Zamboanga (voa-islam.com) - Sebuah masjid dan 14 rumah di Panubigan, Siocon, Zamboanga del Norte telah dibakar oleh pasukan Angkatan Darat Philipina dari Batalyon Infanteri (IB) ke-44 pada hari Selasa, (2/12/2009) kemarin.
Pembakaran besar-besaran oleh tenata pemerintah, yang dikutuk oleh wartawan lapangan sebagai tindakan tak manusiawi dan ilegal, terjadi sekitar pukul sekitar 8 pagi.
Masjid dan rumah-rumah masih terbakar ketika wartawan di lapangan menyampaikan kejadian tersebut.
Warga sipil Moro tak berdosa dan anggota Front Pembebasan Islam Moro (MILF) merupakan pemilik rumah-rumah yang dibakar oleh unsur-unsur Bataliion Infanteri ke-44 yang bermarkas di dekat kota Siraway di provinsi Zamboanga.
Panubigan adalah komunitas masyarakat normal penuh damai, yang penduduknya merupakan warga sipil Moro dari suku Kalibugan dan Tausug. anggota dari MILF dan MNLF.
Menurut laporan, tentara Batalion Infanteri ke-44 tentara Philipina sedang melakukan operasi terhadap para penculik. Para prajurit mengatakan, para penculik diidentifikasi sebagai "anggota MNLF yang hilang komando," yang memiliki sarang di tempat tersebut.
Tapi yang menjadi pertanyaan, mengapa para prajurit membakar rumah-rumah sipil dan Masjid jika mereka mengaku hanya mengejar para penculik?
Para pejuang MILF yang marah berniat melawan para prajurit Philipina yang telah membakar masjid dan rumah-rumah mereka.
Namun, para pemimpin MILF mengatakan kepada para pejuang mereka untuk tidak melawan tentara pemerintah bahkan menyarankan mereka untuk menggunakan mekanisme proses perdamaian antara pemerintah dan MILF, serta mengajukan kasus-kasus yang serupa kepada kelompok-kelompok hak asasi manusia terhadap tentara pemerintah.
Kepercayaan dari warga sipil dan komandan militer lapangan MILF pada proses perdamaian di rusak dan digerogoti oleh penyalahgunaan dan kekerasan terus menerus yang dilakukan oleh pasukan pemerintah di Zamboanga del Norte....
Kepercayaan dari warga sipil dan komandan militer lapangan MILF pada proses perdamaian di rusak dan digerogoti oleh penyalahgunaan dan kekerasan terus menerus yang dilakukan oleh pasukan pemerintah di Zamboanga del Norte.
Komite Gencatan senjata MILF, untuk masalah ini, menyampaikan berkas keluhan yang diperlukan kepada komite gencatan senjata pemerintah. Keluhan yang melibatkan pasukan pemerintah dan MILF sedang ditangani oleh komite gencatan senjata sebagai mekanisme untuk proses perdamaian yang sedang berlangsung.
Sebelumnya, sejumlah warga sipil dan anggota MILF menuduh Batalion Infanteri ke-44 melakukan pelanggaran hak asasi manusia, hukum humaniter internasional dan gencatan senjata antara pemerintah dan MILF secara sengaja.
Laporan lapangan menyebutkan beberapa unsur-unsur tak dikenal 44, Tentara Philipina, secara tidak sah dan dengan memaksa, masuk dan menggeledah sejumlah rumah yang dimiliki oleh anggota MILF dan warga sipil tak berdosa pada 11 Oktober 2009 sekitar pukul 7 pagi di Barangay Balatakan, Siraway, Zamboanga del Norte .
Tanggal 29 Oktober 2009 pukul 7:30 pagi, unsur-unsur Batalion Infaneri ke-44 juga mengganggu warga sipil Moro di Barangay Salvacion, Labason Zamboanga del Norte. Masyarakat sipil dievakuasi dan rumah yang dimiliki oleh Tamas Babuh kemudian dibakar mereka. (aa/lwrn)