Kairo (voa-islam.com): Umat islam yang tinggal di negeri Muslim adalah yang menjadi mayoritas korban terbanyak serangan Al Qaida, menurut laporan yang dilakukan oleh Pusat Perlawanan Terorisme di West Point, sebuah institusi akademi didalam Akademi Militer Amerika.
Penelitian ini mempelajari serangan-serangan yang diklaim Al Qaida mulai tahun 2004 hingga 2008 dan menemukan bahwa sekitar 85 persen dari 3,010 korban adalah Muslim.
"Hanya 15 persen dari kerugian yang dihasilkan dari serangan-serangan Al Qaida pada tahun 2004 hingga 2008 adalah warga Barat".
"Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa kaum Muslim yang mereka klaim mereka lindungi lebih mungkin menjadi sasaran Al Qaida daripada kekuatan Barat yang mereka klaim akan mereka lawan".
Studi tersebut menemukan bukti bahwa para korban kebanyakan berasal dari negeri-negeri Muslim, terutama Irak, Aljazair dan Pakistan.
"Hanya 15 persen dari kerugian yang dihasilkan dari serangan-serangan Al Qaida pada tahun 2004 hingga 2008 adalah warga Barat".
Presentase korban Muslim meningkat tajam dalam dua tahun terakhir menjadi 98 persen, dan hanya 2 persen yang berasal dari Barat, menurut laporan penelitian tersebut.
"Pada periode ini, seseorang yang bukan berasal dari Barat asli adalah lebih banyak mati 54 kali dalam serangan-serangan Al Qaida daripada orang Barat asli".
Para analis telah sering mengatakan bahwa Muslim adalah "korban utama" dari terorisme tersebut, namun pernyataan ini belum pernah diberikan dan didukung data yang nyata.
Temuan peneliti Amerika ini membantah klaim yang dibuat pada tahun 2007 oleh orang Al Qaida nomor dua, Ayman al Zawahiri. Penelitian ini untuk menanggapi pernyataan Zawahiri yang diposting di forum online bahwa Al Qaida tidak membunuh Muslim yang tidak bersalah.
Penelitian tersebut juga menyatakan bahwa Al Qaida kehilangan simpati di negeri-negeri Muslim karena dianggap tidak berhubungan dengan Islam dan melakukan pembunuhan sipil tanpa pandang bulu.
Banyak ulama, bahkan beberapa tercatat sebagai ulama konservatif mempertanyakan penggunaan kekerasan dan sasaran orang-orang tak berdosa.
Studi tersebut juga menyebutkan bahwa salah satu ulama yang direkomendasikan Al Qaida sendiri yaitu Abu Muhammad al-Maqdisi bahkan mengecam Al Qaida yang membunuh tanpa pandang bulu.
"Sheikh Hamed bin Abdullah al-Ali, mantan Sekretaris Jenderal Gerakan Salafi Kuwait, menasihati para pejuang jihad untuk mengenali kesucian darah Muslim."
Sebuah studi yang dilakukan oleh Pew Research Center Attitude Project menemukan bukti bahwa kepercayaan masyarakat Muslim terhadap Al Qaida dan Usamah bin Ladin telah memudar.
"Banyak korban Al-Qaeda dan afiliasinya adalah Muslim, dan orang-orang di dunia Muslim tahu itu," kata seorang pejabat kontraterorisme AS kepada The Washington Times.
"Hal ini menjelaskan mengapa banyak umat Islam menyesalkan Al Qaida dan mengapa Anda melihat lebih banyak suara muslim hari ini mengungkapkan penentangan yang kuat terhadap Al-Qaeda dan ideologi yang mendukungnya."
Laporan diatas dikeluarkan oleh musuh Al Qaida, tentu saja hal-hal yang dianggap merugikan Al Qaida yang akan mereka angkat dan di blow-up di media-media sekutu mereka.
[voa-islam/iol]