Voa-Islam.com - Operasi terakhir melawan Amerika Serikat terutama operasi jihadi yang dilakukan seorang warga Jordania Hammam Khalil Al Balwi berhasil menyembunyikan identitas asli sampai melaksanakan operasi Khost.
Hammam Khalil Al Balwi lahir di Kuwait tahun 1977, berasal dari keluarga yang taat beragama, yang kakek buyutnya berasal dari provinsi Sumur As Sabu', ayahnya seorang penasihat pendidikan yang bekerja di Kuwait, dia kembali ke Jordania bersama keluarganya setelah meletus perang Teluk tahun 1991.
Menyelesaikan SMA dengan nilai cemerlang, lalu dia belajar kedokteran di Turki dengan beasiswa dari pemerintah Jordania, lalu menikah dengan seorang gadis turki, yang bekerja dalam bidang jurnalistik dan penterjemahan, memiliki dua orang putri, kemudian kembali ke Amman Jordania dan bekerja sebagai dokter di beberapa rumah sakit, terakhir pada perwakilan UNWRA bagi para pengungsi Palestina.
Al Balwi ditangkap pada awal penyerangan Israel ke kota Gazza, setelah pihak keamanan berhasil mengungkap aktifitasnya di dunia maya dalam perkumpulan Salafiyah, dan dia ditahan selama 2 minggu, keluar dari penjara, setelah beberapa minggu dia pergi ke Pakistan, setelah memberitahukan keluarganya bahwa dia pergi ke Turki untuk melanjutkan studi kedokterannya.
Al Balwi yang meledakkan diri di basis militer Khost di Afghanistan dan menewaskan 7 orang Anggota CIA dan Seorang anggota intelijen Yordania, mempunyai nama lain, yaitu Abu Dujanah Al Khurasani
Para pengamat menilai bahwa identitas dunia maya yang dipakai Al Balwi memudahkannya untuk menyembunyikan identitas sebenarnya sampai melaksanakan operasi Khost.
Al Balwi yang meledakkan diri di basis militer Khost di Afghanistan dan menewaskan 7 orang Anggota CIA dan Seorang anggota intelijen Yordania, mempunyai nama lain, yaitu Abu Dujanah Al Khurasani, akan tetapi nama ini merupakan identitas dunia maya.
Nampaknya Al Balwi merupakan identitas yang tidak jelas dibandingkan dengan Abu Dujanah Al Khurasani, yang telah lama dikenal karena makalah-makalahnya dalam blog-blog yang simpati kepada Al Qaidah.
Nampaknya Al Balwi merupakan identitas yang tidak jelas dibandingkan dengan Abu Dujanah Al Khurasani, yang telah lama dikenal karena makalah-makalahnya dalam blog-blog yang simpati kepada Al Qaidah
Para pengamat menguatkan bahwa kemungkinan besar bahwa Al Balwi belum dikenal oleh kelompok-kelompok ekstrim, bahwa dia melakukan perekrutannya melalui internet, tepatnya blog-blog Jihadi.
Dia memulai aktifitasnya di internet pada tahun 2007, muncul sebagai pemantau setia bagi aktifitas Al Qaidah di Irak dan Afghanistan.
Ketika itu Al Balwi sangat terkesan dengan pribadi Usamah din Ladin, hal tersebut nampak sekali dalam makalah-makalahnya yang tersebar luas yang dikenal dengan " dalam diri mereka ada Usamah kecil "
Para pengamat mengatakan bahwa dia dalam makalahnya " mengapa mereka membenci Abu Umar Al Baghdadi " nampak lebih nyata cerminan pribadi Abu Dujanah dan pengaruhnya secara tidak langsung dengan kepribadian Sayyid Qutub.
Yang mengejutkan yang bisa didapatkan ketika menelusuri arsip Abu Dujanah didunia maya tersimpan dalam makalah yang ditulisnya kira-kira 3 bulan sebelum operasi peledakan, dengan judul " kapan kalimatku menyerap darahku ?"
Al Balwi berkata dalam makalahnya itu " ... perasaanku akan pudar jika tidak aku persembahkan kematianku, perkataan akan melawanku jika aku tidak mempersembahkan bukti akan bersihnya diriku dari kemunafikan "
Nampaknya Al Balwi memberikan bukti yang dikehendaki dalam peledakan dirinya dengan para perwira intelijen amerika di Khost di Afghanistan yang menewasakan 7 orang dari mereka. (aburoidah/aby)