View Full Version
Senin, 09 Nov 2009

Malaysia Ingin Jadi Pusat Baju Muslim

Kuala Lumpur - Malaysia mencoba menempatkan diri sebagai ibukota fashion untuk baju-baju Muslim, kata wartawan BBC Jennifer Pak di Kuala Lumpur.

Pesan itu disampaikan oleh sejumlah kalangan yang menyelenggarakan festival fashion baju Muslim di Kuala Lumpur.

Perancang baju Malaysia Tom Abang Saufi mengatakan banyak warga non Muslim yang juga memakai baju dengan model tunik.

"Yang saya rancang tidak hanya baju dengan warna hitam," katanya.

Baju Muslim dapat mempercantik seseorang dan juga bisa membuatnya tetap modis," tambahnya

"Baju Muslim dapat mempercantik seseorang dan juga bisa membuatnya tetap modis," tambahnya

Minggu fashion Malaysia

Festival fashion Muslim adalah bagian dari minggu fashion internasional Malaysia.

Festival ini akan menampilkan wanita Muslim yang memakai berbagai model baju Muslim lengkap dengan jilbab, kata ketua festival ini Raja Rezza Shah,

Raja Rezza mengatakan ia membentuk festival ini tahun 2006 sebagai cara untuk mengangkat model baju Muslim.

Sejak itu, lebih dari 200 perancang dari seluruh dunia ikut serta, setengah dari mereka non-Muslim, kata Rezza.

"Saya bangga dengan itu, dan paling tidak kami telah membuktikan bahwa aktifitas terkait Islam bukanlah satu panggung yang membuat takut warga non-Muslim.

Rezza melihat potensi besar dalam dunia fashion baju Muslim, dengan Kuala Lumpur sebagai pusatnya.

Nama besar fashion di Eropa seperti Christian Dior telah mencoba masuk ke pasar baju Muslim tahun ini dengan rancangan abaya, baju panjang hitam yang sering digunakan di Timur Tengah.

Rezza mengatakan festival fashion itu akan menampilkan baju dengan panjang beragam, dan mengatakan ingin menampilkan wanita Muslimah menggunakan baju yang berbeda di sejumlah negara.

Sejak festival dimulai, Rezza mengatakan sejumlah butik di Kuala Lumpur yang menjual baju Muslim mulai banyak bermunculan.

Perancang lain, Nuraini Mohhamed Ariffin mengatakan ia memulai usahanya karena pada awalnya ia kesulitan untuk pergi ke kolam renang umum tanpa busana yang layak.

Dengan dorongan suaminya, perancang berusia 37 tahun ini, mencoba merancang baju renang yang terdiri dari empat bagian: jilbab sampai ke bahu, topi berenang, baju tanpa lengan, dan baju tunik. Walaupun saat ini sudah banyak perancang saingan yang muncul dari negara lain seperti Indonesia, spanyol dan Australia, namun ia tidak merasa khawatir akan hal tersebut dan berharap suatu saat baju renang Muslim dapat diterima secara internasional. (bbc)


latestnews

View Full Version