RIYAD (voa-islam.com) : Salah seorang ulama Arab Saudi, Syaikh Dr Yusuf bin Abdullah Al-Ahmad, anggota dewan pengajar Universitas Imam Muhammad bin Saud di Riyadh, memfatwakan haramnya pembangunan tembok baja untuk mencegah pasokan bantuan untuk kaum muslimin di Jalur Gaza melalui terowongan-terowongan di sepanjang perbatasan Jalur Gaza – Mesir.
Jatuh ke dalam dosa semua orang yang berpartisipasi dalam kejahatan pembangunan tembok baja ini, dengan perkataan atau dengan tindakan bahkan para pekerja konstruksi
Dalam fatwa nomor (35413), yang diterbitkan oleh situs Nurul Islam hari ini, Jumat (1/1), al Ahmad menegaskan bahwa pembangunan tembok baja haram berdasarkan syariat dan termasuk dosa paling besar di dalam Islam. Karena di dalamnya ada loyalitas kepada orang-orang kafir melawan kaum muslimin, di dalamnya juga ada kedzaliman dan ketidakadilan terhadap saudara-saudara Muslim kita di Gaza serta untuk mengisolasi dan mencekik mereka.
Dia mengatakan, "Telah diriwayatkan bahwa Nabi saw dalam Sahih Al-Bukhari yang diriwayatkan dari Ibnu Umar, diceritakan bahwa "Seorang wanita masuk neraka karena mengurung seekor kucing sampai mati karena kelaparan, tidak diberi makan, dan tidak pula membiarkan pergi mencari makan dari serangga bumi," lantas bagaimana dengan mengurung orang-orang Muslim secara keseluruhan?
Dia menyatakan, "Jatuh ke dalam dosa semua orang yang berpartisipasi dalam kejahatan pembangunan tembok baja ini, dengan perkataan atau dengan tindakan bahkan para pekerja konstruksi; karena itu termasuk bekerjasama dalam dosa dan permusuhan, Allah berfirman yang artinya, “Dan tolong menolonglah kalian dalam kebajikan dan ketakwaan dan janganlah tolong menolong dalam dosa dan permusuhan. Takutlah kepada Allah, karena Allah sangat keras siksanya." (Almaidah: 2)."
Menganai pernyataan Menteri Luar Negeri Mesir bahwa "tidak boleh ada pihak Arab manapun dan siapapun mengatakan kepada Mesir, lakukan itu atau jangan lakukan ini, betapapun argumen atau motivasi atau urgensinya persoalan yang dibicarakan atas namanya, ulama Saudi ini menegaskan bahwa pernyataan tersebut berbenturan dengan teks-teks syariat yang memerintahkan melakukan amar makruf dan nahi munkar (menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran). Allah subhnahu wa ta'ala telah berfirman yang artinya, “Orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan, sebagian dari mereka penolong bagi sebagian yang lain. Mereka memerintahkan kepada yang baik dan mencegah dari kemungkaran.” (At Taubah: 71)."
Dia menambahkan, "Yang harus oleh dilakukan kaum muslimin secara umum, serta oleh pemegang kekuasaan, keputusan dan yang memiliki pengaruh, adalah berlakukan upaya intensif dalam menghentikan pembangunan tembok baja, membebaskan blokade dan kedzliman yang menimpa saudara-saudara kita kaum muslimin di Jalur Gaza.
Al Ahmad memberikan nasehat kepada mereka yang berpartisipasi dalam pmbangunan ini agar takut kepada Allah. Agar selalu ingat posisi mereka di sisi Allah di akhirat. Seorang mukmin tidak boleh menjual agamanya demi tujuan dunia. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta Allah.”
Qardhawi juga menolak tembok baja
Sebelumnya, ketua Persatuan Ulama Muslim Sedunia, Dr. Yusuf Al-Qaradhawi, juga telah meminta Mesir untuk menghentikan pembangunan tembok baja yang dibangun di sepanjang perbatasan Mesir dan Jalur Gaza. Ia menyatakan bahwa pembangunan ini sebagai "tindakan yang dilarang dalam Islam".
"Benar bahwa Mesir bebas dan mempunyai hak kedaulatan atas negara mereka, tetapi ia tidak bebas untuk membantu dalam membunuh kaumnya, saudara-saudara dan tetangganya di Palestina," ungkap Qaradhawi. Ia menekankan bahwa hal ini tidak boleh terjadi baik dari sisi arabisme karena adanya nasionalisme arab, dari sisi keislaman karena adanya ukhuwwah islamiyah, dan juga dari sisi kemanusiaan karena adanya keharusan menjaga persaudaraan kemanusiaan. [zak/Inpal/Sinai]