Washington (Voa-Islam.com) - Tiga puluh enam warga Amerika diperkirakan mendapatkan pelatihan bersama " Al Qaidah " di Yaman.
Sebuah pernyataan telah di keluarkan oleh sub komisi di Majlis Senat Amerika bahwa beberapa warga Amerika diperkirakan mendapatkan latihan di kamp-kamp militer Al Qaidah di Yaman, termasuk belasan orang yang telah memeluk Islam selama keberadaan mereka dipenjara, barangkali mereka menjadi ancaman berbahaya bagi Amerika.
Berdasarkan pernyataan yang disiapkan oleh komisi hubungan luar negeri di Majlis Senat bahwa dua kelompok warga Amerika di Yaman membuat resah para ahli pemberantasan terroris Amerika di wilayah Teluk.
Dan pernyataan tersebut siap untuk didiskusikan dalam sidang dengar pendapat berkaitan dengan Al Qaidah dan Yaman pada hari Rabu 20-1-2010.
Dikatakan dalam pernyataan tersebut bahwa sebagian besar keresahan berhubungan dengan kelompok yang terdiri dari sekitar 36 mantan kriminal Amerika yang telah memeluk Islam selama keberadaan mereka dalam penjara, dan telah sampai ke Yaman setahun lalu.
Ditambahkan dalam pernyataan tersebut bahwa sebagian anggota kelompok tersebut bersembunyi dan dikhuatirkan bahwa " mereka mendapat pemikiran ekstrim dalam penjara dan mereka berangkat ke Yaman untuk mendapatkan latihan militer".
Pernyataan tersebut keluar ditengah bertambahnya keresahan didalam wilayah Amerika sendiri dan tempat-tempat lain berkaitan dengan aktifitas Al Qaidah di Yaman yang menimbulkan ketidakstabilan di Yaman dengan ketakutan. Barangkali Al Qaidah memanfaatkan kekacauan untuk menguatkan kedudukannya dinegeri Arab yang menderita kefakiran tersebut, dan untuk merencanakan penyerangan atas target-target Amerika dan lainnya.
Sebelumnya para petinggi Amerika mengatakan bahwa pemuda Nigeria yang didakwa berusaha meledakkan pesawat penumpang Amerika dalam perjalanan ke Detroit pada tanggal 25 Desember 2009 pernah mendapatkan pelatihan militer melalui Al Qaidah di Yaman.
Berdasarkan pernyataan yang disiapkan oleh para assisten senator dari kubu demokrat John Carry yang mengepalai komisi tersebut, bahwa para diplomat dan petinggi keamanan Amerika mengatakan bahwa mereka sampai saat ini belum memiliki bukti-bukti yang menunjukkan siapapun warga Amerika yang mendapatkan pelatihan militer di Yaman.(alarabiya)