View Full Version
Rabu, 23 Dec 2009

Hadiah China Untuk Kamboja Atas Uighur

Beijing (Voa-Islam) - Ada udang di balik batu, mungkin itulah peribahasa yang tepat dibalik pendeportasian, yang dikecam dunia internasional, atas Muslim Uighur oleh pemerintah kamboja ke China. karena berselang dua hari setelah pendeportasian terjadi, Kamboja mendapat kucuran bantuan miliaran dolar dari China.

Pemerintah China menyetujui paket bantuan senilai 1,2 milyar dolar ke Kamboja hanya dua hari setelah Phnom Penh mendeportasi kembali Muslim Uighur yang mencari status pengungsi ke Beijing, meskipun mendapat kritik internasional, termasuk dari Amerika Serikat.

China dan Kamboja menandatangani 1,2 miliar dolar paket bantuan pada hari Senin, dua hari setelah Phnom Penh mendeportasi kembali setidaknya 20 Muslim Uighur yang mencari suaka, ke Beijing.

"China mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Kamboja atas bantuannya untuk mengirim orang-orang Muslim Uighur kembali ke China," kata juru bicara pemerintah Kamboja Khieu Kanharith dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Agence France-Presse (AFP) pada hari Selasa, 22 Desember.

"Ini merupakan kerjasama oleh kedua belah pihak."

Cina dan Kamboja menandatangani 1,2 miliar dolar paket bantuan pada hari Senin, dua hari setelah Phnom Penh mendeportasi kembali setidaknya 20 Muslim Uighur yang mencari suaka, ke Beijing.

Tetapi jurubicara Kementerian Luar Negeri Cina Jiang Yu mengatakan menyangkal adanya hubungan antara deportasi Muslim Uighur dan paket bantuan besar-besaran.

"Bantuan ini tidak mempunyai ikatan. Menyangkut-pautkan tuduhan terhadap kami merupakan hal yang tidak berdasar," katanya.

"Cina dan Kamboja telah mempertahankan kerjasama kemitraan komprehensif. Dan kami telah memberikan bantuan kepada Kamboja dalam kapasitas kita."

Muslim Uighur melarikan diri ke Kamboja setelah terjadinya kekerasan etnis yang mematikan di propinsi barat laut Xinjiang pada bulan Juli, yang menewaskan lebih dari 200 orang dan ribuan terluka.

Xinjiang dan Muslim Uighur, sebuah minoritas yang berbahasa Turki lebih dari delapan juta, terus menjadi subyek tindak keamanan besar-besaran pemerintah China.

Muslim menuduh pemerintah memasukkan jutaan etnis Han di wilayah mereka dengan tujuan akhir melenyapkan identitas dan budaya.

Beijing memandang wilayah yang luas tersebut sebagai aset yang tak ternilai harganya karena lokasi penting strategis dekat Asia Tengah dan memiliki cadangan minyak dan gas yang besar.

Kritik 

Aktivis Muslim Uighur yang diasingkan, Rabiya Kadeer mengatakan keputusan pemimpin Kamboja itu "tidak diragukan lagi dipengaruhi oleh tekanan besar China, dan didukung oleh ratusan juta dolar bantuan".

Deportasi terhadap Muslim Uighur ke Cina, di mana mereka akan menghadapi penyiksaan, terus menarik kritik internasional.

"Saya kecewa dengan deportasi Kamboja terhadap Muslim Uighur pencari suaka ke Cina," Christophe Peschoux, perwakilan dari Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, menulis di The Phnom Penh Post pada hari Selasa.

Dia mengatakan Kamboja "jelas di bawah tekanan" ketika mereka membalikkan jaminan kuat pada awalnya, bahwa mereka menganggap Muslim Uighur sebagai pencari suaka.

"Deportasi ini lebih mengganggu di negara yang telah dikenal dengan penganiayaan besar-besaran selama perang dan rezim Khmer merah, dan yang mengetahui semua harga dan nilai perlindungan pengungsi."

Aktivis Muslim Uighur yang diasingkan, Rabiya Kadeer mengatakan keputusan pemimpin Kamboja itu "tidak diragukan lagi dipengaruhi oleh tekanan besar China, dan didukung oleh ratusan juta dolar bantuan".

"Pemerintah negara-negara tetangga China enggan untuk mengambil tindakan yang akan mengecewakan pihak berwenang China, membiarkan Muslim Uighur tidak memiliki tempat dimanapun juga untuk melarikan diri." (aa/IOL)

Baca juga : http://www.voa-islam.net/news/islamic-world/2009/12/20/2153/pengungsi-uighur-akan-diusir-dari-kamboja/


latestnews

View Full Version