Saudi Arabia (voa-islam.com) - Sampai saat ini anda belum pernah melihat program-program televisi yang menampilkan wanita berpakaian dari kepala hingga kaki ditutupi niqab atau burqa. Di stasiun televisi keagamaan Saudi, Awtan TV, hal itu kini telah menjadi norma.
Penyiar wanita di stasiun TV tersebut terbungkus gaun yang menyelimuti seluruh tubuh, yang biasanya hitam dan juga menutupi wajah mereka.
Lingkungan kerja juga mereka pun sangat berbeda. Asisten teknisi pria tidak boleh masuk ke studio ketika para wanita sedang melakukan presentasi.
Ada lebih dari 60 saluran televisi keagamaan di Timur Tengah. Beberapa mengizinkan wanita untuk mempresentasikan program-program tanpa sepenuhnya tertutup (mengenakan burqa) atau berpakaian hitam. Sementara yang lainnya tidak memiliki presenter perempuan sama sekali.
Hubungan Baik
Awtan TV memutuskan untuk mengambil pendekatan yang unik. Stasiun ini diluncurkan pada 2008, dan bulan lalu itu menjadi preseden baik dengan mengizinkan perempuan untuk membawakan acara, hanya dengan syarat bahwa mereka mengenakan niqab.
Ola al-Barqi, merupakan salah satu pemandu acara Breakfast Show, serta acara kuis untuk anak-anak perempuan yang disebut "Musabaqat Banat" di Awtan TV.
Kunci sukses program ini adalah baiknya hubungan timbal-balik yang dibangun antara presenter, peserta dan para penonton -sesuatu yang mungkin akan lebih sulit jika pembawa acara sama sekali tertutup.
"Wajah bukanlah satu-satunya cara untuk membangun hubungan," jelas Ola Al-Barqi, berbicara kepada BBC Arab.
Kami selalu menerima banyak komentar dari penonton di berbagai negara. Mereka mendorong kita untuk terus berkreasi dalam program-program kami...
"Kami selalu menerima banyak komentar dari penonton di berbagai negara. Mereka mendorong kita untuk terus berkreasi dalam program-program kami."
Dan, seperti Ola Al-Barqi tunjukkan, perempuan tidak hanya bekerja sebatas di dalam studio Awtan TV.
"Kami melaporkan dari lapangan dengan memakai niqab dan hal itu tidak membelenggu aktivitas kami."
'Membatasi'
Beberapa kritikus mengatakan bahwa Awtan TV membatasi kebebasan perempuan dengan membuatnya wajib untuk mengenakan niqab jika mereka ingin menjadi pembawa acara.
Penjahit wanita di Arab Saudi bekerja di pabrik dengan mengenakan niqab
Masalah baru-baru ini kembali muncul ke permukaan ketika seorang ulama Mesir terkemuka, Sheikh Mohammed Thantawi, mengatakan ia akan mengumumkan fatwa bahwa niqab adalah "kebiasaan yang tidak ada hubungannya dengan Islam". Dan mayoritas ulama Muslim moderat setuju dengannya.
Tapi Ola Al-Barqi mengatakan tidak ada seoranpun yang "memaksakan niqab" pada dirinya dan dia tidak berniat untuk memaksakan hal itu pada ketiga putrinya, yang menonton ibu mereka di televisi dan merasa bangga padanya.
Namun, pembawa acara tersebut berpikir bahwa ketika saatnya tiba, anak-anaknya akan mau memakai niqab karena itu adalah bagaimana mereka dibesarkan dan itu, ia berpendapat, bagian dari syariat Islam.
Keuntungan
Ola Al-Barqi mengatakan ada alasan lain yang baik, mengapa ia memakai niqab.
Ini membantu dia untuk lebih berkonsentrasi pada pekerjaannya daripada hal lain, dan apa yang tampak baginya tidak relevan.
Kami tidak terlalu menonjolkan penampilan sebagai wanita cantik yang mengandalkan make-up. Audiens kami berfokus pada acara, ide dan wacana yang kami suguhkan kepada mereka..
"Kami tidak terlalu menonjolkan penampilan sebagai wanita cantik yang mengandalkan make-up. Audiens kami berfokus pada acara, ide dan wacana yang kami suguhkan kepada mereka."
Ola Al-Barqi mengakui ada banyak orang yang bekerja di media demi ketenaran. Tapi itu bukan alasannya mengapa ia menjadi presenter.
"Kita tidak butuh ketenaran," jelasnya. [aa/bbc]