View Full Version
Kamis, 07 Jan 2010

Masjid Sultan Singapura Tingkatkan Dakwah kepada Wisatawan Asing

SINGAPURA (voa-islam.com) - Majelis Ugama Islam Singapura (MUIS) pada perayaan tahunan penghargaan untuk masjid-masjid di sana tadi malam, memberikan penghargaan kepada puluhan masjid. Kriterianya adalah program-programnya yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Penghargaan juga diberikan kepada Masjid Sultan, masjid tertua di Singapura.

Penghargaan kepada Masjid Sultan ini diberikan atas upayanya menarik wisatawan mancanegara, antara lain dengan menyediakan pemandu tur gratis selama mereka berkunjung ke masjid tersebut.

Sebagai daya tarik wisata utama, Masjid Sultan didatangi oleh ratusan orang wisatawan asing setiap harinya, termasuk di antaranya seratusan orang wisatawan dari Jepang. Namun selama bertahun-tahun, staff masjid tidak dapat berkomunikasi dengan efektif dan memberitahu mereka tentang sejarah masjid dan Islam.

Khawatir bahwa para wisatawan akan pulang tanpa pemahaman yang jelas terhadap agama Islam, maka pegawai masjid mencari orang Jepang Muslim di sana yang dapat melayani sebagai pemandu secara sukarela.

..Khawatir bahwa para wisatawan akan pulang tanpa pemahaman yang jelas terhadap agama Islam, pegawai masjid merekrut orang Jepang Muslim di sana yang dapat melayani sebagai pemandu sukarela...

Dibantu oleh Asosiasi Muslim Muallaf Singapura, mereka akhirnya mendapatkan 2 orang wanita Jepang yang telah menjadi Muslimah, ketika mereka menikah dengan Muslim Singapura

Dan Sejak 2007 mereka telah menyediakan pemandu tur gratis bagi turis Jepang yang tiba di masjid dan menjawab pertanyaan mereka tentang Islam.
Masjid Sultan di Kampung Glam, Singapura merupakan masjid pertama yang dibangun di sana. Hingga kini, masjid bersejarah itu masih menjadi daya tarik utama bagi wisatawan asing yang datang ke Singapura.

Struktur awal masjid ini dibangun sekitar 1826 oleh masyarakat Jawa yang kebanyakan pedagang awal di Singapura, yang menjalankan aktivitas perdagangan dengan masyarakat Arab, Boyan dan Bugis sebelum kedatangan pedagang-pedagang Tionghoa. Bangunan masjid itu menjadi tempat tinggal atau kawasan permukiman awal beberapa etnik masyarakat Indonesia.

Kemudian pada 1920-an ia dibangun kembali seperti sekarang. Dan kini ia telah direnovasi dan ditetapkan sebagai produk pariwisata Singapura. [AA/st,wiki]


latestnews

View Full Version