Kairo (voa-islam.com) - Mufti Mesir Ali Gomaa pada hari Minggu mengecam pemungutan suara di Swiss yang melarang pembangunan menara masjid. Meski mengecam hal itu sebagai penghinaan terhadap umat Muslim di seluruh dunia, Gomaa meminta umat Muslim agar tidak terpancing.
Mayoritas peserta pemungutan suara di Swiss setuju dengan pelarangan pembuatan menara yang berkaitan dengan masjid dan menjadi tempat azan dikumandangkan.
"Pelarangan menara ini bukan hanya merusak kebebasan beragama, tapi juga sebagai upaya untuk menghina perasaan masyarakat Muslim di Swiss maupun di luar Swiss," kata Gomaa, pejabat pemerintah Mesir dalam urusan hukum Islam, kepada kantor berita resmi Swiss, MENA.
Pelarangan menara ini bukan hanya merusak kebebasan beragama, tapi juga upaya untuk menghina perasaan masyarakat Muslim di Swiss maupun di luar Swiss….
Ia menyerukan kepada 400.000 Muslim di Swiss agar menggunakan dialog dan cara-cara hukum guna menghadapi larangan itu, yang ia gambarkan sebagai tindakan provokatif.
Partai Rakyat Swiss (SVP), yang beraliran tengah dan menjadi partai terbesar di Swiss, telah menggolkan referendum tersebut setelah mengumpulkan 100.000 tandatangan wajib dari pemilih yang sah dalam waktu 18 bulan.
Gomaa juga menyeru umat Muslim agar tak terpengaruh oleh aksi provokasi itu, karena Islam memandang umat manusia sebagai satu keluarga. Ia mengingatkan kasus penghinaan surat kabar Jyllands-Posten di Denmark tahun 2006. Akibatnya, Mesir sebagai negara Arab yang terpadat penduduknya, menjadi pusat serangan terhadap Denmark, setelah satu surat kabar Denmark menyiarkan gambar kartun Nabi Muhammad SAW.
Umat Muslim di Swiss dan luar negeri mengutuk pemungutan suara tersebut sebagai bias dan antiIslam. Kelompok pengusaha mengatakan keputusan itu merugikan sikap internasional Swiss dan dapat merusak hubungan dengan negara Muslim serta penanam modal kaya yang melakukan transaksi perbankan, bepergian dan berbelanja di sana.
"Swiss telah gagal memberi tanda yang jelas mengenai keragaman, kebebasan beragama dan hak asasi manusia," kata Omar Ar-Rawi, wakil integrasi Islamic Domination di Austria. [taz/ant]
Berita Terkait: