Arakan (voa-islam.com)- Pasukan Keamanan Perbatasan Burma (NASAKA) menghancurkan 11 toko milik orang-orang Muslim Rohingya, Senin (16/11) di kota Maungdau. Mereka menuduh toko tersebut di bangun di atas tanah pertanian subur, kata seorang keluarga dekat pemilik toko yang menolak menyebutkan namanya.
Toko-toko tersebut dibangun di desa Sarfaddin di kota Maungdau, dekat sebuah jalan stasiun 12 tahun lalu, setelah ijin dari Dewan Pembangunan (TPDC) dan Perdamaian Kota dan Dewan Pembangunan dan Perdamaian Distrik (DPDC) dengan membayar sejumlah uang. Toko-toko tersebut dibangun dari kayu dan bambu, dan beratapkan daun pohon palem.
Pada awal bulan ini, pihak berwenang dari Departemen Keuangan dan Survey Lahan dari kota Maungdau menuntut uang dari para pemilik toko dan mereka telah membayarkannya, tapi kemudian, pihak berwenang meminta lagi uang dari para pemilik toko namun di tolak, kata kerabat pemilik toko lain.
Pihak berwenang kemudian memberikan pemberitahuan bahwa toko mereka ilegal karena di bangun di atas tanah pertanian subur. Maka mereka akan menghancurkan toko-toko tersebut.
Pada 13 November pagi, pihak penguasa bersama dengan sekelompok anggota NASAKA pergi ke desa dan menghancurkan semua toko.
Pemerintah selalu berpikir bagaimana cara melumpuhkan perekonomian masyarakat Muslim Rohingya
Seorang pedagang setempat mengatakan, "Pemerintah selalu berpikir bagaimana cara melumpuhkan perekonomian masyarakat Muslim Rohingya."
Sehari sebelumnya, enam orang polisi dari kantor polisi Maungdaw yang di pimpin oleh seorang perwira merampas uang dari penduduk desa-desa yang ada di wilayah Maungdaw. Para polisi tersebut memaksa para penduduk untuk menyerahkan uang bila tidak ingin di penjara.
Seorang guru sekolah dari kota Maungdaw, yang menolak disebutkan namanya mengatakan, "Polisi, Nasaka (pasukan keamanan perbatasan Burma), Intelijen Militer (Sarapa) terus melecehkan dan memeras uang dari Muslim Rohingya tanpa mendapat hukuman karena tindakan mereka didukung oleh junta militer". (KP)