View Full Version
Kamis, 22 Oct 2009

Bantuan Kemanusiaan Tertahan di Mesir, Eropa Mulai Resah

Port Said (Mesir) – Entah apa yang ada di balik pikiran pemerintah Mesir, sampai-sampai bantuan kemanusiaanpun masih mereka biarkan tertahan di kota Port Said. Padahal bantuan tersebut sangat di butuhkan oleh penduduk palestina.

Anggota kafilah bantuan yang kini berada di kota Port Said Mesir sangat kecewa akibat tindakan pemerintah berwenang Mesir yang menunda-nunda izin masuk ke Jalur Gaza yang terblokade.

mereka tidak mungkin datang ke sana melainkan setelah memperoleh persetujuan dari kementerian luar negeri Mesir di negara-negara Eropa asal keberangkatan mereka

Kegelisahaan juga mulai membayangi kebudes-kedubes Eropa yang memiliki delegasi di kafilah itu setelah sekian lama tertunda masuk dari waktu yang diperkirakan. Sehingga kedubes-kedubes itu pun mulai mengontak delegasi mereka untuk meyakinkan keselamatan mereka. Mereka juga mengontak kementerian luar negeri Mesir untuk mengetahui jadwal keberangkatan kafilah bantuan kemanusiaan itu dimana mereka tidak mungkin datang ke sana melainkan setelah memperoleh persetujuan dari kementerian luar negeri Mesir di negara-negara Eropa asal keberangkatan mereka.

Sejumlah sumber di kafilah bantuan itu menegaskan, kondisi sangat dilematis apalagi biaya keberadaan kafilah dan anggota di Mesir semakin berat. Dari sisi materi dan spirit sudah berat. Sehingga berimbas kepada hubungan antara negara-negara peserta kafilah bantuan dengan Mesir. Padahal kerangkatan mereka ke Mesir sudah disetujui oleh kementerian luar negeri Mesir.

Zahir Birawi, jubir kafilah menegaskan, pemerintah berwenang Mesir sudah berjanji akan memberikan respon final soal jadwal keberangkatan kafilah ke Jalur Gaza hari Rabu.

Sekitar 60 kontener bermuatan lebih dari 100 mobil yang berisi bantuan untuk rakyat Palestina, terutama untuk anak-anak dan penyandang cacat. Kafilah ini membawa 275 kursi untuk penyandang cacat dan computer untuk sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan akibat serangan Israel di Jalur Gaza pada Januari lalu. Dalam kafilah ini ikut serta 115 aktivis solidaritas Eropa dan sejumlah tokoh penting Eropa dan Arab. Di antara mereka adalah NILS LITTORIN salah satu elit politik dari partai di Swedia dan DAN OLOF GRADIN pejabat salah satu lembaga social terkemuka. (bn-bsyr)


latestnews

View Full Version