereka untuk mempercepat konstruksi pagar kawat berduri perbatasan, kata seorang ajudan polisi di kota Maungdaw.
 
Sementara Jenderal Senior Khin Zaw dari Naypyidaw mengunjungi kota Buthidaung dan Rethreading  pada 15 Oktober, dan mengadakan pertemuan dengan pihak pemerintah mengenai masalah-masalah militer, kata seorang pengusaha dari daerah tersebut.

Myanmar mengumumkan diri sebagai negara dengan kebebasan beragama. namun kenyataannya tidak ada negara manapun di dunia ini yang seperti Myanmar, dalam penyiksaan dan pelecehan terhadap agama lain, tambahnya. (KP)


latestnews

View Full Version