(Voa-Islam.com) Pemerintah Luxemburg, menyatakan kesiapannya untuk membuka bank Islam. Ini ditegaskan seorang pejabat tinggi perbankan Luxemburg, negara yang dikenal memiliki banyak institusi finansial internasional.
"Kami pernah memiliki institusi perbankan Islam pada tahun 70-an, yang kemudian menghentikan layanannya sehingga kini tidak ada satu bank Islam pun yang beroperasi di Luxemburg, meski tidak ada larangan untuk mendirikan bank seperti ini. Saya ingin menegaskan bahwa pemerintah akan menyambut hangat pembentukan bank seperti itu," tegas Yves Mersch, gubernur Bank Central Luxemburg.
finansial yang tunduk pada syariah sebagai suatu hal yang disebut keadilan sosial pada prinsipnya atau finansial beretika
"Mengingat mulai terjadi peningkatan permintaan akan finansial yang berbasis syariah, Luxemburg sebagai pusat finansial bersedia untuk mengakomodasi permintaan itu dan membuat lingkungan regulasi yang sejalan dengan kebutuhan itu dan permintaan seperti itu harus diregulasi dengan baik," ujar Mersch.
Yves Mersch, Gubernur Bank Central Luxemburg
Ia berada di Brussels untuk berpidato pada Forum Ekonomi Negara-Negara Belgia-Luxemburg-Arab (ALBCC). Forum ini didedikasikan untuk sektor perbankan pada umumnya dan perbankan Islam pada khususnya. Selama lawatannya ke sejumlah negara Arab, Mersch berulangkali mendengar minat negara Arab untuk membuka aktivitas perbankan di Luksemburg.
"Kami secara teratur mengirim misi yang dipimpin menteri keuangan dan ekonomi ke negara-negara Arab dan kami berharap akan ada bank Islam pertama yang dibuka di Luxemburg," tambahnya.
Bankir Luxemburg ini menjelaskan bahwa pada prinsipnya finansial berbasis syariah tidak hanya diperuntukkan untuk orang muslim saja. Menurutnya, finansial yang tunduk pada syariah sebagai suatu hal yang disebut keadilan sosial pada prinsipnya atau finansial beretika.
Karena itu, ia menilai sistem perbankan alternatif atau finansial alternatif ini serupa dengan yang ditawarkan lembaga finansial mikro atau institusi yang memiliki tanggung jawab sosial sehingga bisa juga diterapkan untuk non-muslim.
Ketika ditanya apakah perbankan Islam merupakan institusi yang lebih baik dalam mengatasi krisis ekonomi saat ini, Mersch menjawab bahwa finansial Islam memiliki cara untuk mengatasi risiko yang berlebihan. Selain itu juga karena ada hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi riil, finansial Islam mampu menghindari pertumbuhan yang berlebihan yang bukan mengacu pada ekonomi riil sehingga berbagai persoalan yang terjadi dalam institusi finansial dapat lebih baik dikendalikan dalam finansial Islam.
"Kita juga melihat daya pegas tertentu dalam finansial Islam selama krisis finansial. Namun begitu, saya harus menambahkan bahwa finansial Islam tidak kebal terhadap risiko yang berlebihan. Oleh karena itu, dibutuhkan sejumlah regulasi tertentu," tambahnya.
Berkaitan dengan hubungan finansial antara Kuwait dan Luxemburg, Mersch menegaskan bahwa saat ini telah terjalin kunjungan reguler antara dua negara di tingkat politik. Selama lawatan ini, keinginan untuk memperkuat kerja sama di bidang finansial semakin kuat.
"Saya menyambut gembira bahwa implementasi keinginan politik ini akan menunjukkan hasil segera," katanya. [taz/ht/islamonline/]