View Full Version
Selasa, 15 Dec 2009

Filipina Selatan Imbau Keadaan Darurat Setelah Pembobolan Penjara

Zamboanga - Pemerintah pulau Filipina selatan pada Senin menyeru keadaan darurat diterapkan sesudah puluhan pejuang Moro lolos dari penjara dan yang lain mengayau seorang sandera.

Selain penerapan keadaan darurat, Wakil Gubernur Basilan Al Rasheed Sakalahul menyeru Presiden Gloria Arroyo mengirim tentara tambahan ke pulaunya.

Ia mendesak Arroyo untuk menyatakan keadaan darurat untuk menyelesaikan masalah, menahan dan menuntut semua anggota Abu Sayyaf.

"Kami memerlukan lebih banyak tentara di propinsi ini," kata Sakalahul juga kepada kantor berita Prancis AFP.

Abu Sayyaf adalah kelompok pejuang Moro setempat, yang diduga didirikan pada 1990-an dengan uang dari jaringan Alqaida Osama bin Ladin.

Amerika Serikat mendaftar Abu Sayyaf sebagai kelompok teroris dan sejak 2001 menempatkan sejumlah kecil tentara di Pilipina selatan untuk melatih tentara memerangi pejuang tersebut.

Anggota Abu Sayyaf di antara 31 yang kabur dari penjara utama Basilan pada Minggu.

Pejabat menyatakan lebih dari 100 pejuang menyerang penjara itu, membongkar sebagian temboknya untuk membebaskan yang di dalam.

Satu penjaga penjara dan seorang di antara penyerang tewas akibat bakutembak.

Pembobolan penjara itu terjadi hanya beberapa hari sesudah tersangka pejuang Abu Sayyaf membuang kepala seorang pria, yang mereka culik di taman Basilan.

Abu Sayyaf juga dituding melakukan pengayauan seorang kepala sekolah di Jolo pada November, hanya beberapa hari sebelum Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton tiba di Manila untuk memperkuat hubungan keamanan.

Pada September, dua tentara Amerika Serikat tewas akibat ledakan bom jalanan di Jolo, dalam serangan kelompok pejuang terhadap pasukan negara adidaya itu.

Serangan Abu Sayyaf menyebabkan sedikit-dikitnya 48 tentara Filipina tewas dan 70 gerilyawan gugur sejak Januari, menurut hitungan AFP berdasarkan atas laporan tentara.

Abu Sayyaf juga disalahkan untuk sejumlah serangan terburuk teroris di negara itu, pemboman kapal tambang di teluk Manila pada 2004, yang menewaskan lebih dari 100 orang.

[voa-islam/EB]


latestnews

View Full Version