View Full Version
Sabtu, 09 Jan 2010

Oknum Keamanan UNHCR Hancurkan Sekolah Pengungsi Rohingya

Kutupalong, Bangladesh (Voa-Islam.com) - Badan PBB yang menangani masalah pengungsi, UNHCR, seharusnya melindungi dan membarikan fasilitas yang dibutuhkan bagi para pengungsi, termasuk juga juga kebutuhan pendidikan bagi mereka, namun anehnya, salah seorang oknum dari Pejabat keamanan UNHCR malah menghancurkan sebuah sekolah yang justru dibangun oleh para pengungsi sendiri.

Hari kamis (06/12), Pejabat keamanan UNHCR yang mengontrol kamp pengungsi Muslim Rohingya Kutopalong, wakil pengawas Shafourdin, mengancurkan sekolah dasar di kamp pengungsi resmi tanpa alasan yang jelas. kata seorang pengungsi yang lebih tua yang tiga anaknya bersekolah di tempat tersebut.

Semua bambu yang menjadi bahan bangunan sekolah dibawa ke kamp registrasi oleh pejabat tersebut, ia menambahkan.

..Pejabat keamanan UNHCR yang mengontrol kamp pengungsi Muslim Rohingya Kutopalong, wakil pengawas Shafourdin, mengancurkan sekolah dasar di kamp pengungsi resmi tanpa alasan yang jelas..

Sekolah tersebut dibangun 2 Januari lalu dengan bambu dan lumpur oleh para pengungsi Muslim Rohingya yang bersemangat untuk mendidik anak-anak mereka, katanya.

Para pengungsi mengumpulkan uang dari para pengungsi lainnya untuk membangun sekolah. sedangkan para pengungsi yang berpendidikan di antara mereka ingin mengajar secara sukarela di sekolah, kata seorang pengungsi muda yang juga ingin menjadi guru di sekolah tersebut.

Setiap pengungsi yang ada di kamp bekerja keras untuk membangun sekolah siang dan malam, mencampur lumpur untuk dinding dan untuk batas, kata seorang pengungsi perempuan.

"Apakah membangun sebuah sekolah untuk tempat anak-anak akan mendapatkan pendidikan sebuah kejahatan ? Kami membutuhkan sekolah untuk anak-anak kami, "kata seorang pengungsi perempuan yang memiliki tiga anak.

"Kami sedang menunggu  pembangunan sekolah selesai lalu bisa mengirim anak-anak kita untuk belajar, tetapi kini impian itu telah pergi setelah sekolah tersebut dihancurkan," kata seorang pengungsi perempuan dari kamp tersebut. (kpn)


latestnews

View Full Version