Pengungsi Uighur itu sampai di Kamboja setelah pecah kerusuhan yang memakan korban hingga ratusan jiwa dari umat Islam Uighur bulan Juli lalu.
Pemerintah Kamboja mengumunkan rencana pemulangan kembali 20 pengungsi Muslim Uighur yang meninggalkan China setelah kerusuhan, meskipun tidak ada jaminan pengungsi tersebut akan terbebas dari hukuman dan penyiksaan di China, Sabtu 19 Desember.
"Saat ini mereka masih di Kamboja, tapi mereka akan dikirim keluar dari negeri ini dalam 7 hari," ujar juru bicara departemen dalam negeri Kamboja Khieu Sopheak kepada reporter AFP.
Hal senada juga disampaikan jubir departemen luar negeri Koy Kuong.
"Mereka adalah imigran illegal dan menurut hukum imigrasi Kamboja mereka harus dikeluarkan dari negara ini. Jadi kami harus mengeluarkan mereka."
"Saya tidak bisa mengatakan di mana mereka akan dikirim namun saya mengasumsikan tujuan utamanya tentu saja China, tempat asal mereka."
Bulan OKtober lalu pemerintah komunis China mengeksekusi 21 muslim Uighur atas tuduhan yang tidak mereka lakukan.
Provinsi Xinjiang dengan penduduknya yang mayoritas muslim dengan 8 juta penduduk terus menjadi korban tindakan diskriminasi dari pemerintah China. Muslim Xinjiang merasa terpojok di tanah kelahirannya sendiri dengan datangnya etnis Han, etnis mayoritas di China yang mengancam indentitas dan budaya mereka.
Beijing menganggap bahwa daerah Xinjiang ini memiliki aset yang sangat bernilai karena letak strategisnya di Asia Tengah dan kekayaan minyaknya.
[voa-islam/iol]