Amman (voa-islam.com): Yordania, yang menjadi salah satu sekutu dekat Amerika di dunia Arab mendapat tekanan keras dari kelompok Islam di negeri tersebut agar segera mengakhiri kerjasama dengan pasukan Amerika di Afghanistan.
Dua pekan setelah serangan warga Yordania yang meledakkan diri di basis CIA di Khost, Afghanistan, Ikhwanul Muslimin dan beberapa kelompok oposisi meminta pemerintah Yordania memutuskan keberpihakannya yang pro-Amerika. Dalam statemennya mereka menyatakan "Ini Bukan cara Kita". "Kami menginginkan kebijakan ini berhenti dan apa yang dinamakan kerjasama keamanan dengan Zionis atau agen intelejen Amerika segera di stop, dan segera menarik mundur tentara Yordan dari Afghanistan".
"Balawi bukanlah kasus yang pertama, dan dia bukan pula yang terakhir", tutup Zaki Saad.
Keterlibatan Yordania di Afghanistan menjadi perdebatan utama di negeri tersebut setelah serangan bom yang dilakukan Humam Abu Mulal al-Balawi, seorang dokter asal Yordan keturunan Palestina, ia meledakkan bom yang dipasang di badannya di markas CIA pada 30 Desember lalu yang menewaskan tujuh agen CIA Amerika dan seorang intel asal Yordan yang menjadi "pengamat". Pemerintah Amerika menyatakan bahwa Balawi adalah agen ganda yang dibawa ke markas tersebut karena Amerika berharap ia dapat memberikan informasi penting yang bisa membawa ke petinggi Al Qaida.
Beberapa warga Yordan bahkan menyatakan dukungannya atas aksi Balawi ini didalam sebuah situs Islam Yordan yang sudah sangat populer di kalahan bloger jihadi.
Setelah kematiannya, seorang anggota sebuah forum Islam yang memakai nick "I Am the Muslim" memposting sebuah wawancara lama dengan Balawi, dalam wawancara tersebut Balawi menggunakan nama pena Abu Dujana al-Khorasani.
Namun ditengah tekanan dari pihak oposisi, pemerintah Yordania tetap bertahan pada keterlibatannya di perang Afghanistan. Di Washington hari Jum'at, menteri luar negeri Yordan Nasser Judeh mengatakan "Kami sedang membicarakan mengenai akar masalah, menemukan akar perencanaan dan persekongkolan para teroris, dan berusaha menghentikan mereka di sana (Afghanistan_red) dan setelahnya". Jadi intinya, Yordania tetap pada kebijakannya untuk mendukung perang Amerika di Afghanistan.
Namun, Zaki Saad, mantan direktur Front Aksi Islam yang merupakan sayap politiknya Ikhwanul Muslimin di Yordania mengatakan, bahwa saat ini terdapat banyak sekali kemarahan yang ditujukan kepada kebijakan pemerintah mengenai perang Afghansitan dan tindakan pemerintah yang memarjinalkan gerakan-gerakan Islam di Yordania seperti yang dialami Ikhwanul Muslimin Yordania.
"Balawi bukanlah kasus yang pertama, dan dia bukan pula yang terakhir", tutup Zaki Saad.
[voa-islam/wp]