Nizar Wahidi, wakil direktur jenderal Kementerian Perencanaan dan Kebijakan di Departemen Pertanian Palestina, dalam lokakarya yang diselenggarakan hari Sabtu (26/12), mengatakan, "Agresi Israel di Jalur Gaza menyebabkan kerusakan dan kerugian 8.478 petani dan 33 ribu pekerja pertanian, serta menghancurkan 4.011 juta pohon. Total kerugian yang diderita Jalur Gaza setelah perang itu berjumlah sekitar $ 587 juta.
Para pejabat, pakar dan akademisi menegaskan bahwa tanah Jalur Gaza terkontaminasi bahan radioaktit akibat serangan Israel selama perang kotor di Jalur Gaza selama bulan Desember 2008 dan Januari 2009. Mereka mengatakan, "Tanah pertanian di Gaza tidak lagi layak untuk digunakan; karena terkontaminasi oleh zat radiaktif dan fosfor."
Sementara Wakil Ketua Otoritas Kualitas Lingkungan, Auni Naim menegaskan bahwa penjajah memuntahkan tiga juta kilogram bahan peledak di Jalur Gaza, rata-rata satu ton pada setiap kilometer persegi. Dia memperingatkan bahaya melakukan daur ulang puing-puing di Jalur Gaza bila tanpa dipastikan telah bebas dari bahan-bahan radioaktif yang dapat memiliki dampak serius pada generasi datang.Naim menjelaskan bahwa Otoritas Kualitas Lingkungan mengalami kesulitan untuk melanjutkan pekerjaannya karena kurangnya kemampuan serta penolakan dunia internasional dan Arab untuk bekerjasama dengan pemerintah di Jalur Gaza. Dia meminta adanya komite ilmiah untuk memeriksa dampak perang, memantaunya dan membangun kembali pusat-pusat ilmiah yang telah dihancurkan agresi Israel.
...akibat serangan Israel selama perang kotor di bulan Desember 2008 dan Januari 2009, tanah pertanian di Gaza tidak lagi layak untuk digunakan; karena terkontaminasi oleh zat radiaktif dan fosfor...
Sedang asisten profesor ilmu lingkungan di Departemen Biologi di Universitas Islam, Abdel Fattah Abdel Rabbo, mengatakan, "Luas lahan pertanian di Jalur Gaza mencapai 170 ribu hektar; 158 ribu hektar di antaranya ditanami, 12 ribu hektar rumah kaca (untuk persemaian); 17% -nya dihancurkan Israel selama perang dan 5% -nya tidak lagi cocok untuk pertanian."
Abed Rabbo mengatakan bahwa senjata yang digunakan dalam perang musim dingin terakhir menghancurkan struktur tanah dan lapiran atas tanah yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk kembali seperti semula. Dia menyatakan bahwa senjata yang digunakan penjajah Israel telah mencemari tanah pertanian dengan bahan radioaktif dan fosfor.
Abed Rabbo mengatakan, blokade ketat Israel di Jalur Gaza menyebabkan berhentinya pengolahan air limbah. Hal ini berdampak sangat besar terhadap lingkungan laut dan ikan; di mana penyaluran air dipompa ke laut tanpa pengolahan terlebih dahulu.
Dia menegaskan bahwa perang ini memiliki dampak serius terhadap lingkungan dan membuat tanah pertanian rentan terhadap penggurunan (menjadi tandus) dan hilangnya kesuburan tanah lebih cepat. Dia menjelaskan bahwa rehabilitasi tanah di Jalur Gaza memerlukan biaya sangat tinggi.
Dia menjelaskan bahwa air limbah membawa banyak penyakit, virus dan bahan kimia berbahaya yang mencemari air laut dan menjadi lingkungan bagi pertumbuhan alga, dan membentuk apa yang disebut "eutrofikasi" yang mengakibatkan kekurangan oksigen, dan kemudian mengakibatkan kematian ikan-ikan. [zak/voa-islam.com/IP]