London - Kaum Muslimin menghadapi meningkatnya diskriminasi di Eropa dan memerlukan tindakan segera yang harus diambil pada tingkat lokal, nasional dan tingkat Uni Eropa untuk mengatasi masalah itu, menurut laporan yang diterbitkan hari Selasa.
Open Society Institute, sebuah yayasan swasta yang didirikan oleh pemodal miliarder George Soros, mengatakan banyak umat Islam mengalami perlakuan tidak adil dengan kerugian ekonomi dan sosial, meskipun menjadi bagian integral dari kota-kota di mana mereka hidup.
banyak umat Islam mengalami perlakuan tidak adil dengan kerugian ekonomi dan sosial, meskipun menjadi bagian integral dari kota-kota di mana mereka hidup
"Eropa perlu untuk hidup sesuai janjinya yang inklusif, masyarakat yang terbuka," kata Nazia Hussain, direktur OSI At Home dalam proyek Eropa.
"Swiss baru-baru ini melarang pembangunan menara masjid yang merupakan tanda yang jelas bahwa sentimen anti-Islam adalah masalah di Eropa."
Pemilih Swiss mendukung pelarangan pembangunan menara masjid baru dalam referendum bulan lalu menyebabkan meluasnya kritik internasional.
Laporan OSI, didasarkan pada lebih dari 2.000 wawancara di 11 kota di tujuh negara - Belanda, Belgia, Jerman, Denmark, Britania, Perancis, dan Swedia - mengatakan, ada antara 15 dan 20 juta Muslim yang hidup di Uni Eropa, angka yang diharapkan dua kali lipat pada tahun 2025.
Dikatakan Muslim menghadapi pengangguran tinggi, memiliki pekerjaan yang dibayar lebih rendah dan mengalami tingkat kemiskinan yang tinggi, sementara beberapa murid Muslim menghadapi rasisme dan prasangka, dan berhadapan dengan dugaan lebih rendah dari para guru.
Banyak umat Islam, yang bukan warga negara Uni Eropa, tingal tanpa punya hak suara dalam pemilu lokal meskipun mereka telah tinggal lama.
"Penelitian OSI menunjukkan bahwa diskriminasi agama terhadap umat Islam tetap merupakan hambatan kritis untuk partisipasi yang sama dan penuh di masyarakat," kata laporan itu.
"Temuan-temuan dari laporan ini konsisten dengan penelitian lain dan menunjukkan bahwa tingkat diskriminasi agama kearah kaum Muslim semakin meluas dan mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir."
Temuan-temuan dari laporan ini konsisten dengan penelitian lain dan menunjukkan bahwa tingkat diskriminasi agama kearah kaum Muslim semakin meluas dan mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir
Survei mengatakan umat Islam tidak merasakan memiliki kota dan negara di mana mereka hidup, dan ingin tinggal dalam komunitas campuran, bukan "di antara kelompok mereka sendiri".
"Ada sangat sedikit data resmi tersedia tentang Muslim Eropa dan populasi-populasi minoritas," kata Hussain.
"Apa yang memang ada baik anekdot atau ekstrapolasi dan kontribusi pada gambaran yang tidak akurat terhadap komunitas Muslim dan kaum minoritas di Eropa dan kurangnya pemahaman tentang pengalaman dan keprihatinan terhadap masyarakat ini."
Laporan itu mengeluarkan sejumlah rekomendasi, mengatakan para pembuat kebijakan Uni Eropa harus membahas diskriminasi di bidang-bidang seperti pendidikan dan perumahan, dan meminta data yang lebih baik untuk membolehkan kebijakan berbasis bukti yang membantu memfasilitasi integrasi.(aa/aby)